"Tuan muda!" Teriak tuan Lee setelah melihat apa yang terjadi di depannya.
"Bertahanlah!"
Tuan Lee langsung berlalu masuk ke dalam kamar mandi untuk menyelamatkan Woojin yang sudah bersimpuh di sana.
"Astaga ada apa denganmu tuan muda? Kenapa anda menjadi seperti ini?" Tanya tuan Lee sangat panik.
"Kepalaku... Hikss.. hikss... Kepalakuu.. s-sakitt... !" Rintih Woojin menahan sakit yang ada di kepalanya.
Tuan Lee pun langsung membawa Woojin pergi dari sana, dia akan membawa Woojin ke rumah sakit.
"Ayo tuan muda kita ke rumah sakit!" Seru tuan Lee masih dilanda kepanikan.
"Tidakk.. j-jangann.. akuuh.. t-tidak mhauu.. ke-ke rumah.. s-sakiitt.. !" Woojin masih merintih menahan kesakitannya.
"Tapi tuan muda.." ucapan tuan Lee di sela oleh Woojin.
"Aku baik-baik sajaa pamann.. tolong bawa aku.. k-ke tempat tidur-ku... S-sajaa..." Dari nada suaranya saja Woojin terdengar seperti menggeram, karena dia masih menahan kesakitannya yang amat menyakitkan itu.
Mau tidak mau tuan Lee pun mendengarkan ucapan Woojin yang tidak mau pergi ke rumah sakit. Akhirnya tuan Lee pun memapah Woojin sampai di tempat tidurnya.
Setelah tuan Lee berhasil menidurkan Woojin di tempat tidurnya, Woojin langsung meminta di ambilkan obat pereda nyeri kepalanya pada tuan Lee."Paman... Tolong ambilkan obatku... Di atas meja di dekat sana..." Ucap Woojin dengan nada pelan.
"Baik tuan muda,"
Tuan Lee pun langsung mengambil obat yang di maksud Woojin tadi. Sesampainya di meja, tuan Lee melihat obat yang di maksud oleh tuan muda nya itu. Sebuah botol kecil berisikan butiran-butiran putih yang memenuhi botol itu. Tuan Lee merasa aneh, sejak kapan Woojin mendapatkan botol obat ini? Pikirnya.
"Ini tuan muda obatnya," tuan Lee langsung memberikan botol obat itu pada Woojin.
"Terima kasih paman."
Perlahan tuan Lee membantu Woojin untuk menyenderkan punggungnya di kepala tempat tidur untuk meminum obatnya. Tuan Lee juga sudah menyiapkan segelas air untuk Woojin.
Setelah meminum obat itu, Woojin pun di bantu lagi oleh tuan Lee untuk kembali menidurkannya di tempat tidur, tuan Lee membetulkan selimut agar Woojin tidak kedinginan."Paman kenapa kemari?" Tanya Woojin setelah rasa sakit di kepalanya sudah mereda.
"Paman meng-khawatirkanmu tuan muda? Paman di rumah melihat nona Yuju yang masuk sendirian ke dalam rumah tanpa tuan muda di sana, paman bertanya langsung pada nona Yuju, di mana kah anda?"
"Maafkan aku paman, hari ini aku sedang tidak ingin pulang ke rumah, aku mau menenangkan diriku di apartemen pribadiku saja." Jawab Woojin pada tuan Lee.
Tuan Lee diam memperhatikan Woojin, dan akhirnya dia bersuara,
"Tuan muda, kenapa anda menyembunyikan penyakit lain selain maag anda kepada paman?"
"Maafkan aku paman, aku tidak mau membuat paman meng-khawatirkan kondisiku yang satu ini? Aku akan baik-baik saja paman," ujar Woojin pada tuan Lee.
"Apa maksud anda berkata begitu tuan muda? Paman ini justru sangat menyayangi tuan muda, paman sudah menganggap tuan muda sebagai anak paman sendiri, tolonglah tuan muda, terbuka sedikit kepada paman?" Jelas tuan Lee yang memberi masukkan pada Woojin.
"Maafkan aku paman, aku sudah membuat paman sedih dan khawatir?" Ucap Woojin merasa bersalah pada tuan Lee.
"Baik, sekarang tuan muda ceritakan pada paman, sudah sejak kapan tuan muda menyembunyikan penyakit ini dari paman." Ucap tuan Lee yang nada bicaranya sudah mulai serius.
KAMU SEDANG MEMBACA
Menghilang dan Pergi [Park Woojin x Choi Yuju] [[Complete]]
FanfictionSeorang idola besar mempunyai rasa cinta kepada seorang perawat rumah sakit biasa . "I Love You kak Yuju !" (Park Woojin) "Apa?" (Choi Yuju) *-*-*-*-*-*-*-*-* Fiksi pertama aku .. aku pasangin Yuju GFRIEND sama Woojin AB6IX di fiksi aku, semoga su...