Page 28

5K 366 14
                                    

Hampir satu jam aku hanya terdiam. Percaya gak percaya posisiku tidak berubah sejak mengetahui River tertidur. Hampir tiga kali aku mencoba membangunkan, tapi alkohol mengalahkan segalanya hingga membuatnya tidur sangat lelap. Ponselnya juga mati, dan sekarang apa lagi yang harus kulakukan selain diam sambil menatap wajah damainya yang super ganteng dan menggoda iman?

Kalau mau jujur aku sangat tidak keberatan dia tidur di sini, tapi resikonya aku tidak akan bisa tidur semalaman. Ya bagaimana mau tidur? jantungku saja olahraga terus. Jangankan mau memindahkan, menyentuhnya saja aku tidak berani selain hanya membangunkan.

Aku bukan wanita yang segaresif itu ok? Sisi liarku tentu ada, pikiranku juga garang tapi prakteknya? aku mati kutu! gak ada keberanian apapun untuk ngapa-ngapain ohok! pacarku ini.

Melihat matanya yang terpejam membuatku teringat kembali ketika kita berdua terkunci di pabrik. Saat itu rasanya seperti mimpi. Bahkan detik ini pun perasaanku masih sama. Melihat seseorang yang begitu menarik ini di kamarku dan tertidur, bahkan sudah menjadi pacarku sendiri ...

Oh Tuhan ... beri aku kekuatan untuk menahan perasaan aneh ini. Percuma saja punya pikiran macam-macam kalau nyali saja gak ada. Hiks!

Dan aku yang duduk di sampingnya dengan posisi yang sama dengan bersandar ke kasur pun sadar gak sadar akhirnya ikut terlelap setelah berjam-jam lelah menatapnya. Tidak tahu tepatnya pukul berapa tapi saat itu aku bermimpi indah sekali.

***

Sinar matahari yang mengintip dari jendela membangunkanku. Sebelah tanganku menutup mata, lalu menguap. Rasanya empuk dan nyaman. Bahkan posisiku tengah terlentang menghadap langit-langit.

Eh? sebentar!

Aku segera mengerjapkan mata beberapa kali sambil menyesuaikan fokus, lalu bangkit untuk duduk sambil mengumpulkan nyawa. Ternyata aku di atas kasur plus selimut yang sudah kutendang ke mana-mana.

Loh? kok bisa? Apa aku ngelindur naik kasur ya?

Kepalaku berputar melihat sekitar mencari ke mana River berada. Tapi suara air di kamar mandi membuatku berhenti dan terdiam. Dari suaranya sepertinya dia mandi.

Waduh! mandi?! memangnya dia bawa baju ganti dan handuk? kalau bajunya basah? terus badannya mau dia tutupin apa? gawat! masa nanti dia bakal keluar gak pakai ...

Aku menatap ngeri ketika menemukan tumpukan bajunya semalam yang sudah ia lipat dan berada tepat di sebuah kursi sebelah kasurku. Belum sempat aku bangkit dari kasur itu kudengar pintu kamar mandi perlahan terbuka.

No!! kalau sampai begini aku gak yakin bisa tahan lagi!!!

"Lily?"

"River! Please pakai bajumu dulu," ujarku dengan kedua tangan yang sudah menutup wajah rapat-rapat.

Sedetik kemudian aku malah mendengarnya tertawa. "Sudah kok," jawabnya kemudian.

Perlahan tanganku pun turun, dan ...

"Kamu ngebayangin apa sih?" River kembali tertawa. Ternyata dia bawa baju ganti dan handuknya juga dong!

Ish! aku melakukan kebodohan lagi kan?! tiga puluh tahun ternyata gak jaminan membuat aku gak berpikir kotor! Argh! hancur sudah image yang kubangun selama ini!

SWEET BITESTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang