With You (End)

67 3 0
                                    

"Nia, aku mau---" Nathan menjeda ucapannya. Rasanya sulit sekali ingin mengatakan ini.

"Ada apa, Than?" Thania menaikan satu alisnya.

Nathan menghebuskan napasnya perlahan

"Maafin gue karena gak bisa jaga lo dengan baik, Nia."

Thania dengan cepat menggelengkan kepalanya. Ia sangat tidak setuju dengan perkataan Nathan.

"Ini semua musibah, Than. Jangan nyalahin diri kamu sendiri," pesan Thania.

"Gue ngerasa sejak kita deket, lo banyak kena masalah, Nia."

Nathan menundukan kepalanya. Saat ini ia tidak bisa menatap mata sang pacar. Ia merasa bahwa dirinya yang membuat Thania terbaring di kasur rumah sakit saat ini.

"Kita sampai disini aja gimana?"

Thania membulatkan matanya. Bisa bisanya Nathan berbicara seperti itu, disaat kondisi Thania belum pulih. Thania berusaha untuk terlihat tenang di depan sang pacar. Tapi, jauh di dalam hatinya saat ini ia sangat khawatir.

"Kenapa bilang gitu? Nathan ga sayang lagi ya sama Nia?"

Thania menundukan kepalanya. Dirinya tidak bisa lagi menahan air mata yang siap jatuh kapan saja. Dadanya terasa sesak saat mendengar pengakuan Nathan.

"Apa alasan Nathan mau udahan sama Nia?" Thania dengan cepat menghapus air matanya.

"Kamu bahaya kalok deket sama aku terus," jawab Nathan dengan menatap manik mata Thania.

Jujur saja, Nathan masih sangat sayang pada gadis itu. Perasaannya masih sama dan tidak pernah berubah. Tapi keadaan yang mengharuskan mereka berpisah.

"Kalok gue gak mau gimana?" Thania memberanikan diri menatap sang pacar.

"Nia---"

"Emang dengan cara lo lepasin gue, hidup gue bakal aman gitu?!" nada bicara Thania sedikit meninggi.

"Gue cuma gak mau lo dalam bahaya lagi Nia. Kalok lo nanya gue masi sayang apa engga, jawabannya masih. Gue malah sayang banget sama lo, lebih dari yang lo banyangin."

"Terus kenapa minta udahan?!"

Thania menatap tajam cowok yang ada di hadapannya. Napasnya memburu.

"Gue marah sama lo tapi gak pernah minta putus!"

"Ngambil keputusan jangan secepet itu, Than. Pikirin baik-baik," ucap Thania lagi.

Nathan mengangkat wajahnya untuk menatap gadisnya. Kini mata mereka berdua beradu. Mata Thania memerah dan mengeluarkan air. Nathan tidak bisa melihat gadisnya itu sedih. Nathan mengusapnya dengan cepat menggunakan jarinya dengan lembut.

"Jangan pergi, Than."

Saat itu Thania langsung memeluk Nathan dengan sangat erat. Sangat erat seperti tidak akan membiarkan Nathan pergi kemanapun. Ia tidak akan melepaskan Nathan begitu saja.

"Maafin aku ya," ucap Nathan tulus sambil mengelus puncak kepala Thania.

"Kalok ada masalah kita jalanin sama-sama ya," ucap Thania dengan wajahnya yang imut.

"Iya Thania."

"Janji ga bakal bilang gitu lagi." Thania mengulurkan jari kelingkingnya.

Nathan terkekeh melihat wajah Thania yang sangat imut sehabis nangis.

"Iya sayang."

Nathan menautkan jari kelingkingnya dengan jari Thania. Ia lantas memeluk gadisnya itu kembali. Nathan tidak habis pikir kenapa di otak nya bisa terlintas ide untuk mengakhiri hubungan ini. Ia meruntuki kebodohannya.

NathaniaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang