↪38↩

3.3K 287 4
                                    

🔴🔵🔴

Setelah perundingan yang lama tiga hari lalu. Sekarang kami berakhir di pernikahan Jordan dan Lauren. Priaku tampan dengan tuxedonya, rambutnya yang klimis disisir kebelakang.

Aku berdiri jauh dari kerumunan. Pernikahan ini diadakan disebuah bangunan seperti petak tanpa atap di atasnya. Namun disisinya merupakan bangunan dua lantai dengan pemandangan kearah tengah bangunan tersebut. Dimana pernikahannya diadakan ditengah bangunan ini dengan semua orang bisa melihatnya dari atas dan bawah. Aku memilih melihat dari atas karena sepi dan juga bisa membuatku merekam acara ini agar dapat dipantau oleh Harry yang mengawasi dari tempat lain.

Aku melepaskan cincin yang mengekangku untuk merasakan hal yang sama seperti vampir ini. Sengaja membukanya agar aku bisa membaur dengan yang lainnya. Dan setelah dua tahun yang lalu, baru kali inilah aku berani melepaskan kembali cincin ini.

Tatapanku jatuh pada kerumunan yang dibawah. Pernikahan ini diadakan berbeda dengan pernikahan biasanya. Karena mereka mengelilingi pasangan yang akan menikah itu lalu menyiramkan mereka dengan bunga dan membiarkan kedua pasangan itu larut dalam bahagianya.

Acara ini cukup meriah. Tapi membuatku merasa kesal, aku tidak mau ada seorangpun yang mencuri Jordan dariku termasuk Lauren. Wanita itu terlihat sangat bahagia dengan mengapit lengan Jordan erat. Kalau kalian tanya apa aku cemburu? Tentu saja! Melihat Jordan sangat tampan dengan tuxedo itu membuatku ingin menculiknya atau menjauhkan tangan wanita itu dari tubuh Jordan.

Tapi aku harus menahannya. Aku harus menghempas jauh perasaan cemburu karena aku sendiri yang menyatakan ide ini. Sialan! Aku merasa menyesal atas ideku sendiri.

Jordan mendongkak, menatapku sekilas sebelum kembali menundukkan tatapannya.

Aku tahu, Jordan pun tidak suka dengan ide ini tapi kami benar-benar harus melakukannya agar tidak ada korban selanjutnya yang terjadi pada siapapun.

Seorang pria yang sangat familiar melintas dibelakang kerumunan. Matanya menatap nyalang kedua pasangan yang berada ditengah. Sudah kuduga, Drake pasti merasa cemburu. Tapi ini kesalahannya sendiri yang mementingkan ke egoisannya sendiri dan berakhir kehilangan sesuatu yang berharga.

Aku menekan dengan alat kecil telingaku agar dapat terhubung dengan Harry. "Dia disini," ujarku pada Harry sembari menggeser kamera kecil yang berada ditas kecilku.

"Aku melihatnya," balas Harry.

Aku mengangguk dan terus mengawasi pria itu.

Drake kini duduk disalah satu tempat duduk yang terhampar dibawah sana. Matanya tidak putus melihat Jordan dan Lauren. Aku tersenyum simpul, sampai kapan Drake sanggup menahan rasa cemburumya itu? Sangat menyakitkan melihat orang yang kita cintai bersanding dengan orang lain dan aku juga merasakan itu.

Acara dibawah telah usai. Jordan dan Lauren kini berjalan dari satu kursi ke kursi yang lain untuk menyapa tamu yang datang.

Sedari tadi wajah kecut menghiasi Jordan. Ketara sekali ia tidak senang dengan pernikahan ini, beda dengan Lauren yang kini bercipika-cipiki dengan para tamu.

Jordan kembali mendongkak, menatapku sebentar seolah ingin segera menyelesaikan acara ini secepat mungkin dan aku hanya membalasnya dengan tersenyum tipis.

Kini Lauren dan Jordan mendekati kursi Drake. Tampak ada ketegangan diantara Drake dan Lauren.

Aku berteriak dalam hati, "Sekarang!" dan kurasa Jordan mendengar teriakan itu. Kami saling terhubung satu sama lain.

"Lauren, bisakah kita duduk dulu?" pinta Jordan yang bisa kudengar dari alat yang berada dikantongnya.

Lauren menatap Jordan prihatin. "Kau kelelahan?" tanyanya.

Jordan mengangguk lalu mengambil duduk disamping Drake, diikuti Lauren yang duduk disamping Jordan dan berhadapan dengan Drake.

"Hari ini cerah sekali, kurasa cuaca mendukung pernikahan kita, Lauren," ujar Jordan sembari menangkap sebuah tangan Lauren.

Wanita itu tersipu malu, sedangkan Drake kini terlihat geram dengan tingkah Jordan. Akting yang hebat, Jordan!

"Tentu saja, karena kami telah menentukan hari yang cerah untuk pernikahan kalian," ujar Drake tanpa bisa menyembunyikan nada sinisnya.

"Begitukah? Terima kasih, Drake! Aku akan menceritakan hal ini pada anakku nanti, jika kau yang telah merencanakan pernikahan kami sebaik mungkin"

Aku menggila dibuatnya. Jordan memang pandai membuat orang marah, dapat dilihat dari gelagat Drake yang geram.

Jordan tersenyum lebar yang mana itu sangat palsu. Ia lalu menatap Lauren dan bertanya, "Apa nama yang bagus untuk anak kita?"

"Entahlah, kau saja yang menentukan. Aku akan menerimanya," balas Lauren dengan senyum yang mengembang.

Jordan kini menatap Drake. "Bagaimana jika kau saja yang memilih nama anak kami, Drake. Nama apa yang kau pilih?" tanya Jordan licik.

Drake mengepalkan kedua tangannya dibawah meja, aku dapat melihat dari atas sini. Ini pemandangan yang menakjubkam yang pernah kulihat.

Drake berdehem, lalu memperbaiki posisi duduknya. Dengan cuek ia berkata, "Daren."

Jordan langsung menggeleng. "Itu nama yang jelek," tolaknya langsung.

Kini Drake tambah memanas. Ia menatap Jordan dengan tatapan tajamnya. "Drage," usulnya lagi.

Jordan terlihat berpikir. "Kurasa itu hampir sama dengan namamu, ini kan anak kami bukan anakmu. Seharusnya kau mencari nama yang cocok dengan nama kami," tolak Jordan dengan menekankan kata 'anak kami'.

Drake terdiam. Lauren juga membeku, pas sekali bukan? Dari gelagatnya sudah dipastikan mereka saling menyadari hal itu.

"Terserah kau saja, aku tidak pandai memilih nama," ujar Drake akhirnya dan bangkit dari duduknya, lalu melaju meninggalkan Lauren dan Jordan.

Aku segera mengikuti Drake dari jauh dan berharap ia tidak menyadariku. Drake berjalan menuju tempat yang sepi dan saat ia benar-benar yakin tidak ada orang, pria itu mulai meninju patung besi besar yang berada disampingnya. Dalam sekejap, patung besi itu bengkok kedalam.

Nyaliku langsung turun melihat itu dan pikiranku mulai melayang. Bagaimana jika tinjunya mengenaiku dan membuatku mati seketika? Tentu sangat mengerikan.

"Sialan!" umpat Drake tertahan.

Aku tersenyum melihat itu, bisa dipastikan rencana kami sukses. Aku langsung pergi menjauh dari Drake dan menekan telingaku yang mana akan langsung terhubung dengan Harry.

"Kita mendapatkannya," kataku yang dibalas teriakan senang dari Harry.

Aku kembali ketempat awalku tadi dan menatap Jordan yang masih duduk bersama Lauren. Dengan isyarat tangan aku menyuruhnya berhenti, tanda selesai. Jordan mengangguk.

Dengan cepat aku keluar dari bangunan itu dan menaiki mobil yang sedari tadi telah menungguku. Aku harus pergi duluan agar tidak ada yang menyadari jika Jordan akan pergi beberapa menit setelah aku.

Tujuan mobil ini kerumah kecil dipinggir jalan, tempat Harry berada. Pria itu sedang menyiapkan rumahnya untuk kejutan nanti disaat Drake mencari hal berharganya dan berakhir dirumah itu.

Saat sampai dirumah kecil itu, aku mulai memasang cincinku. Tanpa mengetuk aku mulai membuka pintu dan mendapatkan Harry menghias rumah ini.

"Mika, rumah kita akan dipenuhi logam sedikit lagi," sambut Harry.

🔴🔵🔴

Malas ngebacot. Vote aelah yang banyak, jangan lupa komen, follow juga boleh.

My Stalker Vampire (completed)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang