20. Debat

1.8K 152 7
                                    

Hampir 30 menit, Naomi menunggu Ken yang tak kunjung tiba. Setelah candle light dinner di restoran mewah, Ken menyuruh Naomi untuk menunggu sebentar di pertigaan gang sepi yang hanya diterangi beberapa bohlam temaram dengan jarak lumayan jauh. Sebelum meninggalkan Naomi, Ken sempat menitipkan sebuah bungkusan kecil pada Naomi.

Beberapa kali Naomi menggosok lengannya untuk memberi kehangatan pada dirinya sendiri. Mata Naomi menatap setiap sudut jalan yang sepi. Ia membuka ponselnya untuk melihat jam, kemudian matanya membelalak setelah mengetahui bahwa sekarang sudah hampir tengah malam.

Naomi mendengar suara derap kaki walaupun pelan sekali. Penasaran, ia berjalan memasuki salah satu gang untuk memastikan. Namun belum sempat ia mengetahui, ia terlebih dahulu disergap.

Grab!

Naomi meronta sekuat tenaga untuk melepaskan diri dari seseorang yang menyergapnya.

"Sstt! Diam, Naomi! Ini saya Arjuna!" ucap orang itu dengan berbisik yang membuat rontaan Naomi berkurang.

Gadis itu terdiam, menipiskan matanya untuk memastikan orang tersebut benar-benar tetangganya. Sedetik kemudian, hela nafas keluar setelah Naomi melihat binar mata emerald. Benar, orang itu Arjuna.

"Ngapain Om disini?" tanya Naomi sambil berbisik juga.

"Sudah diam dulu, nanti saya jelaskan setelah semuanya aman,"

"Aman? Emang kita gak aman sekarang? Kenapa bisa gak aman? Ada ap—

"Diam!" bekap Arjuna.

Decihan sebal keluar dari mulut Naomi.

Tak berlangsung lama, perhatian Naomi teralihkan oleh beberapa polisi yang tiba-tiba datang. Dengan sigap, Arjuna berbalik menghadap Naomi untuk menyembunyikan tubuh kecil itu dibalik tubuhnya yang berbalut mantel warna hitam. Bak bunglon, kini Arjuna seolah tengah berkamuflase.

Dalam dekapan Arjuna seperti ini, Naomi dapat merasakan dengan jelas hangat serta wangi maskulin seorang Arjuna. Seperti biasa, Arjuna selalu wangi dan nyaman. Secara tidak sadar, tangan Naomi melingkar memeluk tubuh pria dewasa didepannya dengan memejamkan mata, meresapi aroma menenangkan seorang Arjuna.

Arjuna yang sedari tadi memastikan keadaan, merasa sedikit terusik dengan gerakan Naomi yang tiba-tiba memeluknya. Hingga keadaan sudah aman karena polisi sudah meninggalkan tempat itu. Arjuna menyadarkan Naomi dengan menarik tangan gadis itu untuk menuju mobil, walaupun sebenarnya ia nyaman dengan posisi tadi.

Naomi yang kaget dengan gerakan Arjuna hanya terdiam dan mengikuti langkah Arjuna. Ia merutuki dirinya karena tindakan diluar kontrol tadi. Beruntung Arjuna tidak menyadari pipinya yang memerah mendidih.

"Pakai!" Arjuna melempar mantelnya ketika mereka telah tiba di mobil.

Tanpa pikir panjang, Naomi memakai mantel yang diberi— dilemparkan Arjuna.

🌵🌵🌵

Keadaan hening menyelimuti Audi R8 yang tengah melaju di jalan itu. Hingga Naomi tak dapat menahan mulutnya untuk bertanya.

"Om?"

Arjuna hanya melirik sebentar.

"Kenapa sih, Om? Ayo, sekarang jelasin apa yang sebenarnya terjadi,"

Tak ada sahutan dari Arjuna, membuat Naomi berang.

"Om! Marah? Kok malah Om yang marah?! Harusnya aku dong, tiba-tiba Om bekap aku, bilang kalau udah aman bakal dijelasin, terus ngajak aku pergi ninggalin Ken,"

"Ck! Kamu, masih saja naif," respon pria itu bersamaan dengan mobil yang sudah berhenti di depan rumah Naomi.

"Om, kenapa sih?!" bentak Naomi tak tahan dengan sikap aneh Arjuna.

It's YouTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang