Namaku Ragil Rakasa Maulana. Panjang sih, tapi mereka hanya memanggilku dengan dua suku kata "ra-ka". Umurku baru 14 tahun, tapi aku sudah memakai seragam putih abu-abu saat hari Senin dan Selasa. Mereka bilang, aku terlalu muda untuk duduk dibangku Senior High School.
Aku adalah pecandu senja, semburat orangenya yang merupakan gradasi terindah ciptaan Maha Kuasa membuatku tak ingin memejamkan mata barang untuk berkedip saja.
Di kala senja itu,
"Mas, kalau adek pergi, mas bakal kangen adek gak?"
"Kalau adek pergi, mas yang akan pergi duluan."Semenjak itu, aku tidak menginginkan kata "pergi" dalam hidupku, tapi ternyata Tuhan lebih berkuasa diatas segalanya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Tentang PERGI (End)
Short StoryTidak ada kata "sempurna" dalam kehidupan, Ragil Rakasa Maulana. Hidupnya mungkin terlihat sempurna. Tapi semua itu runtuh seketika ketika kenyataan itu datang merobohkan segalanya.