14. Virus Mantan

2.4K 187 5
                                    

Rere merutuk dalam hati. Kali ini bukan tetangga depan rumahnya yang menjadi objek kutukan. Akan tetapi kedatangan Nares yang tiba-tiba muncul di depan pintu rumahnya siang itu membuat jantung Rere hampir terjun bebas. Bagaimana tidak terjun bebas apabila tanpa pesan tanpa ucapan Nares dengan gantengnya muncul saat Rere tidak dalam keadaan cantik paripurna membahana?

Rambut acak-acakan, kaos kedodoran yang warnanya mulai pudar serta belel disana-sini, celana pendek, dan yang paling terparah adalah, Rere yang baru bangun tidur! Sisa iler dan belek tidak sempat Rere sembunyikan lagi. Rere merasa hina dihadapkan dengan Nares yang gantengnya bikin mata Rere melek seketika.

Rere tidak bisa menyalahkan siapa pun dalam hal ini. Abangnya jelas sedang kencan mumpung weekend, walaupun Rere sanksi akan berhasil mengingat pacar abangnya yang super sibuk mengalahkan akun gosip. Ibu beserta ayahnya sedang kerumah orang tuanya Arumi untuk membantu pernikahannya yang dalam satu minggu lagi akan segera digelar.

Tunggu, mengingat pernikahan Arumi, bukankah sang ibu memberi mandat yang haram hukumnya apabila tidak dilaksanakan untuk membawa pacar nantinya?

Sedang Rere tidak punya kandidat resmi untuk ia tunjukan pada sanak saudara jika nanti jika Rere sudah tidak lagi sendiri.

Bagaimana ini? Rere tidak mau dikutuk sang ibu jadi batu batre.

Dari penuturan Nares yang tiba-tiba bertandang ke rumahnya di sabtu yang cerah ini adalah untuk mengajak Rere jalan. Namun karena tidak adanya orang tua Rere di rumah saat ini, makanya Nares berniat menunggu untuk meminta izin langsung. Padahal Rere sudah menawarkan untuk menelepon, namun tahu apa yang dikatakan laki-laki itu?

"Aku berniat meminta izin pada orang tuamu secara langsung, Gi. Bagiku, seorang laki-laki yang akan mengajak pergi sorang wanita harus meminta restu orang tuanya terlebih dulu. Kamu milik mereka dan aku hanya orang luar. Aku gak mau kedua orang tuamu merasa tidak tenang bila aku membawamu pergi tanpa seizin mereka langsung."

Kemudian Rere menyinggung soal pertemuan awal mereka setelah bertahun-tahun berpisah di resto milik lelaki itu tanpa terlebih dulu meminta izin pada orang tuanya.

"Itu karena aku terlalu antusias. Kali ini aku ingin mengawalinya dengan benar."

Nares memang semanis itu sedari dulu. Sikapnya yang gentle membuat Rere susah berpaling. Bahkan dulu, saat memutus hubungan, Nares datang menemui kedua orangtua Rere dan meminta maaf karena tidak bisa melanjutkan hubungan dengannya. Rere tahu Nares mengatakan alasan putusan mereka pada orang tuanya, sehingga ayah dan ibu Rere tidak sedikit pun menaruh benci. Tapi kenapa pada Rere malah disembunyikan? Sampai saat ini pun Rere tidak tahu alasan Nares memutus jalinan kasih antara mereka. Sementara ayah dan ibunya tidak pernah mau membuka mulut saat ditanya.

Saat ini mereka duduk berdua di teras depan dengan Rere yang kali ini sudah cantik dan wangi tentu saja. Tampilan gembel bangun tidurnya sudah Rere lenyapkan dibawah guyuran shower begitu menyadari tamunya adalah orang yang membuat status jomblonya betah menempel di diri Rere.

"Aku ganggu kamu, Gi?" Pertanyaan Nares membuat Rere menginjak bumi kembali.

"Nggak kok. Santai aja. Aku selalu available kok buat kamu." Rere menebar senyum memikat sebelum tiba-tiba matanya terbelalak menyadari ucapan apa yang barusan ia keluarkan.

Ya elah, dasar jomblo! Gak usah jual murah juga kaleeee sampai turun harga abis-abisan!

Tangan Rere kontan membekap mulutnya. Sayang tindakannya terlambat sehingga Nares sudah mendengar semuanya. Lalu senyum terukir di wajah yang gantengnya bisa bikin Rere betah memandang wajah itu tanpa rasa bosan dan kedip.

Meet MateTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang