Fiona Angelista

131 9 0
                                    

Thania berjalan menuju kelasnya dengan langkah gontai. Hari ini ia malas datang ke sekolah apalagi jika bertemu dengan Nathan. Sekarang Thania tampak lebih cantik dengan rambutnya yang di kuncir satu. Di sepanjang perjalanan Thania merasa heran karena murid - murid di sekolah menatapnya dengan pandangan yang tidak suka.

Thania sudah sampai di kelas. Ia melihat benda bulat yang melingkari tangannya yang menunjukan pukul 07.00. Masih ada waktu lima belas menit lagi sebelum bel masuk berbunyi. Ia memutuskan untuk menenggelamkan wajahnya di antara kedua tangannya yang sudah terlipat di atas meja.

"THANIA," teriak Karin dengan nafas yang tidak teratur.

"Hemm," sahut Thania malas.

"Isshhh. Liat gue dong," pinta Karin. Thania membenarkan posisi tubuhnya.

"Ngapain lo pagi - pagi udah teriak - teriak gak jelas?" tanya Thania.

"Demi apa lo kemaren boncengan sama Nathan," tanya Karin yang kini sudah duduk tepat di hadapan Thania.

Thania yang mendengar pertanyaan tersebut sangat terkejut.

"Hah. Dari mana lo tau?" tanya Thania.

"Lo ditanya malah tanya balik. Lagian ya semua orang disini udah pada tau kalok lo kemaren jalan sama Nathan," jelas Karin.

'Pantes aja tadi gue di tatap kayak gitu' ucap Thania dalam hati.

"Woy, malah bengong." Karin menyadarkan lamunan Thania.

"Emang segitu populernya Nathan ya?" heran Thania.

"Yaiyalah THANIA," ucap Karin dengan nada yang sedikit di tekan "sekarang jelasin ke gue kenapa lo bisa jalan sama Nathan," kata Karin mulai serius.

"Gue gak ada apa - apa sama dia. Kalok soal yang kemaren itu gue cuma di anter ke bandara karena mama gue gak bisa jemput, itupun dia yang mau," jelas Thania.

"OMG. Hebat banget ya lo. Tanpa diminta, Nathan langsung mau nganter lo."

"Biasa aja kali," jawab Thania santai.

Kringggg

Mereka berdua menghentikan pembicaraannya karena bel masuk sudah berbunyi.

***

Thania, Karin dan Aliya berjalan memasuki kantin. Thania mengedarkan pandangannya dan melihat Nathan yang sedang sibuk makan bersama temannya.

"Kalian mau pesen apa? Biar gue yang pesenin," kata Thania.

"Samain aja deh kayak lo," jawab Aliya. Karin mengangguk setuju.

"Oke deh."

Thania berjalan melewati Nathan dan kedua temannya. Dengan jahilnya, Nathan mengeluarkan kakinya dari meja. Otomatis Thania yang pandangannya fokus ke depan pun tiba - tiba tersandung.

"Aduhh." Thania hampir saja jatuh jika tidak menjaga keseimbangan tubuhnya. Thania menoleh dan memberikan tatapan membunuh kepada Nathan.

"Apa liat - liat," ucap Nathan ketus.

"Lo sengaja kan buat gue jatuh?"

"Mana ada. Lagian kalok jalan tu pake kaki," sindir Nathan.

"Argghhh. Sabar Thania," ucap Thania yang mengelus dadanya.

Thania pergi meninggalkan kantin dan juga temannya dengan perasaan marah. Aliya dan Karin yang melihat itu pun menatap Thania dengan penuh pertanyaan.

***

Thania melangkahkan kakinya menuju toilet. Saat memasuki toilet, seorang perempuan dengan kasarnya mendorong tubuh Thania hingga tersungkur ke lantai.

"Aduh."

Cewek itu tertawa di depan wajah Thania yang meringis kesakitan.

"Maksud lo apa dorong gue?" pekik Thania.

"Gue peringatin ya ke lo, jangan deketin Nathan lagi," ucap Fiona tepat di depan wajah Thania.

Fiona adalah salah satu cewek yang bersinar bagai matahari di sekolah. Tak terhitung jumlah cowok yang dapat penolakan mentah darinya.

"Yaelah. Itu mah Nathan aja yang deketin gue," jawab Thania dengan pedenya. Ia pun mencoba untuk berdiri tetapi di tahan oleh Fiona.

"Eh, tunggu sebentar," tahan Fiona.

"Apa lagi sih!"

"Jauhin Nathan atau lo bakal berurusan sama gue."

Thania memutar bola matanya malas "iya iya. Tanpa lo minta gue juga gak ngedeketin dia kok."

Setelah puas memberi Thania pelajaran, Fiona dan teman - temannya pergi meninggalkan Thania yang masih duduk di lantai.

***

Thania berjalan menyusuri koridor dengan langkah yang terseok - seok karena tadi Fiona menjegal tulang keringnya. Thania memegang kaki kanannya, sedangkan tangan kirinya memegang tembok.

"Thania lo kenapa?" suara dari arah belakang membuat Thania menoleh.

"Enggak apa - apa kok," balas Thania.

"Enggak apa - apa gimana. Tuh liat kaki lo, buat jalan aja susah." ujar Adrian temannya Nathan "gue anter pulang ya," lanjutnya.

"Eh gak usah. Gue bisa sendiri kok, lagian belum jam pulang sekolah," tolak Thania.

"Udah gapapa kok. Santai aja," jawab Adrian.

Thania memikirkan matang - matang ajakan Adrian tadi.

"Hemm, ya udah deh. Tapi bener gak apa - apa."

"Iya thania."

Thania mengikuti Adrian dari belakang. Setelah sampai parkiran, Adrian langsung menghidupkan motornya dan melenggang pergi meninggalkan sekolah. Tanpa mereka sadari, seorang wanita sedang mengamati mereka berdua dari belakang.
.
.
.
.
.
to be continued


Jangan lupa vote guys, biar author lebih semangat lagi upload part selanjutnya
.
.
.
.
Sampai jumpa di part selanjutnya👋

NathaniaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang