🔴🔵🔴
"Mengapa kau membawaku kemari?" tanyaku.
Jordan tersenyum yang membuat ekor matanya menyipit, membentuk bulan sabit. Benar-benar senyum yang menawan.
"Hanya ingin mengenang masa lalu," jawabnya ringan.
Aku berjalan duluan didepannya dan memasuki rumahnya dulu. Saat aku diselamatkan olehnya dari Mike. Rumah ini penuh dengan kenangan, aku masih ingat dua tahun yang lalu sering kesini hanya untuk memastikan ia berada disini, namun nyatanya tidak.
"Aku tidak tahu kau masih tinggal ditempat ini," kataku.
"Tentu saja tidak. Runah ini tetap milikku, tapi aku tidak tinggal disini lagi setelah dua tahun yang lalu."
Aku menoleh padanya. "Semenjak itu?" tanyaku.
Jordan mengangguk pelan.
Aku mulai menaiki tangga kelantai atas sembari memegangi pembatas tangga. "Rumah ini tidak berubah banyak, setelah dua tahun yang lalu dan tidak kotor juga."
"Aku tidak tinggal disini tapi aku mempunyai seseorang yang membersihkan tempat ini," jawabnya.
Aku mengangguk dan kami telah sampai dilantai atas. Aku berjalan menuju kamar Jordan diikuti olehnya. Saat membuka pintu kamar itu, aku merasa tertampar oleh masa lalu. Saat aku menyerahkan hal yang paling berharga di diriku.
"Entah mengapa, sangat menyakitkan melihat kamar ini," gumamku.
"Tapi aku bersyukur, aku masih dapat merasakan dirimu dikamar ini."
Aku segera menatapnya. "Maksudmu?"
Jordan berjalan kearah ranjang besar itu dan duduk ditepiannya. "Tiga bulan yang lalu aku kembali kesini. Saat aku melihat rumah ini, sangat hampa tapi saat aku masuk kedalam kamar ini, aku merasakan dirimu. Aku tahu, tingkahku pengecut. Mengambil sesuatu yang berharga darimu lalu pergi setelah mendapatkannya."
"Ya, kau memang bajingan."
Jordan terkekeh. "Kau berubah, Mika. Aku tidak menyangka kau akan mengatakan kata itu."
Aku mengedikkan bahuku. "Semua orang berubah, Jordan. Jika kau tidak ingin aku berubah, kau seharusnya tidak pergi," balasku lirih.
Jordan tampak menunduk. Aku tahu ia merasa bersalah, tapi... Bukankah terlambat untuk merasakannya sekarang?
"Jadi?"
Jordan menatapku bingung. "Huh?"
Aku mendekat padanya dan duduk ditepi kasur yang berlawanan dengannya. Aku menggosokkan telapak tanganku pada sprei ranjang ini.
"Jadi apa yang ingin kau bicarakan? Aku tidak yakin kau membawaku kesini hanya untuk itu saja, bukan?"
Jordan kini tersenyum tertahan. Ia menatapku penuh dengan kerahasiaan yang membuatku ingin sekali mengetahui maksud dari tatapan itu.
"Tentu saja membuatmu mencintaiku kembali."
Aku tersenyum miring. "Apa kau pikir semudah itu membuatku mencintaimu lagi, Jordan?"
Ia mengangguk percaya diri. "Karena aku tahu dirimu, Mika," jawabnya sembari menatap dalam kedua mataku.
Tidak nyaman ditatap seperti itu, aku langsung berdiri. Melaju kearah balkon dan bersandar dipembatasnya. Aku ingat view ini, saat Jordan mencoba menjatuhkan dirinya dan selamat, ya itu karena ia seorang Vampire.
"Menyejukkan, bukan?"
Aku terkejut mendapati Jordan tiba-tiba sudah berada disampingku dengan jarak yang sangat dekat.

KAMU SEDANG MEMBACA
My Stalker Vampire (completed)
Vampire(lengkap) aku bertemu dengan seorang pria yang selalu mengikutiku kemanapun bahkan pada malam hari ia berada di dalam kamarku, aku seperti mempunyai stalker dan aku tidak tau bagaimana dia masuk kedalam kamarku. Yang aku tau dia adalah vampire.