Vote and Comment
Guys!• • •
22 Oktober 2019.
Pagi ini, tepat hari ulang tahun Yuri, berjalan seperti tahun yang sebelumnya, mengucapkan selamat ulang tahun saja kemudian bersikap seperti biasa hingga pesta perayaan.
"Happy birthday, Jo Yuri!" seru Hitomi dan Nako bersamaan setelah Yuri keluar dari kamar mandi, sehabis mandi.
Kedua gadis keturunan Jepang itu memeluk Yuri bergantian. Setelah itu mereka berdua kembali kekegiatan masing-masing, sedangkan Yuri jalan ke kasurnya, duduk dipinggir kasur dan meraih handphonenya di atas nakas.
Mengecek notifikasi yang sudah penuh dengan ucapan selamat ulang tahun dari kerabat, teman serta keluarganya.
Yuri membaca setiap pesan yang dikirim, ucapan yang singkat namun dapat membuat ujung bibirnya terangkat, menampakkan senyum manisnya.
Setelah membalas rentetan ucapan, Yuri bangkit dan keluar dari kamar. Berniat pergi ke kamar Seungyoun, karena Abangnya belum mengucapkan selamat ulang tahun kepadanya.
ABANG MACAM APA ITU!
"YURIIIIIII, HAPPY BIRTHDAY BONCEL KUUUUUH," seru Yena yang berlari menghampiri Yuri masih dengan memakai piyama tidurnya. Padahal kini sudah pukul sebelas siang.
Yena merentangkan kedua tangannya, hendak memeluk Yuri, namun keburu Yuri berlari menghindari pelukan Yena.
Yena menatap Yuri dengan bibir maju lima sentimeter, mirip bebek kalo begini, "SOMBONG AMAT!" teriaknya.
"Jauh-jauh lo! Belom mandi!"
Seakan menulikan pendengarannya, Yena tetap mengejar Yuri, mengelilingi setiap sudut AsramA. Sampai Hyewon yang baru mau melangkah keluar kamar, menarik kembali langkahnya dengan wajah kaget.
Serem, udah kaya buldoser lewat, tadi aja Wooseok kena senggolan Yuri. Tapi ya namanya Yuri, santuy aja dia mah walaupun yang ditabrak manusia bertopeng nenek sihir. Awowkwo.
"Buset, itu dua manusia kaga nyadar diri apa ya, apa aja ditabrak," oceh Sakura dari ruang tengah, lagi nonton drama China bareng Chaeyeon.
"Tungguin aja ntar juga bakalan ada barang yang pecah," sahut Chaeyeon.
PRANGGG
Chaeyeon menjentikan jarinya, "Ucapan gua terkabul dengan cepat."
Kedua gadis itu menghadap kebelakang tapi masih di atas sofa, melihat benda apa yang baru saja jatuh sampai membuat suara nyaring yang mengundang perhatian.
Sakura menutup mulut tidak percaya, "I-itu bukannya vas bunga kesayangan Mba Eunbi, ya? Vas bunga peninggalan Ayahnya."
"Betulll, berapa tingkat kemarahan Mba Eunbi saat melihat vas bunganya pecah? Rendah, sedang atau tinggi?" tanya Chaeyeon.
"Tinggi."
•
Malamnya, Eunbi marah bukan main, kesal sangat sudah pasti. Sedari tadi dia tidak mendengarkan segala alasan dan kata maaf yang diucapkan oleh Yena dan Yuri berulang kali.
Bahkan Eunbi tidak segan-segan menatap sinis kedua adiknya itu, seakan dia membencinya.
"Mikir gak sih kalian? Ini rumah bukan lapangan! Kalau mau lari-larian, di lapangan! Bukan di sini! Badan doang gede, otak gak dipake!"
Eunbi kalau udah marah dan kesal, gak bakalan bisa nahan kata-kata pedasnya. Kalimat yang dia ucapkan pasti selalu menohok di hati.
"Kalian tau gak betapa berharganya vas bunga ini, hah?! Ini peninggalan Ayah yang paling berharga buat Mba! Kenapa Mba taruh vas bunga itu di sana? Karena Ayah sendiri yang naruh, katanya biar tamu bisa lihat."
KAMU SEDANG MEMBACA
SHELTER | X1 & IZ*NE
Fanfiction[ HIATUS ] 11 Cowok dan 12 Cewek. Hidup bersama dalam satu atap. Di AsramA Pak Daniel. Dari yang lagi ngurus skripsi sampai murid SMA tinggal di sana. Bagaimana mereka menjalani hidup di AsramA? Ditambah kisah romansa pasangan dari penghuni AsramA y...