↪22↩

5.5K 439 11
                                    

Aku menatap Jordan yang kini tengah bermain dengan pianonya. Ia sangat tampan sekali, apalagi jika ia dibalut jas, membayangkan itu membuatku tidak sadar jika pria yang tengah kubayangkan telah menatapku sedari tadi.

"Memikirkan sesuatu?" goda Jordan yang pastinya sudah tahu isi pikiranku.

"Kau mengetahuinya?!"

"Sedikit mengintip," kekehnya dan mengambil tempat di sampingku.

"Sial."

Jordan menggeleng. "Aku tidak suka kau berkata kasar," tolaknya.

Aku mengedikkan bahuku, seolah tidak mendengar dan tidak medulikannya.

"Kapan kita akan pulang? Kita sudah tiga hari pergi, bagaimana jika Jared tahu aku berbohong?"

Aku menatap Jordan menunggu jawaban darinya yang dibalasnya mengedikkan bahu dan tidak peduli. Oh, ia sedang meniru aksiku tadi.

"Ayolah, Jordan!" erangku.

"Untuk apa aku menjawab pertanyaanmu?" balasnya dan kembali mengedikkan bahu.

Sangat kekanakkan.

Aku memutar kedua bola mataku. "Baiklah, aku mengalah. Aku tidak akan berkata kasar lagi," janjiku.

Jordan mendelik tak percaya. "Kau yakin?"

"Menurutmu?"

Jordan mengangguk dan tersenyum. "Baiklah, kau sudah berjanji, kan."

"Jadi?" tanyaku.

"Kita akan kembali besok, hari ini kita akan lakukan penglihatan."

"Penglihatan? Apa itu?"

Jordan bangkit dari duduknya dan menarik tanganku untuk berdiri. "Ayo, jika kau ingin tahu."

Jordan mengamit tanganku dan membawaku ke halaman belakang. Marilyn dan Lauren sedang minum sesuatu yang kelihatannya sering dilakukan oleh para bangsawan jaman dulu.

"Mika, Jordan, ayo bergabung bersama kami," ajak Marilyn.

Aku mengambil duduk di samping Lauren, sedangkan Jordan disamping Marilyn. Lauren menuangkan minuman ke gelas yang kosong dan memberikannya padaku.

Aku tertegun.

Minuman ini darah?

Mereka meminum darah?

"Terkejut, Mika?" tanya Marilyn dengan ekspresi santainya.

"Aku rasa, aku tidak bisa meminumnya," tolakku dan sedikit menggeserkan gelas itu menjauh dariku.

Marilyn tertawa. "Kau akan menyukainya, percayalah."

Aku menatap Jordan dan ia membalas tatapanku. Ia menggeleng, dan aku tidak akan meminum darah itu.

"Mika belum memilih, ia mau menjadi vampir seutuhnya atau kembali menjadi manusia."

"Benarkah, Mika?" Lauren menatapku serius.

Aku mengangguk lemah. "Aku belum memikirkannya, aku takut menyesal."

Marilyn menggenggam tanganku. "Kau masih punya banyak waktu untuk memikirkannya, sayang."

Aku membalasnya dengan senyuman.

"Lauren, aku ingin kau melakukan penglihatan pada Mika. Aku takut kondisinya sekarang bisa membawanya ke dalam masalah." Jordan menatapku saat menyelesaikan perkataannya.

Aku menatap Lauren yang kini melihatku. Ia mengambil tanganku dan melihat telapak tanganku. Sesekali ia mengambil napas dan menutup matanya. Aku tidak tahu apa yang sedang ia lakukan.

My Stalker Vampire (completed)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang