↪31↩

4K 335 2
                                    

🔴🔵🔴

Aku memasuki kelas. Semua orang yang berada diruangan ini menatapku heran, tentu saja. Dengan luka yang terlihat menyakitkan ini pasti mereka bertanya-tanya apa yang telah terjadi.

"Mika, apa yang terjadi padamu?" tanya salah satu teman palsuku. Ya, dia hanya ingin berteman karena aku terkenal disosial media.

"Hanya kecelakaan kecil," jawabku.

Kini wajahnya terlihat sok sedih. Aku begitu muak melihat wajahnya, kenapa ia tidak mengikuti casting untuk film or something like that.

Ia mengeluarkan ponselnya. Sudah ketebak, ia pasti ingin berfoto denganku dan menulis caption yang seolah-olah care padaku.

"Bisakah kita mengambil foto?" pintanya.

See?

Aku sudah tahu apa yang akan ia lakukan. Sesudah ia mendapatkan foto lukaku bersamanya, ia akan pergi seolah tidak terjadi apa-apa padaku. Huh! Aku baru menyadari, hidupku sebelumnya lebih baik daripada sekarang.

"Tidak," balasku dan memberikan wajah datarku padanya.

"Bisakah kau menjauh? Kau membuatku muak," usirku dan wajahnya memerah kesal.

Dengan hentakan kaki, ia pergi menjauh dariku. Sudah kupastikan ia pasti sedang membuat cuitan dimedia sosialnya akan tingkahku. Ia tidak menyadari dirinya yang melebihi diriku.

Aku mengeluarkan bukuku dan menulis jadwal kuliahku, karena aku benar-benar kacau jika terus tidak memedulikannya.

"Bisakah kita mulai?"

Aku mendongkak saat mendengar suara Jordan. Dan benar, ia berada disana, didepan dengan pakaian casualnya yang menurutku ia bahkan tidak cocok untuk menjadi pembimbing.

Jordan mengabsen dulu sebelum memulai dan saat namaku dipanggil olehnya, aku merasa sebuah getaran yang muncul. Aku tidak tahu cara menjelaskannya, aku seperti mengenal getaran itu.

"Mika!"

Aku tersentak. "Ya!" jawabku.

Jordan terlihat tersenyum kecil mendengar jawabanku. Uh, itu memalukan.

Setelah mengabsen, Jordan memulai mata kuliahnya dan aku kali ini belajar sungguh-sungguh. Mungkin karena sudah bisa menerima keadaan sekarang, maka aku bisa beradaptasi dengan pengajarannya.

Sudah dua jam habis. Kelas kami telah usai, aku mulai menyiapkan barang-barangku dan ingin segera untuk makan.

Aku berjalan keluar kelas dan melewati beberapa ruangan hingga aku tanpa sengaja bertemu dengan Harry. Pria itu terlihat terkejut melihatku, apakah ia pikir aku sudah mati? Kurasa tidak, aku hanya melompat dari mobilnya, ia pasti tahu itu.

"Mika," panggilnya.

Aku tidak menyangka jika pria ini masih punya muka untuk berbicara denganku.

Menatapnya sebentar, aku kembali melanjutkan jalanku. Sungguh tidak menyenangkan berada disekitar Harry. Aku sekarang sudah tahu bagaimana dirinya.

"Mika!" panggilnya lagi, namun aku tidak menoleh atau berbalik. Aku terus melanjutkan jalanku.

"Mika!" kini tanganku ditahan olehnya.

Aku membalikkan badanku akhirnya dan menatapnya tidak suka. "Kau ingin apa, huh?"

"Aku minta maaf, aku benar-benar gila semalam."

Aku jelas menolak. Bagaimana ia bisa begitu mudah untuk berkata maaf? Aku tidak sebodoh itu untuk jatuh kelobang yang sama kedua kalinya.

"Lepas," ujarku sembari menatap tangannya.

My Stalker Vampire (completed)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang