My Own Way ✓

6# Rumor

Pagi telah datang. Matahari muncul menyapa dengan sinarnya yang menghangatkan bumi.

Gadis cantik yang tak lain adalah Tzuyu sedang berjalan di sepanjang koridor dengan senyum cerahnya.

"Dokter Chou!" panggil Dahyun dan berlari menghampiri Tzuyu.

"Dokter Chou, apa yang kau lakukan tadi malam bersama dokter Jeon?" tanya Dahyun sambil menahan senyum.

"Apa? Memangnya apa?" tanya Tzuyu, ia benar-benar bingung.

"Jangan pura-pura lupa dokter Chou, semua perawat dan dokter di rumah sakit sudah tahu, bahkan mereka ikut senang melihat kalian akur, emm maksudku sepasang kekasih," Tzuyu langsung membulatkan matanya mendengar kata-kata Dahyun.

"Yak, apa yang kau katakan?!" Tzuyu menatap Dahyun tajam.

"Aku membicarakan hubungan antara dokter Chou dan dokter Jeon," perjelas Dahyun.

"Kau terlalu bertele-tele perawat Kim," Tzuyu memutar bola matanya jengah.

"Lihat ini!" Dahyun menyodorkan ponselnya ke arah Tzuyu, betapa terkejutnya Tzuyu melihat foto dirinya yang berpelukan dengan Jungkook.

"Ini salah paham!" kata Tzuyu berusaha menjelaskan.

"Ya ya, aku tahu, selamat pagi dokter Chou," Dahyun melambaikan tangannya dan melangkah pergi.

"Yak perawat Kim!" teriak Tzuyu.

👞👟

Tzuyu merasa malu kepada orang-orang yang melihatnya dengan pandangan menggoda. Pasti karena rumor sialan itu.

"Dokter Chou selamat," Tzuyu langsung menutup separuh wajahnya dari para perawat yang terus menggodanya dan melangkah pergi dengan terburu-buru.

Sekarang, Tzuyu berada di ruangan pasien nomor 23.

"Aku kira kau akan bersama dengan dokter Jung, tapi ternyata dugaanku salah saat mendengar kau menjalin hubungan dengan dokter Jeon," katanya dengan senyuman.

"Apa yang ibu katakan? Itu hanya rumor sialan!" Tzuyu memajukan bibirnya tampak kesal.

"Ouhhh, kau marah? Tapi aku pikir, kau dan dokter Jeon juga serasi," godanya.

"Ibu, sudahlah! Sekarang waktunya minum obat," sang pasien hanya tersenyum.

"Apa kau selalu menyempatkan waktumu kemari hanya karena merasa kasihan padaku yang seorang diri dan tak punya anak maupun keluarga?" tanyanya dengan alis yang naik keatas.

"Tidak," jawab Tzuyu santai dan yakin.

"Kau tidak bisa membohongiku, meskipun aku senang karena kau selalu kemari, tapi aku bukanlah orang yang harus menjadi prioritasmu. Jika kau memang sibuk, bekerjalah!" Tzuyu tersenyum dan menatap pasien yang sudah ia anggap sebagai ibunya sendiri dengan tatapan hangat.

"Apa benar ibu bisa melihat kebohongan di mataku? Apa aku pandai berbohong kepadamu?" tanya Tzuyu membuat sang pasien meneteskan air mata.

"Terimakasih telah merawatku dengan sangat baik nak," katanya dengan tangis penuh haru.

"Jangan pernah menganggapku orang lain dan jangan pernah bicara seperti ini lagi, bahkan ibu tidak diperbolehkan berterimakasih kepadaku," kata Tzuyu dan memeluknya penuh cinta.