Ujian Sudah Dekat

78 6 0
                                    

"Awas kalok lima belas menit lagi gak turun. Ntar gue cium!" - Nathan Barakya

.
.
.
.
.

Sinar mentari masuk melalui balik jendela, kemudian menerpa wajah cantik sang pemilik kamar. Benda bulat yang terpajang di dinding kamar sudah menunjukan pukul 08.30 pagi. Namun, tidak ada tanda - tanda dari gadis itu akan bangun. Hari ini sekolah libur karena ada rapat dewan guru untuk mengurus persiapan ujian sekolah.

Kringg kringg kringg

Bunyi dering handphone yang membuat si pemilik terganggu tidurnya. Thania meraba raba nakas untuk mencari keberadaan handphone nya yang sudah membangunkan seisi kamarnya. Tanpa melihat panggilan dari siapa, ia langsung menggeser tombol hijau ke atas kemudian mendekatkan benda pipih itu ke telinganya.

"Siapa?" tanya Thania dengan mata yang masih tertutup.

"Gue Nathan. Lama amat lo ngangkat telpon. Gue mau ke rumah lo sekarang," sahut orang itu dari seberang sana.

"Ngapain?" tanya Thania yang masih diam di atas tempat tidurnya.

"Numpang sarapan sekaligus belajar bareng. Udah ya gue mau siap - siap dulu."

Nathan memutuskan sambungan telpon. Thania melempar teleponnya ke sembarang arah. Jangan pikir setelah tahu Nathan akan berkunjung ke rumahnya ia akan bangkit dari tempat tidurnya. Tidak, ia memilih melanjutkan tidurnya yang sempat tertunda gara - gara cowok itu menelponnya.

***

Nathan sedang memarkirkan motor hitamnya di dekat rumah Thania. Setelah itu dia berjalan mendekati rumah Thania yang kelihatan sepi seperti tidak berpenghuni. Saat hendak mengetuk pintu, ia melihat pintu rumah yang tidak terkunci. Dengan cepat Nathan berlari mencari keberadaan Thania, ia takut jika terjadi sesuatu yang tidak di inginkannya terjadi pada gadis itu.

Setelah mengecek rumah itu, tidak ada tanda - tanda ada maling atau perampok yang masuk. Dapat dilihat dari barang - barang di sana yang masih tersusun dengan rapi tidak ada yang hilang satupun. Tetapi dia belum mengecek kondisi kamar Thania. Dengan cepat ia membuka pintu kamar tersebut tanpa mengetuknya terlebih dahulu. Kekhawatiran Nathan sedikit menghilang karena melihat Thania yang sedang tertidur pulas di tempat tidurnya.

"Ya tuhan ni anak udah jam segini belum bangun juga," oceh Nathan saat melihat jam yang sudah menunjukan pukul 09.00. Ia berusaha membangunkan Thania dengan segala cara, namun tidak ada tanda - tanda gadis itu akan bangun.

"Woyy bangun udah siang nihh!!!" teriak Nathan tepat di telinga Thania. Gadis itu terkejut dan ia merasa telinganya sedikit sakit. Mau gimana lagi, itu adalah satu satunya cara supaya dia bangun.

"Apaan sih lo dateng - dateng teriak - teriak gak jelas. Sakit nih telinga gue," kesal Thania.

"Lagian siapa suruh gak bangun - bangun udah jam 9. Tidur kok kayak orang meninggal," sindir Nathan.

"Gue abis ngerjain tugas sampe malem kemaren," jelas Thania.

"Gue gak peduli. Cepet bangun abistu mandi, gue tunggu lo di bawah," perintah Nathan lalu beranjak dari kamar Thania.

"Jangan tidur lagi. Awas kalok lima belas menit lagi gak turun. Ntar gue cium!" teriak Nathan dari balik pintu.

Thania langsung membulatkan matanya. Dengan cepat ia mengambil handuk kemudian berlari masuk ke kamar mandi.

***

Nathan sedang bekutat di dapur dengan memegang selembar roti di tangannya. Ia sedang membuat sarapan untuk dirinya sendiri. Jangan berpikir ia akan membuatkannya juga untuk Thania. Cowok itu memilih meminum segelesa susunya di bandingkan membuat sarapan untuk Thania.

NathaniaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang