↪21↩

6.2K 516 13
                                    

"Dimana Lauren?" tanya Jordan pada seorang pria yang sepertinya pelayan disini.

Pria itu mendunduk sebentar sebelum menjawab, "ia sedang berada di taman, tuan."

Jordan langsung saja berjalan tanpa mengatakan terima kasih pada pria itu dan sebagai gantinya aku yang akan mengatakannya.

"Terima kasih," kataku yang disambut senyuman tipis pria tersebut.

Lantas aku kembali mengikuti Jordan, lagkah kakinya terlalu lebar membuatku kesusahan mengejarnya. Sampai kami tiba di taman, ku lihat Lauren sedang menanam bunga. Wajahnya yang semangat terlihat jelas dibalik topi bundarnya.

Aku menatap tangannya, ternyata ia memakai cincin yang sama denganku. Cih! Kipikir hanya aku seorang yang mempunyainya, bahkan ukirannya juga sama.

"Lauren," panggil Jordan membuat wanita itu membalikkan badannya. Ia tersenyum ke arah Jordan.

Lauren bangkit dari berlututnya tadi dan mengibaskan celana jeans longgarnya yang kotor, sebelum ia mendekat pada Jordan dan mencium pipi pria itu.

Ingin sekali kulayangkan tanganku menampar wanita cantik di depanku ini, tapi apa daya yang bisa kulakukan hanyalah menatapnya dengan kesal. Dan Jordan, ia hanya menerima tanpa mengelaknya sedikit pun, dasar pria!

"Hai, Mika!" sapa Lauren dan aku membalasnya dengan senyum tipis yang kupaksakan.

Lauren menggantungkan sebuah tangannya dipundak Jordan lalu menatap pria itu lembut. "Ada apa, Jordan?"

Aku berdehem sebentar dan menatap Jordan yang kini menatapku. Aku memberinya tatapan isyarat agar segera mengatakannya pada Lauren jika aku adalah miliknya. Kemudian, saat Lauren menatapku aku segera menatap bunga-bunga yang berada disekitarku.

Jordan mengambil tangannya Lauren dan menggenggamnya. Tanpa bisa kucegah, mataku kini membulat sangat tidak terima atas apa yang Jordan lakukan. Ia belum pernah memegang tanganku seromantis itu.

"Aku ingin membe---"

"Jordan! Kemari! Aku butuh bantuanmu," teriak Marilyn.

Aku mendengus. Marilyn kau mengacaukannya! Lihat sekarang Jordan melepaskan tangan Lauren dan meminta izin pada wanita itu lewat tatapannya. Langsung saja Jordan pergi bahkan ia tidak mengatakan apapun padaku.

Aku menatap Lauren yang kembali tersenyum padaku. Kenapa ia terus saja tersenyum, tidak bisakah ia membenciku jadi aku juga bisa membencinya tanpa merasa bersalah.

"Kau ingin masuk Mika?" tawarnya.

Aku menggeleng. "Aku akan berada disini sedikit lebih lama," gumamku.

Ia mengangguk. "Baiklah, sampai jumpa di dalam."

Setelah itu ia pergi meninggalkanku. Jordan! Beraninya kau melakukan hal ini padaku! Seharusnya aku tau jika pria itu tidak berniat sedikitpun mengatakannya pada Lauren. Aku menendang batu-batu kecil di disekitar kakiku, mencoba melampiaskan kesalku.

Akhirnya aku masuk ke dalam rumah. Jordan, Marilyn dan Lauren sedang tertawa di lounge, aku menatap mereka kesal. Inikah yang Marilyn mintakan pertolongan, untuk bergurau bersamanya?

"Mika, kemarilah. Duduk bersama kami."

Aku menolak tawaran Marilyn. "Tidak, aku ingin di kamar saja. Aku merasa tidak enak badan," kilahku.

"Baiklah, jika kau butuh sesuatu panggil saja aku," ujar Marilyn dan aku mengangguk.

Aku menaiki tangga masih dengan mengintip sedikit dari pundakku untuk melihat mereka yang semakin tertawa. Lihat, mereka seolah mempunyai dunia mereka sendiri.

My Stalker Vampire (completed)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang