16. Meteor Showers

3.5K 202 15
                                    

Hallo, terimakasih ya sudah menunggu kelanjutan kisah Naomi dan Arjuna. Maaf sudah membuat menunggu.

• • • •

More Than Words - Extreme

Naomi melihat jam yang melingkar di tangan kirinya, kini tengah menunjukkan angka 08.30 malam. Dirinya baru pulang ke apartment Arjuna setelah tadi menemani Ken berlatih basket. Cowok itu menyuruhnya menunggu di bangku tribun dengan membawa handuk kecil dan botol air mineral.

Badan Naomi terasa lengket semua. Setelah mandi dan membersihkan diri, Naomi merasa lapar. Kaki jenjang Naomi kini berjalan menuju mini bar untuk menyantap masakan Arjuna. Ia tidak menemukan apapun disana, hanya bekas mangkuk dan cangkir yang kosong.

Dengan tergesa-gesa Naomi menghampiri Arjuna hendak mengomelinya karena tidak membuatkannya makanan. Sungguh tidak tahu malu, seorang Naomi. Namun, seakan emosinya meluap, setelah mendengar percakapan Arjuna dengan seseorang melalui sambungan telepon. Suara serak pria itu seperti menahan emosi yang kini tengah meluap-luap. Bahkan, setelah sambungan teleponnya tertutup, Arjuna terdengar beberapa kali mengumpat.

"Anjir, gue merinding," gumam Naomi seraya mengusap lengannya setelah mengintip.

Tidak mau menambah masalah, Naomi berbalik mendekati mini bar untuk membuat mie instan. Untung saja, Arjuna yang terkenal dengan gaya hidup sehatnya itu menyimpan beberapa bungkus mie instan.

🌵🌵🌵

Naomi memberanikan diri untuk mengetuk pintu kamar Arjuna, walaupun dengan tangan sedikit bergetar. Karena tidak kunjung mendapat respon, Naomi memutuskan untuk memasukinya. Ia agak kerepotan ketika membuka handle pintu karena ia membawa sebuah nampan.

Mata Naomi menemukan Arjuna yang tengah menghisap rokoknya di balkon menghadap pemandangan kota di malam hari. Semenjak kejadian Naomi yang akan meloncat dari balkon, Arjuna memutuskan untuk bertukar kamar dengan Naomi. Alhasil, kamar yang Arjuna tempati agak sempit dibanding kamar aslinya.

Uhuk uhuk.

Arjuna menoleh setelah mendengar suara dari Naomi. Ia menghampiri gadis itu setelah mematikan rokoknya.

"Siapa yang memberi izin kamu memasuki kamar saya?" tanya Arjuna yang menaikkan suaranya agak membentak.

Tidak ada jawaban. Gadis itu hanya memandangi wajah Arjuna yang terlihat kacau. Naomi cukup pintar untuk mengetahui kondisi Arjuna saat ini. Ia memilih untuk tidak menjawab perkataan Arjuna.

Arjuna menghela napas beratnya. Kedua manik matanya menelisik dalam kornea hitam Naomi. Mata gadis itu berkedip beberapa kali karena canggung diperhatikan seperti itu oleh Arjuna.

"Ngapain kamu kesini? Sana tidur, besok sekolah. Lagi pula kamu pasti capek karena baru pulang," deretan kalimat yang Arjuna lontarkan dengan nada yang lebih lembut daripada tadi.

"Aku belum ngantuk, jadi buatin Om ini," Naomi menyodorkan nampan lengkap dengan sebuah mug berisi cappuccino dan piring berisi dua buah toast.

Tangan Arjuna menerima nampan itu, kemudian mengambil mug dengan kepulan asap.

"Tumben," komentar Arjuna seraya menyesap isi didalam mug tersebut.

"Baik salah, bikin rusuh salah. Ribet banget sih Om," keluh Naomi, kemudian berlalu meninggalkan Arjuna yang masih meniup asap pada cappuccinonya.

Naomi merebahkan tubuhnya. Matanya menatap atap putih diatasnya. Lampu remang seakan mendukung untuk merenung.

Om Juna serem banget, anjir. Gila aja dong, tadi gue hampir kena semprot sama dia. Matanya ngeri. Ihh, gerutu Naomi dalam pikirannya.

It's YouTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang