Anak Ajaib (chapter yang boleh di lewat)

30 7 0
                                    

***
Tanpa keberadaan guru di dalam kelas, sekolah benar-benar terasa seperti rumah ke-dua. Macam-macam aktivitas boleh berlangsung di sana. Sampai riuhnya pun mungkin sayup-sayup bisa terdengar dari luar.

Laki-laki dan perempuan terbagi menjadi beberapa kubu. Saat hampir semua laki-laki ribut dengan permainan yang ada pada gawainya, para perempuan seolah tidak mau kalah berisik. Mereka bahkan saling bersahutan.

Sudah bukan rahasia lagi bahwa Kaum Hawa memang didominasi oleh pribadi yang senang bicara dan tak pernah kehabisan topik. Diskusi yang berlangsung diantara mereka nampak seru sekali kali ini.

Kubu di dekat meja guru heboh membicarakan drama korea terbaru yang menjadikan salah satu dari bias mereka sebagai pemeran utamanya. Satu persatu keunggulan Sang Bias mulai mereka sebutkan dengan intonasi dan ekspresi seolah mereka adalah margarin yang dipanaskan.
Kemudian keributan lain dimulai saat salah seorang dari mereka tiba-tiba mengutarakan kengerian tentang bagaimana scene-scene romantis yang akan dilakoni Sang Bias nanti. Sedetik setelahnya, latar suasana diskusi mereka mendadak tegang, mencekam, dan menyedihkan karena kecemburuan yang berapi-api.

Kubu lainnya lebih memilih untuk saling berbagi berita terhangat yang terjadi di lingkungan sekolah. Dan tentu saja, Kafie-Arum selalu menjadi icon yang paling menarik untuk diperbincangkan. Terlebih sekarang, kehadiran Muizz dan Laras di tengah-tengah mereka seolah menjadi bumbu baru yang membuat hidangan itu semakin lezat disantap.

Biasanya mereka perlu berbisik-bisik saat mengangkat dua sejoli itu sebagai Tema Cerita. Sebab pemeran wanitanya ada di dalam kelas. --Meskipun sebenarnya Arum tetap dapat mendengar apa yang mereka bicarakan, namun Ia lebih memilih untuk mengabaikannya.-- Ketidak-bedaraan Arum kali ini membuat mereka berbicara dengan lebih leluasa.

Gadis manis asal Bandung itu juga biasanya tergabung pada salah satu kubu yang ada di kelas dan terlibat percakapan seru dengan mereka. Bahkan Ia selalu menjadi yang paling antusias untuk berbagi banyak hal dengan sohibnya. Siapa lagi kalau bukan Fitri, Nanda, dan Sity. Namun kali ini Ia lebih memilih untuk memisahkan diri agar dapat belajar Bahasa Inggris dengan Muizz mengingat nilai ulangan hariannya minggu lalu tidak begitu memuaskan. Dan jelas, gadis itu menerapkan sistem sambil menyelam, minum air.

Sayang, Sang Guru Privat belum juga kembali setelah lebih dari setengah jam lalu pamit untuk pergi ke toilet. Tayangan-tayangan yang diberikan pria itu menimbulkan banyak pertanyaan di kepalanya.
Kepalanya mulai agak pusing sekarang.

"Sshh.. Naha naon waé di cai téh atuh ni lami," ["Ngapain aja sih di air kok lama banget,"] Sinta mulai menggerutu. Telunjuknya menyentuh layar gawai untuk beralih ke video selanjutnya. Namun tiba-tiba muncul notifikasi baterai lemah. Moodnya semakin memburuk.

Dengan kesal Ia melepaskan earphone kemudian berdiri dan melangkahkan kaki menuju sudut di mana para laki-laki sedang berkumpul.

"PUNTEN!" Suara Sinta yang lengkap dengan gebrakan mejanya sontak membuat mereka terperanjat kaget. Bahkan Fadli hampir tak sengaja menjatuhkan ponselnya.

"EH BUSET INI ANAK AJAIB. KALAU HAPE GUE YANG MAHAL INI RUSAK MAU GANTI LO?!" Fadli menatap Sinta tak suka. Sinta yang terkejut dengan respon Fadli refleks mundur selangkah dan sedikit menunduk. Diucapkannya permintaan maaf yang hampir tidak terdengar.

"Ehh biasa aja dong. Jangan ngegas gitu sama cewek. Lagian iPhone lo aman-aman aja kan," Hasan menimpali. Merasa tidak enak melihat Sinta yang nampak shock karena Fadli.

"Huh. Iye dah iye. Maafin cogan ini ye, Sin, Cos, Tan." Fadli memasang wajah imutnya.

"Emang ga pernah beres ni kaleng wafer," Hasan mencibir sinis.

WarmthTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang