Hukuman

185 10 1
                                    

Sudah pukul setengah tujuh dan Thania baru bangun. Jam segitu jalanan sudah ramai sehingga jalanan agak macet. Kecil kemungkinan Thania akan sampai di sekolah tepat waktu.

Thania berlari kencang menuju gerbang sekolah setelah turun dari taxi. Pupus sudah harapannya karena gerbang sekolah sudah di tutup.

"Aduh, gimana ni." Thania menggaruk kepalanya yang tak gatal.

Tiba-tiba ada seorang laki-laki dengan santai berjalan mendekati Thania. Siapa lagi jika bukan Nathan.

"Ikut gue sekarang," perintah Nathan dengan menarik pergelangan tangan Thania.

"Apaan sih, lo," jawab Thania.

Nathan tak menghiraukannya. Thania hanya pasrah mengikuti kemauan Nathan.

Nathan dan Thania sampai di pintu belakang sekolah. Tidak sedikit siswa yang tahu mengenai pintu itu. Nathan membuka gerbangnya dan melihat sekeliling memastikan tidak ada guru BK berkeliaran di sekitar gerbang. Merasa sudah aman, Nathan menyuruh Thania untuk ikut masuk bersamanya.

"Ayo masuk," perintah Nathan yang hanya di jawab anggukan oleh Thania.

Nathan dan Thania berjalan menuju kelasnya. Tiba-tiba langkah kaki mereka terhenti ketika ada seseorang yang menepuk pundak mereka.

"Mau kemana kalian?" tanya orang itu.

Mereka berdua pun telonjak kaget melihat Bu Yuri sudah berada di belakang mereka.

"Eh, ibuk," cengir Nathan

"Telat lagi?" tanya Bu Yuri dengan tangan yang terlipat di dada.

"Iya, Buk. Maaf,"sahut Thania dengan menundukan sedikit kepalanya.

"It's ok. Kebetulan taman belakang sekolah lagi kotor, jadi---" Bu Yuri menggantungkan pembicaraannya.

"Jadi apa, Buk?" tanya Nathan.

"Jadi pulang sekolah kalian bersihin itu sampai bersih," ucap Bu Yuri.

"Yaelah, Buk. Baru juga telat sekali," jawab Nathan.

"Sekali minggu ini?" tanya Bu Yuri yang di balas cengiran oleh Nathan.

"Mau bersihin atau hukumannya saya tambah?"

"Jangan, Buk. Ya udah nanti pulang sekolah kita beresin." ucap Thania.

"Gitu dong. Sekarang kalian cepat kembali ke kelas masing-masing."

Bu Yuri beranjak pergi. Nathan dan Thania menatap punggung Bu Yuri yang perlahan lahan mulai tidak terlihat.

"Elo, sih," ucap Thania.

"Lah, kok gue?" tanya Nathan tak mengerti.

"Tau ah. Males gue ngomong sama, lo." Thania pergi meninggalkan Nathan yang masih diam di tempatnya.

Lucu juga - batin Nathan.

***

Nathan berjalan menuju kelasnya. Walupun ia telat, dari tampangnya tidak ada rasa bersalah sedikit pun. Ia berjalan ke kelasnya dengan santai.

Sebelum masuk, Nathan mengetuk pintu terlebih dahulu

tok tok tok

Dengan perlahan, Nathan memegang gagang pintu kemudian membukanya. Bu Nina selaku guru yang sedang mengajar di kelas berjalan menghampirinya.

"Telat lagi?" tanya Bu Nina.

"Ibuk gak ada pertanyaan lain selain itu? Selama perjalanan saya ke sini, udah lima guru yang menanyakan pertanyaan yang sama ke saya, Buk."

NathaniaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang