24# Bisakah?

1.4K 163 28
                                    

Genap satu tahun sudah Sehun pergi meninggalkan orang tercinta. Masih belum bisa melupakan Sehun bagi Tzuyu bukan perkara yang mudah.

"Apa aku bisa melupakan orang sebaik dirimu?" gumam Tzuyu sambil menatap langit yang hari ini berwarna cerah.

"Mommy," panggil Woojin sambil memeluk tangan Tzuyu.

"Woojin, ada apa?" tanya Tzuyu.

"Woojin kangen sama daddy," kata Woojin sambil menunduk. Tzuyu tersenyum lalu mengusap rambut Woojin lembut.

"Besok kita bisa mengunjungi daddy," kata Tzuyu. Woojin pun tersenyum dan mengangguk.

"Apa daddy disana sendiri?" tanya Woojin. Tzuyu menggeleng.

"Daddy tidak sendiri. Daddy bersama kita," kata Tzuyu.

"Daddy disini bersama kita," kata Tzuyu lalu mencekal tangan Woojin dan mengarahkannya ke dada Woojin.

"Benarkah?" tanya Woojin polos.

"Hmm, jika Woojin merindukan daddy. Woojin bisa mendoakan daddy," kata Tzuyu yang diangguki Woojin. Setelah anak itu pergi, Tzuyu menitikkan air matanya. Orang yang ia anggap kakak sendiri kini pergi meninggalkannya.

---

Ke esokan harinya. Tzuyu dan Woojin pergi ke makam Sehun dengan sebuket bunga besar.

"Daddy, Woojin dan mommy datang," kata Woojin dengan senyuman. Mereka berdua sibuk bercerita di samping makan Sehun. Seakan-akan mereka benar-benar bercerita kepada Oh Sehun.

"Woojin, sekarang kita pulang," kata Tzuyu.

"Daddy, Woojin pulang dulu ya," kata Woojin. Tzuyu tersenyum dan mengusap rambut Woojin sayang.

Saat sudah sampai di rumah. Tzuyu terkejut dengan kehadiran Jungkook yang kini berdiri menatapnya lurus.

"Sampai kapan kau akan seperti ini?" tanya Jungkook.

"Woojin masuk dulu ya," kata Tzuyu yang dituruti Woojin.

"Kau datang?" kata Tzuyu mengalihkan pembicaraan.

"Jangan mengalihkan pembicaraan!" kata Jungkook. Sebelum menjawab perkataan Jungkook, Tzuyu menghela napas berat.

"Aku tidak akan kembali ke Korea. Aku tidak mau menikah lagi dan akan tetap tinggal disini bersama Woojin," kata Tzuyu dengan mata yang tertutup menahan sesak di dadanya.

"Yakk Chou Tzuyu!" bentak Jungkook. Ia memijit pelipisnya yang berdenyut nyeri. Beberapa bulan ini, ia sering bolak balik Korea hanya untuk mengunjungi Tzuyu dan Woojin. Namun, kali ini yang ia dapat adalah kalimat yang sama sekali tidak ia inginkan.

"Kau sadar dengan ucapanmu?" gertak Jungkook. Lagi-lagi Tzuyu mengangguk.

"Tidak, kau tidak bisa hidup seperti ini. Kau tau, aku disini menunggumu," kata Jungkook.

"Lalu apa?" sahut Tzuyu.

"Apa maknanya semua ini? Kenapa kau selalu menungguku padahal aku tidak pernah memintamu? Kenapa?" kata Tzuyu yang kini menahan tangis.

"Apa belum cukup perkataanku dulu? Aku bilang aku mencintaimu! Aku ingin hidup bersamamu dan Woojin. Aku tidak peduli anak siapa dia karna seiring waktu berjalan, aku sudah menyayangi Woojin seperti anakku sendiri," kata Jungkook frustasi dengan perkataan Tzuyu tadi.

"Aku percaya kau bisa menerima Woojin. Menyayangi Woojin layaknya anak kandung sendiri. Tapi apa bisa aku percaya kepada keluargamu?! Apa ayahmu bisa menerimaku dan Woojin? Apa dia bisa menyayangi Woojin layaknya cucu sendiri?" kata Tzuyu. Tangannya mengepal menahan emosi.

My Own Way ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang