↪24↩

4.5K 362 14
                                    

Aku bertemu Harry dikantin. Senyumnya langsung timbul saat ia mendapatkanku dan langsung saja mendekat padaku, lalu berakhir duduk didepanku.

"Menungguku?" tanyanya.

Aku memutar kedua bola mataku. "Tentu saja tidak," balasku.

Harry kembali tersenyum.

Aku mengeluarkan surat warna biru awan dari kantongku dan menunjukkannya pada Harry yang mana langsung membuat wajahnya berubah warna.

"Oh my godness! Kau membacanya?" tanyabya tidak percaya dan malu.

Aku tertawa melihat reaksinya. "Aku tidak menyangka seorang Harry masih menulis surat cinta," godaku.

Harry menggaruk leher belakangnya yang kutahu tidak gatal melainkan karena malu.

"I was silly, right?" malunya.

Aku menggeleng dengan cepat. "It's good. Aku merasa hidup setelah membaca surat ini."

Mendengar balasanku, Harry terdiam sembari menatap kedua mataku dan kembali tersenyum. "Aku tahu, aku sangat mencintaimu," ujarnya.

Aku tidak terlalu menanggapinya terlalu serius karena kupikir itu hanyalah bualan atau rasa suka sementara dan juga Harry seorang pria yang bebas, aku yakin ia sering mengatakan hal itu kepada semua orang.

"So, apakah aku boleh tahu apa yang terjadi padamu tadi malam?"

Aku terdiam sejenak. "Aku tidak ingin membahasnya."

Harry mengangguk dan merasa bersalah. "Sorry," ujarnya.

Aku menggeleng dan berusaha tersenyum lebar sebisaku. "Tidak usah khawatir, aku hanya sedang malas berbicara," kilahku.

"Oh, okey."

"Aku ingin membeli sandwich, kau ingin sesuatu?" tawarku.

"Tidak, aku hanya akan menemanimu makan."

"Kau yakin?"

"Sure."

Aku mengangguk, lalu beranjak pergi.

Toko yang menjual sandwich sedang ramai sehingga membuatku harus antri dan itu dikarenakan hari ini sedang ada promo. Takut membuat antrian lama, aku segera mengeluarkan duitku dari kantong, namun aku merasa ada sesuatu yang mengganjal.

Aku maju selangkah saat orang yang berada didepanku maju, lalu Aku mengeluarkan benda yang mengganjal dikantongku dan menemukan surat merah keemasan yang aku ingat menemukannya bersamaan dengan surat Harry.

Sembari membunuh waktu saat antri, aku membuka surat itu dan membacanya. Tulisan itu sangat rapi dan elegan, layaknya tulisan jaman dulu yang sangat oriental. Tulisan awal yang kubaca adalah namaku dibagian atas surat itu.

My Lovely Mika

Aku tahu sangat sulit menerima kenyataan ini.
Aku merasakannya juga, sakit yang tidak bisa kutahan saat mendengar hal itu.
Mungkin, ini kesalahanku. Salahku karena tidak bisa melawan takdir itu.
Aku meminta maaf padamu yang merupakan planetku. Maafkan aku yang hanya manpu mengikuti poros yang telah tergaris untuk kita.
Maaf.

Jika ditanya apakah sakit membaca surat itu, maka aku akan menjawab sangat sakit. Surat itu layaknya tanda perpisahan dan aku belum siap untuk berpisah pada seseorang yang menjadi pusatku.

Tetesan air membasahi surat itu. Tanpa sadar aku menangis dan jantungku berdebar kuat. rasanya kacau. Sangat kacau.

Aku berlari, meninggalkan antrian dan juga meninggalkan Harry. Aku kembali ke kelas dan mengambil tasku, lalu dengan alasan yang aku buat-buat, aku dapat pulang.

My Stalker Vampire (completed)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang