Halaman 7🌹

92 10 26
                                    

Keesokan harinya...

Woojin sudah siap dengan seragam sekolahnya, dia sekarang sedang merapikan buku-bukunya dan dimasukkan ke dalam tas gendong berwarna hitamnya itu. Woojin tidak tahu kenapa dia bisa bangun pagi sekali, Woojin akan menjadi anak teladan mungkin setelah ini.
Setelah merapikan semua bukunya, dia pun segera keluar dari kamar. Sebelum keluar sepenuhnya dari kamar dia tidak lupa membawa botol kecil obatnya dan menyimpannya di saku celana miliknya.

Woojin pun sampai di meja makan, di sana sudah ada tuan Park ayahnya, tiba-tiba selera makan Woojin hilang setelah dia melihat kearah ayahnya, karena sang ayah sudah menembakkan tatapan nyalang kearahnya. Woojin pun berbelok menuju pintu dan keluar dari rumahnya untuk berangkat sekolah.

"Hahh nafsu makanku hilang setelah melihat pria tua sialan itu." Dengusnya dengan nada sangat santai. Ucapan Woojin tadi di dengar oleh sang ayah.

"APA KATAMU! HEI ANAK KURANG AJAR KEMARI KAU!!" tuan Park berteriak murka setelah mendengar anaknya mencelanya tadi. Sayangnya Woojin sudah berlari keluar dari rumahnya menuju halte bus menghindari sang ayah yang sudah gila menurutnya.
Tuan Lee sampai memanggil Woojin karena dia akan mengantar Woojin sampai kesekolahnya tapi Woojin tidak mendengarnya.

Tidak lama kemudian, bus pun datang dan Woojin pun segera naik ke dalam bus itu. Di dalam bus masih banyak kursi-kursi yang kosong, sebagian di sana sudah di tempati penumpang lainnya. Woojin pun memilih kursi yang berada di dekat jendela, karena dari kecil Woojin sangat menyukai duduk di dekat jendela bersama bundanya dulu pada saat bepergian menggunakan bus.

15 Menit kemudian...

Lambat-laun kursi-kursi yang berada di dalam bus pun sudah banyak yang menempati, sampai pada akhirnya bus pun berhenti karena akan menaikkan penumpang lagi, penumpang itu adalah seorang pemuda yang memakai seragam sekolah. Setelah penumpang itu masuk ke dalam bus, bus pun berjalan kembali.
Saat itu Woojin sedang menatap kosong melihat keluar jendela, pikirannya terbang kemana-mana sampai akhirnya, aksinya terusik karena ada seseorang yang duduk di kursi sebelahnya. Woojin pun dengan spontan menolehkan kepalanya, dan alangkah terkejutnya dia setelah tahu siapa yang sudah duduk di sebelahnya itu.

"YAAISHH! Kau lagi?!!" pemuda yang berada tepat di sebelahnya juga ikutan berjengit kaget karena dia bertemu dengan seorang pemuda pemilik saputangan itu.

"Hei kenapa kau duduk di sebelahku! Sana pindah ketempat duduk lain!" Seru Woojin kasar pada pemuda itu.

Dia terkejut dan menatap Woojin dengan melebarkan matanya, dan menjawab, "Apa katamu, kau tidak lihat? Semua kursi sudah ditempati penumpang, bagaimana bisa aku mendapatkan sebuah kursi kosong?"

"Aku tidak peduli! Cepat kau menjauh dariku!" Seru Woojin sambil mengibas-kibaskan tangannya pada pemuda itu agar pemuda itu menjauh.

"Huh tidak bisa! Semua kursi sudah penuh!" Seru pemuda itu tidak mau kalah.

"Sana menjauh dariku!" Woojin berteriak.

"Yaaa! Bisakah kalian berdua yang berada di kursi belakang untuk diam?" Teriak sopir bus disana, seketika Woojin dan pemuda itu terdiam sejenak. "Aku berusaha untuk menyetir dengan tenang dan tanpa kebisingan!" Lanjutnya dengan nada kesal.

Akhirnya Woojin dan pemuda itu terdiam dan tidak saling berbicara kembali. Sampai akhirnya, mereka berdua sampai di sekolah. Keduanya berjalan saling jauh-jauhan karena insiden pagi tadi di bus, Woojin dan pemuda itu masuk ke kelas masing-masing.

Woojin masuk ke dalam kelasnya dengan wajah di tekuk, di sana sudah ada Changbin dan Haknyeon. Mereka berdua menunggu Woojin datang.

"Selamat pagi, Haknyeon, Changbin." Sapanya dengan nada datar. Haknyeon dan Changbin melihat Woojin saling menatap, salah satu dari keduanya bertanya.

Menghilang dan Pergi [Park Woojin x Choi Yuju] [[Complete]]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang