Nathan Demam

93 8 0
                                    

"Cewek itu gak boleh di buat nunggu tau," - ?
.
.
.
.

Thania berjalan menuju dapurnya. Ia berniat membuatkan air panas untuk Nathan. Mungkin dengan meminum air tersebut bisa membuat badannya tidak kedinginan.

"Than, sini airnya udah jadi nih," panggil Thania. Namun tidak ada jawaban dari cowok itu.

"NATHAN!" Teriak Thania dengan tangan yang memegang gelas untuk menuangkan air tersebut.

"Kemana sih tu anak. Tuli kali ya," gumam Thania.

Karena tidak ada jawaban dari Nathan, Thania berniat menghampiri cowok itu yang sedang berada di ruang tamu.

"Than, bangun." Thania menghampiri Nathan yang sedang tertidur di sofa. Wajahnya sedikit pucat dan dia tertidur sambil memeluk badannya sendiri. Sepertinya dia kedinginan. Thania menyentuh dahi cowok itu. Panas, Nathan demam.

"Gue harus apa?" ucap Thania menggigit jarinya. Ia pun memutuskan untuk kembali ke dapur dan mengambil sisa air hangat yang dibuatnya tadi untuk mengompres Nathan.

Thania kembali, lalu duduk disamping Nathan. Tangannya bergerak untuk menempelkan handuk yang sudah ia rendam di baskom yang berisi air hangat.

"Sshhh." Nathan tampak gelisah dalam tidurnya.

"Lo demam, Than," ucap Thania. Kondisi Nathan saat ini membuat Thania khawatir sekaligus panik.

"Gue gak apa - apa, Nia," ujar Nathan pelan.

"Gak apa - apa gimana, badan lo panas banget. Mending lo istirahat disini aja, di kamarnya Kak Kevin," perintah Thania.

"Udah mau malem ini, mending gue pulang aja." Nathan hendak bangkit dari duduknya namun dengan cepat Thania menghalanginya.

"Udah nginep aja disini sampai lo sembuh. Emang lo bisa bawa motor dengan kondisi kayak gini. Yang ada lo malah kenapa napa di jalan dan gue gak mau itu terjadi." Thania berusaha meyakinkan Nathan agar cowok itu mau menginap di rumahnya. Yaa, mungkin sampai kondisinya mulai membaik.

"Oke gue bakalan tinggal disini untuk sementara. Tapi buatin gue makanan dong, laper nih," jawab Nathan.

"Ya udah sekarang ke kamar langsung istirahat. Gue mau buat bubur dulu," ujar Thania.

Nathan pun bangkit dari sofa kemudian berjalan menaiki anak tangga satu per satu dengan hati - hati.

Thania berjalan menuju dapur untuk membuatkan Nathan bubur. Thania mengambil beras kemudian mencucinya sampai bersih. Jangan pikir Thania bisa masak. Nyatanya cewek itu masih bergantung pada internet dan juga tutorial memasak yang ada di youtube.

Thania hanya bisa membuat kue atau dessert lainnya. Di bidang menumis, menggoreng, merebus ia tidak bisa. Setelah berjam jam Thania berkutat di dapur, akhirnya masakannya pun jadi. Namun, ia ragu dengan hasil masakannya.

"Gak apa - apa deh makanan gue gak enak. Yang penting Nathan makan, gak peduli enak atau enggak."

Thania berjalan menaiki tangga kemudian memasuki kamar kakaknya. Ia melihat Nathan yang sedang tertidur pulas. Ia pun mendekati Nathan kemudian duduk di tepi ranjang berniat membangunkan cowok itu.

"Than, bangun," ucap Thania dengan menepuk pelan pipinya. Setelah Nathan bangun, ia membantu Nathan untuk menyandar di sandaran ranjang.

"Nih, buburnya dimakan abis itu minum obat." Thania menyondorkan semangkuk bubur yang telah ia buat tadi.

"Suapin," pinta Nathan dengan wajah memelas.

"Lo udah gede. Lagian tangan lo kan masih berfungsi," ucap Thania.

NathaniaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang