0.34

2.8K 100 9
                                    

~thanks you and see you again~

Happy reading✨
VOMENT!

Hari sudah semakin sore Salwa dan Nevan belum juga pulang setelah dari Taman mereka menyempatkan diri untuk makan di sebuah Warung yang terkenal dengan nasi goreng nya.

Dalam perjalanan Nevan membawa Salwa ke sebuah perusahaan dan memasuki nya mereka berdua menuju rooftop perusahaan tersebut.

"kak ini perusahaan siapa? "tanya Salwa.

"ini perusahaan lama papa kandung ku sebelum meninggal dan ini satu-satunya peninggalan papa buat ku yang dijalan kan oleh om Pradipta"jelas Nevan kembali mengungkit masa lalu kelam nya.

"maaf kak udah buat kakak sedih"ucap Salwa mengerti akan raut sedih Nevan.

"udah gpp kok"santai Nevan kembali tersenyum.

"kak ngapain kita kesini? "tanya Salwa yang masih bingung dengan tujuan Nevan.

"lihat indah kan sunset nya"ucap Nevan sambil menunjuk matahari yang akan tenggelam.

"indah banget kak tapi sayang itu cuma sesaat"balas Salwa sendu.

"karna keindahan sesaat itu yang bisa bikin bahagian kita juga sesaat"sambung Nevan.

"Oh ya kak Salwa mau foto bareng kakak biar punya kenangan gituh"ucap Salwa sambil terkekeh.

Salwa kemudian mengeluarkan hp dengan case biru lalu menghadapkan kamera ke arah dirinya dan juga Nevan.

"cishhhh"ucap Salwa.

Cekrek.....

Hampir lima kali mereka berdua mengambil foto selfie.

"bagus banget sih fotonya"senang Salwa karna hasil jepretan nya seperti yang ia harapkan.

Salwa benar-benar bahagia tanpa sepengetahuan Salwa hidung Nevan mengeluarkan darah atau mimisan.

Nevan berusaha tenang dan perlahan-lahan menghapus darah yang keluar dari hidung nya rasa nyeri juga mulai menyerang bagian tubuh nya.

Melihat Nevan yang tak kunjung berbicara pada nya Salwa khawatir dengan keadaan Nevan saat ia ingin bertanya keadaan Nevan tiba-tiba Nevan tumbang dengan kepala yang berada di pangkuan Salwa bahkan darah yang keluar dari hidung Nevan pun mengenai rok abu-abu Salwa.

Salwa takut, sedih, hancur ia sangat takut Nevan meninggalkan nya.

"kak Nevan..... "teriak Salwa sambil menepuk-nepuk pipi Nevan.

"bangun kak Salwa disini butuh kakak"detik selanjut nya tangis Salwa pecah ia menangis sejadi-jadi nya.

Salwa langsung mengambil hp nya dan menelpon Papa dan Abang nya serta ambulance.

Saat ini Salwa berlarian di lorong rumah sakit sambil membawa Nevan yang berada di atas brangkar rumah sakit.

"kak yang kuat ya Salwa disini"ucap terakhir Salwa setelah nya Nevan di bawa masuk ke ruang ICU.

Salwa sedang menunggu Papa dan Abang nya ia juga tak lupa menunggu Vino setelah sempat menelepon nya.

Salwa mondar-mandir ditemani suara isakan tangis nya yang tidak berhenti sesekali ia merapalkan doa untuk keselamatan Nevan.

Berselang lima menit Papa dan Abang nya datang dengan rasa khawatir sedangkan Salwa langsung memeluk papa nya.

"Pa Salwa takut kak Nevan pergi"ucap Salwa lirih sesekali terisak.

PRISMATIKA✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang