4. Biang Kerok dan Jelangkung

4.7K 352 1
                                    

Rere kapok. Demi calon jodoh yang belum kelihatan batang hidungnya, Rere benar-benar bisa mati berdiri. Jangan ding, Rere kan belum nikah. Belum kasih cucu super lucu buat ibu cerewetnya.

Si biang kerok malah pamit undur diri dengan alasan klise yang Rere hapal betul dia sedang berakting guna menipunya. Sayangnya Rere baru tersadar di detik-detik terakhir kala sebuah pesan masuk ke hpnya. Niat hati hendak nongkrong cantik di alun-alun kota, Rere malah ditinggal sendiri.

From : Fananya

Pokonya elo selesaian
mslh apapun ama si jebi.
Gue bkn mau ikut campur
tp cuma niat bantuin dia
buat ketemu lo.
Gue blk. Bntr lg si Jebi dtg.
Good luck! 😊

Awas, Nya, ketemu gue abis lo entar!

"Sumpah, ya, kenapa elo mesti muncul lagi, sih?!" Rere meraung dongkol tak lama setelah ia habis membaca pesan Anya dan menyumpah serapahi wanita itu. Kehadiran sosok yang tak diundang itu membuat matanya sakit.

"Serah gue, dong. Elo kok jadi sensi gini Re, ma gue?"

Laki-laki itu duduk tanpa di perintah.

Rere mengacak rambut sebahunya demi meredam rasa frustrasi. "Muka lo bikin emosi!"

Kekehan adalah jawabannya. Bibir Rere merenggut disertai delikkan mata.

"Pulang sana!" usir Rere tanpa perasaan.

"Ish! Gak sopan banget sama temen—"

"Sejak kapan kita temenan?!" potong Rere tak terima. Sori, Rere nggak pernah mau berteman sama si Jelangkung.

Ogah!

Najis!

Haram!

"Marahnya gemesin, deh, pengen nyubit."

Tangan Jebi terulur hendak mencubit pipi Rere yang memerah. Dengan sigap Rere menepis kasar tangan tersebut.

"Gak usah pegang-pegang gue! Alergi gue dipegang sama lo entar kulit gue jadi ruam lagi!"

"Jahatnya."

"Emang! Makanya sana pergi sebelum gue apa-apain elo entar."

"Mau dong diapa-apain sama Rere."

Tatapan Jebi membuat Rere mual seketika. Apalagi tampangnya yang dibuat sok imut bikin Rere jengah saja.

"Najong!"

"Hahaha..."

Gak waras emang.

Gumam Rere sembari menjauhkan duduknya dari Jebi. Takut saja kalau-kalau virus gilanya si Jebi tertular, Rere yang rugi nanti.

"Kehabisan obat lo? Makanya kalau belum sembuh tuh jangan keliaran mending balik lagi ke RSJ. Gue anterin, deh."

Rere nggak pernah ngomong sejahat ini sama orang. Tapi pengecualian buat Jebi. Entah mengapa rasanya mulut Rere selalu ingin melontarkan kata-kata jahat nan menusuk hati kalau berdekatan dengan makhluk Tuhan satu ini. Gatal saja kalau tidak mengatakan sesuatu yang jahat. Kayak ada beban gitu di pundak Rere kalau ditahan-tahan.

"Gue kehabisan cinta. Makanya ini lagi usaha biar cepet sembuh."

Iyyuuhhh ... kaum buciners ternyata.

Rere bergidik ngeri.

"Minggat sana! Jangan deket-deket gue," omel Rere saat Jebi berusaha menggeser duduknya mendekati Rere.

"Elo bawa magnet, ya, Re?"

Kening Rere mengerut. Sebelah alisnya terangkat tinggi. Omongan Jebi makin ngelantur rupanya. Rere menatap iba. Apa penyakit jiwa yang dialami pemuda ini sebegitu parahnya?

Meet MateTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang