Minggu Ceria

80 7 0
                                    

"Gue bakal ngajak dia ke sini setelah papa pulang dari Singapore," - Nathan Barakya

.
.
.
.

Nathan keluar dari kamarnya. Hari ini adalah hari minggu, hal yang sangat disukainya. Ia berniat pergi ke rumah Bara untuk merencanakan sesuatu setelah ujian sekolah nanti. Tentunya ia mengajak Thania, sekalian mengajak ia keluar daripada hanya diam di rumah sendiri.

"Kak gue mau pergi ke rumah temen," kata Nathan yang sedang mengoleskan selai pada selembar roti.

"Ya udah pergi aja," jawab kakaknya.

Nathan akan memperkenalkannya. Gadis cantik yang memiliki bola mata berwarna cokelat tua dan memakai baju kaos itu adalah kakak kandung Nathan. Namanya adalah Tasya Kurniawan. Nama belakangnya Nathan dan kakaknya berbeda. Karena nama Kurniawan itu diambil dari nama keluarga mamanya, sedangkan nama Barakya diambil dari nama keluarga papanya.

Back to the topic.

"Kapan lo balik lagi ke Bandung kak?" tanya Nathan.

"Yaelah, baru juga kemaren gue dateng ke sini masak disuruh balik lagi ke Bandung. Lo mau ngusir gue?" kata Kak Tasya.

"Gue cuma nanya doang emang gak boleh?" balas Nathan.

"Udah ah, gue mau mandi dulu." Tasya bangkit dari tempat duduknya, kemudian meninggalkan Nathan yang masih menghabiskan rotinya.

"Sok rajin lo, kak. Biasanya juga mandinya siang," ejek Nathan.

Tasya yang hendak menaiki anak tangga mengurungkan niatnya setelah mendengar penuturan adiknya.

"Gue mandi cepet karena mau jalan sama pacar gue. Emangnya elo yang kemana mana sendiri mulu," balas Tasya.

"Wahh, belum tau dia ternyata. Gue udah enggak jomblo jadi. Gue udah punya pacar," ungkap Nathan.

"Oh ya? Kok gue gak tau?" Tasya berusaha mengingat kapan terakhir kalinya Nathan berpacaran.

"Emang penting gue ngasi tau lo?" tanya Nathan balik.

"Ya udah sih. Kalok emang lo dah punya, tunjukin dong ke gue sama papa," katanya.

"Oke,gue bakal ngajak dia ke sini setelah papa pulang dari Singapore," putus Nathan.

Tasya hanya tersenyum, lalu meninggalkan Nathan yang sepertinya akan berangkat ke rumah temannya. Tidak terasa waktu berlalu begitu cepat. Rasanya baru kemarin Tasya mengajak adiknya itu bermain boneka bersamanya. Tapi dulu Nathan selalu menolak dengan beralasan kalau boneka hanya untuk mainan perempuan saja. Sedangkan sekarang, ia mungkin banyak menghabiskan waktunya bersama teman atau pacarnya. Karena kesibukan papa dan juga dirinya membuat mereka susah untuk meluangkan waktu meski hanya sekedar mengobrol. Semenjak kepergian mamanya, Tasya memutuskan untuk sekolah dan tinggal di Bandung, di rumah neneknya supaya tidak merepotkan papanya.

Cast Tasya Kurniawan.

Cast Tasya Kurniawan

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

***

Nathan dan Thania sudah sampai di rumahnya Bara. Nathan langsung mengajak Thania ke lantai tiga, yaitu letak kamar Bara dan juga Mainannya.

Thania dibuat takjub dengan keadaan rumah Bara. Ia tidak menyangkan Bara akan tinggal di rumah yang semewah ini.

"Widihh, sekarang kemana mana berdua aja nih," sambut Bara.

"Halah bilang aja lo iri kan," sahut Nathan.

Nathan langsung masuk ke kamar Bara karena ia sudah sering sekali ke sini, jadi ia tidak merasa malu lagi.

"Gue mau main dulu, lo duduk aja di sini sama Aliya," suruh Nathan.

"Oke, gue bakal tungguin kok," jawab Thania.

"Aduhh, ribet amat dah pacaran. Sampe - sampe main game aja minta ijin," sela Adrian.

"Dasar bucin. Kayak emak - emak rempong tau," sahut Bara.

Thania hanya memeletkan lidahnya kepada dua laki - laki yang merupakan sahabat Nathan.

Mereka bertiga melanjutkan permainan mereka. Sedangkan untuk para perempuan, mereka sedang berdiskusi untuk rencana setelah ujian nanti. Tak lupa ada Karin juga ada di sana.

Thania mendekati Nathan yang masih sibuk bermain game. Ia pun mengambil posisi untuk duduk di samping cowok itu.

"Nathan," panggil Thania.

"Apa?" sahut Nathan yang masih sibuk memainkan stick yang ada di tangannya.

"Iihhh. Kalok ngomong itu diliat dong orangnya," kesal Thania.

Nathan akhirnya mengalah lalu menaruh stick yang di genggamnya kemudian membenarkan posisinya untuk menghadap Thania.

"Kenapa, Nia?" kata Nathan.

"Gimana nanti selesai ujian kita kemah aja?" usul Thania.

"Kemah? Di mana?" tanya Adrian.

"Di hutan lah," jawab Aliya.

Tiba - tiba Bara datang dengan membawa beberapa minuman dingin di tangannya.

"Di hutan? Jangan dong jangan, gue takut," kata Bara.

"Cowok apaan lo. Masak kayak begitu aja takut," sahut Karin yang dari tadi hanya diam.

"Gue trauma. Pas kemah pramuka waktu SD gue hilang di hutan. Untung aja gue di temuin," jelas Bara.

"Itu pasti gara - gara lo yang gak bisa diem," sahut Thania yang menghadirkan gelak tawa yang lainnya. Bara memanglah seperti itu orangnya.

"Gimana kalok buat acara di villa gue yang di puncak?" usul Nathan.

"Nah bagus tu," jawab Adrian.

"Yang lain gimana?"

"Kita bertiga ngikut aja," jawab Aliya mewakili kedua temannya.

"Oke. Nanti selesai ujian sekolah kita bakalan seneng - seneng di villa gue," putus Nathan.

Yang lainnya pun setuju. Mereka tidak sabar untuk menunggu hari itu tiba. Tapi sebelum itu mereka harus menghadapi ujian akhir semester ganjil yang akan dilaksanakan minggu depan. Mereka semua berharap semoga hasilnya sangat memuaskan.
.
.
.
.
.

To be continued


Jangan lupa vote guys, biar author lebih semangat lagi upload part selanjutnya
.
.
.
.
Sampai jumpa di part selanjutnya👋

NathaniaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang