13. Masalah Lagi

3.6K 208 9
                                    

Naomi, Deon, Zeno serta Anin kini tengah berkumpul di kantin seraya menunggu bel masuk. Gibah dan canda pun tak terlewat, sehingga menjadikan kantin sudah ramai pagi-pagi. Kali ini, ada yang sedikit berbeda dari Deon. Bukannya ikut bercanda, cowok itu justru tengah menopang dagunya dengan sebelah tangannya.

"Lo kenapa sih, Yon? Keliatan lemes gitu, lo kurang tidur?" tanya Anin.

"Biasa, Nin. Abis ngepet, jadi nggak sempet tidur," jawab Naomi ngelantur.

Tidak terima dengan jawaban Naomi yang seenaknya, Deon mengusap wajah Naomi, "Enak aja! Kalau tugas Sosiologi seabrek, gue gak bakalan nyekip tidur gue! Mana tugas harus dikumpulkan jam pertama."

Mendengar celetukan Deon, Naomi membulatkan mata seketika. Ia baru ingat bahwa ada tugas, dan bukunya ia tinggal di rumah. Saat ini Naomi masih tinggal di apartment Arjuna. Untuk mengambil seragamnya saja, Naomi rela mengendap-endap memasuki rumahnya seperti maling.

Aduh! Pake acara lupa ambil buku segala, bakalan ribet nih, rutuk Naomi dalam hati.

"Kenape lo? Belom ngerjain tugas?" tanya Zeno.

Naomi hanya meringis sebagai jawaban.

"Ahahaha, mampus lo! Nambah lagi deh poin di Bu Vina. Siap-siap tugas tambahan sebanyak dua kali lipat, sist," ejek Deon.

"Yaudah, kalau gitu gue mau bolos aja!" putus Naomi seraya menenteng tas.

"Jangan! Lo nggak lupa, kan, kalau orang tua kita abis dapet surat dari sekolah? Lo mau dapet SP terakhir?" tahan Zeno.

"Terus gimana dong?!" teriak Naomi frustasi.

Ia tidak mungkin meminta Zeno mengantarkannya ke apartment Arjuna. Naomi tidak ingin ketiga temannya tahu kalau, ia tidak tinggal di rumahnya.

"Kelas IPS 1, ada mapel Sosiologi jam ke 4. Coba lo cari tau, deh," saran Anin.

Mata Naomi berbinar setelah Anin memberi saran. Masih ada harapan untuk tidak di hukum.

Gadis bermata hitam legam itu tanpa pikir panjang, mengikuti saran dari Anin, "Oke! Gue ke sana sekarang. Makasih Anin," ucapnya mengecup singkat kepala Anin, membuat kedua cowok bergidik ngeri.

🌵🌵🌵

Dengan langkah cepat, Naomu menghampiri seorang cowok berbadan tegap dengan tinggi menjulang. Tangan Naomi menarik tas bagian belakang cowok itu, sehingga membuat langkahnya terhenti.

"Heh! Lo anak IPS 1, kan?" tanya Naomi.

Tentu saja bukan tanpa alasan Naomi menebak bahwa cowok itu anak kelas IPS 1. Itu karena, cowok itu mengenakan seragam olahraga, dan pelajaran olahraga jam pertama hari ini adalah kelas IPS 1. Jadi mudah bagi Naomi untuk mengetahuinya.

"Iya, kenapa?"

"Gue pinjem buku tugas Sosiologi, dong. Lupa gak ngerjain tugas, nih," ucap Naomi tanpa basa-basi.

Cowok itu hanya mengangkat sebelah alisnya.

"Pinjemin, dong. Please...."

Anjir turun dah harga diri gue, batin Naomi.

"Oke, gue pinjemin. Asal, lo traktir gue mi ayam di kantin selama seminggu, gimana?" tawar cowok itu.

"Deal!" putus Naomi cepat, sekarang baginya yabg terpenting adalah selamat dari pertambahan poin karena kesalahan yang ia buat.

Cowok itu mengangguk, kemudian mengambil sebuah buku didalam tasnya, "Nih," seraya menyodorkan barang yang dipinta gadis itu.

"Thanks," ucap Naomi seraya menepuk pelan pundak tegap cowok itu.

🌵🌵🌵

Naomi tersenyum puas ketika Bu Vina daritadi hanya menjelaskan materi didepan. Mungkin guru itu lupa kalau telah memberi tugas yang berjibun. Berbeda dengan Naomi, Deon justru mengumpat pelan karena merasa percuma ia telah begadang semalam karena mengerjakan tugas.

"Sabar, sabar, ssttt" ujar Naomi seraya mengusap rambut Deon.

"Bahagia lo?"

Deon menepis kasar tangan Naomi.

"Oke, sekarang keluarkan tugas kalian. Ibu cek satu-satu," ujar Bu Vina yang spontan membuat mata Naomi melebar.

"Good luck, dear," bisik Deon kemudian meringis karena Naomi menggeplak kepalanya.

Berkali-kali Naomi mengigiti kukunya, cemas. Ia tidak ingin membuat kecewa Belinda, ia ingin Belinda bangga dengannya. Seakan mengerti kecemasan Naomi, Deon memberi air mineralnya pada Naomi untuk meredakan kecemasan gadis itu.

Langkah guru perempuan itu mendekati bangku Naomi dan Deon. Bu Vina terlebih dahulu memeriksa tugas Deon. Ketika ia memeriksa tugas Naomi, kedua alisnya berkerut.

"Tumben, tulisan kamu rapi," komentar Bu Vina yang masih setia memeriksa tugas Naomi.

Naomi terdiam.

Karena terlampau curiga dan penasaran, Bu Vina membalik buku tugas itu. Sedetik kemudian, tangan Bu Vina mengelus lembut rambut Naomi.

"Kamu udah ganti nama jadi Kenandra Julian, ya? Atau, pacar kamu?" tanya Bu Vina.

Naomi menggaruk tengkuknya yang tidak gatal itu, "ehmm-eh anu, Bu—sa, saya—

"Saya apa? Naomi, Naomi, saya hargai usaha kamu meminjam buku anak kelas lain untuk mengelabui saya. Tapi kesalahan tetap kesalahan! Nanti temui saya di ruang guru sesudah bel pulang sekolah," ucap Bu Vina, "pastikan langkahmu tidak salah tempat."

Kepala Naomi hanya mengangguk lemah mendengar ucapan sinis Bu Vina. Mau gimana lagi? Lari pun, tidak akan menyelesaikan masalah.

🌵🌵🌵

Nb : Naomi dan Deon satu kelas di kelas 12 IPS 4, lalu Zeno dan Anin juga sekelas tapi mereka kelas IPA.

Terimakasih sudah membaca :)

It's YouTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang