12. Let me

3.7K 214 9
                                    


Mata Naomi mengerjap beberapa kali untuk menyesuaikan sinar matahari yang masuk melalui celah tirai jendela yang tidak tertutup sempurna. Dengan mata masih mengatup, Naomi menggeliat untuk merenggangkan ototnya. Ketika tangannya membentang, telapak tangannya menyentuh sesuatu. Tangan Naomi mulai meraba seuatu itu dengan keadaan setengah sadar. Sedetik kemudian, matanya melebar lalu menoleh sebelah.

"Aaaaaaaa!!!!" teriak Naomi setelah menyadari bahwa ia tidak tidur sendiri semalam. Matanya menangkap pria bermata emerald itu tertidur dengan rambut keritingnya yang tergerai.

"Om! Ngapain tidur disini?!" teriak Naomi seraya menggoncang tubuh Arjuna yang masih terlelap.

"Eungghhh," lenguh Arjuna seraya mengucek matanya, "Apasih, pagi-pagi udah teriak-teriak? Ini di apartment, bukan di hutan, Naomi."

Naomi membola seraya menatap nyalang pria yang kelewat santai itu. Hei! Bahkan mereka kini berada diatas ranjang yang sama. Apalagi status mereka hanya sebatas sepasang kekasih palsu.

"Bener-bener, ya!"

Naomi mengambil bantal dibelakangnya, kemudian menindih wajah Arjuna menggunakan bantal. Gadis itu benar-benar kesal sekarang. Sebenarnya, ia malu mendapati Arjuna tidur disebelahnya, tapi melihat respon Arjuna seperti tadi, membuat Naomi ingin mencekik leher sulung Radeva.

Setelah beberapa detik, Naomi mengangkat bantal yang digunakan untuk membekap wajah manis Arjuna. Naomi berharap, ia akan mendapati Arjuna pingsan setelah ia bekap. Bukannya pingsan, Arjuna justru menampilkan wajah dengan senyuman centilnya.

"Nanti saya bawa kamu ke Ragunan deh, main sepuasnya sama macan atau singa. Sepertinya, kota bukan habitat kamu," ejek Arjuna.

Tangan Naomi telah melayang hendak mengacak wajah Arjuna kembali. Namun, belum sempat ia lakukan, kedua tangannya telah terlebih dahulu ditangkup oleh Arjuna. Pria keriting itu kemudian menjepit dengan kedua tangan Naomi diantara kedua kakinya.

"Masalah ya, kalau tidur bareng pacar sendiri? Bukan kah, hal ini sangat wajar di jaman sekarang?" ledek Arjuna semakin gencar. Ia menyukai gadis bengak itu merona.

"TAPI KITA CUMA PURA-PURA!!!" sungut Naomi.

"Oh, jadi kamu mau saya seriusin?"

"Arghhh!!!" raung Naomi semakin keras seraya memberontak agar tangannya bisa lepas dari Arjuna.

Pria bermata emerald itu suka melihat rona di kedua pipi Naomi, Arjuna tertawa melihat kelakuan Naomi. Demi apapun, ini lebih baik dari pada pemandangan gadis dengan tatapan kosong dan kesedihan semalam. Syukurlah, gadis tengilnya telah kembali.

"Sudahlah Naomi, kasihan tenggorokan kamu. Pagi-pagi udah dibuat teriak. Lebih baik kamu mandi," tutur Arjuna seraya melepaskan kedua tangan Naomi.

Arjuan bangkit dari kasur untuk keluar dari kamar. Namun, sebelum benar-benar melangkah keluar kamar, Arjuna menyeletuk, "Kamu semalam kesini tidak bawa baju ganti. Kamu pakai kaus Anin aja dulu."

"Yaudah cepet ambilin!"

"Kamu mandi dulu aja, nanti saya antar. Atau sekalian saya antar ke kamar mandi," tukas Arjuna ringan.

Bugh!

Sebuah bantal mendarat mengenai wajah manis Arjuna.

"Dasar Om-Om mesum! Pedofil! Gak waras!" cerca Naomi setelah melempar bantal pada Arjuna.

🌵🌵🌵


Naomi dan Arjuna kini duduk pada mini bar apartment Arjuna. Mereka menikmati telur sosis buatan Arjuna. Untung saja hari ini weekend, jadi Naomi tidak menambah kasus bolosnya.

It's YouTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang