🔴🔵🔴
Aku mengusap mataku, mencoba mengumpulkan kesadaranku. Rasa haus ditenggorokanku membuatku terbangun dan ingin sekali untuk minum.Aku meraih gelas yang ada nakas dan mencoba meminumnya. Lampu kamarku telah mati, kemungkinan Jared yang mematikannya. Tapi cahaya bulan dari balkon membuat kamarku terang.
Aku bangkit dari kasur dan mendekati pintu balkon. Aku mengambil gorden dari sudut pintu dan hendak menutupi cahaya yang memasuki pintu kaca balkon ini.
Tanganku berhenti dari kegiatannya dan menatap sosok yang mencuri perhatianku. Jordan berada disana, sedang bersandar dipembatas balkonku sembari menatap view yang disuguhkan dari balkonku.
Tiba-tiba ia membalikkan badannya, menatapku yang sedari tadi memandang punggungnya. Jordan berjalan mendekat ke pintu, lalu berhenti tepat di depanku walau dihadang oleh pintu kaca ini.
Wajahnya yang gelap karena membelakangi sinar bulan membuatku harus extra fokus agar dapat melihat ekspresinya.
Jordan mengetuk pintu kaca ini dan ia membuka mulutnya, menyuruhku untuk membuka pintu tanpa suara. Aku cukup mengerti maksudnya dan segera membuka pintu balkon ini.
"Malam," sapanya.
Aku segera menatap jam di dinding dan melihat jam berapa sekarang. Ternyata pukul 02.15 pagi. Aku kembali menatapnya dan memberikan sindiranku, "Pagi."
Jordan tertawa kecil. "Kau tidak membiarkanku masuk?" tanyanya.
Aku menggeleng. Memang tidak ada niat untuk membawanya masuk ke dalam kamar apalagi setelah mendengar kabar 'pernikahannya' yang tidak terduga. Aku sedikit kehilangan respect-ku padanya.
"Diluar saja," balasku dan langsung keluar dari pintu.
Aku langsung menyandarkan punggungku pada pembatas balkon ini sembari bersidekap dada, siap untuk mendengar kata-kata yang akan ia keluarkan.
"Ada apa?" tanyaku cuek.
Jordan tersenyum tipis lalu mengikutiku untuk bersandar di pembatas. Ia menautkan jemarinya dan menatap jari-jari tangannya.
"Ayolah, Jordan. Aku masih butuh tidur," desisku.
"Ayo kita kabur."
Perhatianku langsung fokus padanya. Jordan kini menatapku dengan tatapan yang sendu, mimik wajahnya tidak terlihat seperti biasanya. Seolah dia memikirkan sesuatu yang sulit.
"Aku sedang tidak ingin bercanda, Jordan."
Jordan menggeleng. "Aku serius," jawabnya dengan mimik wajah yang benar-benar serius.
"Kabur untuk apa?" tanyaku heran.
Jordan mengusap wajahnya lalu menaikkan wajahnya sampai dapat menatap langit. Sesekali terdengar hembusan napas dari bibirnya. Sangat-sangat tidak seperti Jordan biasanya dan karena itu aku menghilangkan sikap cuekku.
"Kau tadi mendengarnya, bukan?"
"Mendengar apa?"
Setelah puas melihat langit, Jordan kini melihatku, sorot matanya penuh dengan keraguan.
"Kau berada direstoran yang sama denganku, Mika. Aku dapat merasakanmu," jelasnya dan aku mengangguk.
"Ya."
"Dan kau mendengar semuanya," tambahnya.
Aku kembali mengangguk.
"Aku tidak ingin menikahi Lauren." Jordan berhenti sebentar untuk mengambil napas lalu melanjutkan perkataannya, "Aku hanya ingin menikahimu."
KAMU SEDANG MEMBACA
My Stalker Vampire (completed)
Vampire(lengkap) aku bertemu dengan seorang pria yang selalu mengikutiku kemanapun bahkan pada malam hari ia berada di dalam kamarku, aku seperti mempunyai stalker dan aku tidak tau bagaimana dia masuk kedalam kamarku. Yang aku tau dia adalah vampire.