🔴🔵🔴
"Dimana Lauren?" tanyaku.
Jordan menunjuk ruangan spesial yang aku dan Harry dekor bersama dua hari yang lalu.
"Kau memasukkannya kesana?"
"Iya, dengan begitu rencana kita bisa dimulai," ujarnya.
Aku mengangguk, lalu mendekat padanya. Merentangkan tanganku dan langsung memeluknya yang tentunya dibalas oleh Jordan. Aku mencium aroma tubuhnya dalam-dalam, merasa kurang padahal tiap hari menghirupnya.
"Akh, aku merasa jahat karena menjadi selingkuhan suami orang," kataku dengan cemberut.
Jordan tertawa. "Kau memang wanita jahat, Mika."
Aku langsung mendongkak untuk memberinya ekspresi kesalku yang malah membuatnya mencubit hidungku.
"Menggemaskan," ujarnya yang membuatku tersipu.
"Apa yang harus kita lakukan sekarang? memanggil Drake?" tanyaku, masih dalam pelukannya.
Jordan mengedikkan bahunya. "Entahlah, aku lupa dengan rencana kita," sahut Jordan ringan.
Aku mencubit perutnya kecil, merasa gemas dengan sikapnya yang biasa-biasa saja, padahal kemarin dapat kulihat betapa terpukulnya dia.
"Aww!" ringis Jordan.
"Hei, kalian berdua. Berhentilah membuat dunia ini seolah-olah milik kalian berdua dan bantu aku sekarang," omel Harry yang entah darimana tiba-tiba saja berada dibelakang kami.
Aku melepaskan pelukanku dari Jordan dan memberikan senyuman lebarku pada Harry. Meskipun begitu, ia tetap menunjukkan wajah kesal.
"Jadi bagaimana?" tanyaku saat kami telah berada diruang Harry yang mana penuh dengan peralatannya.
"Aku akan menelpon Drake, kemungkinan ia akan datang kesini 70% dan waktu yang ia butuhkan untuk sampai disini kira-kira 3 menit. Jadi kita harus bergerak cepat, aku tidak mau kita kalah dalam permainan kita sendiri," Jelas Harry.
Aku dan Jordan mengangguk kompak.
"Jordan, kau akan berada didalam ruangan itu bersama Lauren, tentunga juga dalam keadaan terikat silver palsu, berbeda dengan Lauren yang aku kurung dalam kurungan logam silver. Sehingga kau ataupun Drake tidak bisa membuat Lauren keluar dari sana. Apakah kini Lauren masih diruangan itu?"
Jordan mengangguk. "Aku sudah memastikannya tertidur didalam kurungan itu."
"Bagus," puji Harry. "Dengan begitu, rencana kita akan mudah."
"Lalu bagaimana denganku?" tanyaku.
Harry menatapku sejenak lalu menundukkan pandangannya pada meja kecil yang membatasi kami. Ia terlihat tidak ingin bicara.
"Jangan bilang aku hanya diam?" tanyaku.
Harry langsung menolehku. "Aku tidak bisa membuatmu terluka, Mika. Sudah cukup bodoh bagiku untuk membuatmu terluka bahkan meminta kau untuk membunuh Drake. Kita semua tahu, kau tidak akan sanggup melakukannya dan karena mendengar permohonanku kau langsung menyanggupinya. Aku memang pengecut memintamu melakukan itu, aku minta maaf untuk sebelumnya," aku Harry.
"Tidak apa, Harry. Kau juga terluka jadi anggap saja kita impas. Aku tidak ingin menjadi tuan putri disini dengan diam saja tanpa membantu. Jadi bisakah kau memberiku tugas?"
Harry menghela napas. "Kau memang keras kepala. Kalau begitu aku ingin kau memantau dari gedung sebelah. Aku akan memberimu sebuah alat yang akan berbunyi jika aku dalam keadaan terluka. Dan jikalau hal itu terjadi, aku ingin kau menelpon polisi. Itu merupakan hal terburul yang harus kita hindari, mengerti?"
Aku menggangguk. "Baiklah, jadi Jordan akan berpura-pura menjadi korban dan kau akan menjadi dalangnya. Lalu Lauren berada dikurungan dan Drake akan mencoba untuk menyelematkannya. Setelah itu apa yang terjadi?" tanyaku.
Harry dan Jordan saling bertatapan sebelum mereka berdua menatapku. "Harry akan mencoba menusuk jantung Drake," ujar Jordan.
"Lalu bagaimana dengan Lauren? Ibumu? Dan bayi yang ada didalam kandungan Lauren?"
Jordan mendekatiku lalu mengambil sebuah tanganku untuk ia genggam. "Mika, Lauren tidak menyukai Drake. Bisa dikatakan jika Drake adalah momok yang mengerikan bagi Lauren."
"Bagaimana bisa begitu?" heranku.
"Itu yang terjadi jika kau hanya melihat satu sisi saja. Kau tidak melihat sisi Lauren, Mika. Aku tahu itu karena aku sudah lama bersama Lauren. Drake adalah satu-satunya orang yang ingin Lauren musnahkan dimuka bumi ini," jelas Jordan tapi aku masih tidak mengerti.
"Lantas, kenapa tidak kita ajak saja Lauren untuk bersekutu dengan kita?" tanyaku.
Jordan menggeleng. "Drake anak kesayangan ibuku. Jika kita bersekutu dengan Lauren maka kemungkinan besar ia akan membocorkannya. Lauren akan menuruti perkataan ibuku karena ia butuh itu untuk menjadikanku miliknya. Dia menyukaiku, Mika. Melihat aku denganmu tidak mungkin membuatnya diam saja."
Aku mengangguk, mulai mengerti keadaannya saat ini. Aku memejamkan mataku, tidak menyangka akan serumit ini perkaranya dan aku terlibat dalam permasalahan ini. Tapi aku masih memiliki satu pertanyaan yang mengganggu pikiranku.
"Lalu bagaimana kita menghentikan apa yang dilakukan ibumu pada anak-anak itu?" tanyaku lagi, mengutarakan pikiranku.
Harry kini yang menjawab, "Dengan kematian Drake tentunya wanita itu tidak bisa berkutik lagi, Mika. Drake merupakan satu-satunya kunci yang bisa ia gunakan sebebasnya. Jika Drake tidak ada maka ia akan kehilangan kuncinya. Dalam artian, wanita itu tidak bisa apa-apa tanpa Drake, karena tempat itu didirikan oleh Drake dan para bawahannya yang takut padanya. Jika tidak ada Drake maka para bawahan itu akan bebas dan tidak mungkin akan mengurus tempat itu lagi."
"Kenapa tidak?"
"Kurasa Jordan dapat menjawabnya," lempar Harry.
"Baiklah. Itu karena kami punya moral dan menjunjung tinggi para vampir sebelumnya atau bisa disebut nenek moyang kami dahulu yang gugur setelah 10 tahun yang lalu karena perburuan vampir habis-habisan. Para vampir yang tersisa tidak mau untuk kembali merasakan kepedihan itu, diburu layaknya hewan. Karena itu kami sekarang hidup berdampingan dengan damai. Jika beredarnya berita tempat itu pasti akan membuat sejarah 10 tahun yang lalu akan terulang kembali lagi."
"Begitu," gumamku. "lantas kenapa kita tidak meminta bantuan pada vampir yang lainnya?"
Jordan terkekeh. "Otakmu ternyata masih kecil, Mika."
Aku mencibir. "Jawab saja."
"Tidak semudah itu. Kau sendiri tahu jika Drake sedang mencalonkan dirinya sebagai pemimpin klan, dimana selama 10 tahun ini posisi itu kosong. Semua orang takut jika mereka melawan Drake, maka saat Drake menjadi pemimpin itu akan berimbas pada mereka. Drake merupakan kandidat nomor satu dan sulit untuk menyingkirkan posisinya karena ia kuat."
Aku memegangi kepalaku, terasa pening dengan informasi yang kudengar ini. Terlalu tiba-tiba dan aku harus bisa memahaminya. Apalagi ini sangat diluar nalarku.
Jordan menepuk kepalaku lembut. "Yasudahlah, sekarang mari kita mulai," ajaknya.
Harry mengangguk. "Aku akan menelponnya, kau langsung keposisimu dan kau Mika, bawa ini."
Aku menerima sebuah alat yang diberikan Harry kalau tidak salah ini merupakan tanda darinya.
"Kalau begitu mari mulai."
"Yosh!" teriakku.
Aku keluar dari rumah yang didalamnya telah ditempeli logam silver dan jika Jordan atau Drake terkena maka akan membakar mereka. Aku harap Jordan dan Harry akan baik-baik saja.
🔴🔵🔴
Besok final gaiss!
Dah siap belom?
![](https://img.wattpad.com/cover/170978993-288-k748455.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
My Stalker Vampire (completed)
Vampiros(lengkap) aku bertemu dengan seorang pria yang selalu mengikutiku kemanapun bahkan pada malam hari ia berada di dalam kamarku, aku seperti mempunyai stalker dan aku tidak tau bagaimana dia masuk kedalam kamarku. Yang aku tau dia adalah vampire.