Real Daniel

66 6 0
                                    

Nathan dan Adrian saat ini sedang berada di rumah Bara. Mereka selalu memilih pergi ke rumah Bara karena rumah tersebut surga mainan. Laki - laki itu mengoleksi berbagi jenis mainan di rumahnya. Sampai - sampai Adrian mengira rumah Bara adalah toko mainan.

"Than, sini main sama kita," ajak Bara dengan tangan yang memegang stick PS.

Bara heran melihat Nathan yang sedari tadi melamun. Bahkan ia tidak menjawab ajakannya tadi.

"Rian, tu anak kenapa diem aja dari tadi?" bisik Bara pada Adrian.

"Kesambet setan penunggu pohon yang di belakang rumah lo kali," jawab Adrian ngawur.

"Samperin ah."

Bara berjalan menghampiri Nathan yang sedang duduk di sofa. Sepertinya laki - laki itu tidak menyadari kehadirannya.

"Woyyy, lo kenapa diem mulu dari tadi."

Nathan terkejut karena Bara menepuk pundaknya. Ia pun menatap Bara dengan datar. Bara menyadari bahwa Nathan sedang ada masalah. Tampak dari wajahnya yang memang tidak ingin di ganggu.

"Than, lo kenapa?" tanya Adrian yang sudah berada di hadapan Nathan.

"Lo gak mau cerita sama temen deket lo sendiri? Siapa tau kita bisa bantu lo kan," kata Bara.

Nathan menghebuskan nafasnya dengan kasar. Memang benar, selama ini ia terlalu tertutup pada teman dekatnya sendiri. Kali ini ia akan memberi tahu apa yang saat ini mengusik pikirannya.

"Gue lagi mikir siapa yang berani neror Thania," beber Nathan.

Bara dan Adrian saling bertatapan. Sudah mereka duga, bahwa Nathan sedang memikirkan itu. Jangankan Nathan, mereka semua memikirkan akan keadaan Thania selanjutnya.

"Gue takut dia kenapa napa," lanjut Nathan.

Adrian mendekatkan dirinya pada Nathan.

"Jangan takut, Than. Dia bakal baik - baik aja," ucap Adrian.

"Iya bener tuh." Bara menimpali

"Gue takut dia di apa apain sama orang yang terus neror dia," lontar Nathan.

Adrian dan Bara mengerti apa yang Nathan rasakan saat ini. Mereka berdua prihatin melihat keadaan Nathan saat ini.

Tiba - tiba saja Nathan bangkit dari tempat duduknya kemudian mengambil jaketnya. Sepertinya ia akan pergi dari rumah Bara.

"Lo mau kemana, Than!" teriak Bara.

Nathan tak menghiraukan panggilan dari teman temannya itu. Ia tau siapa yang harus dia tanyakan tentang hal ini.


***


Sebuah motor besar berhenti di depan rumah yang cukup mewah. Nathan membuka helm full face nya kemudian merapikan rambutnya sedikit. Ia menarik nafasnya lalu menghembuskannya dengan perlahan.

"Kali ini gue gak boleh kebawa emosi ngomong sama dia," kata Nathan saat berbicara di depan kaca spion motornya.

Nathan turun dari motor lalu berjalan memasuki rumah itu. Setelah sampai di pintu utama, Nathan menggerakan tangannya untuk menekan tombol bel.

Ting tong ting tong

Pintu besar itu pun terbuka dan menampakan seorang laki - laki yang tentunya tidak asing baginya.

"Tumben lo kesini," kata orang itu.

Kali ini Nathan harus sabar menghadapi laki - laki ini.

"Gue mau ngomong sama lo," ucap Nathan dengan menatap wajah laki - laki yang ada di hadapannya.

NathaniaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang