14 | hari sabtu

415 67 3
                                    

Halo!

Vote dan Komentar
Ya!

• • •

We go dumb dumb dumb dumb nuga mwolaedo Litty dumb Litty dumb litty Bang the drum gal ttaekkaji Baby stupid. Stupid--

"Berisik!"

Yuri memegangi kepalanya yang terasa pening. Baru dua jam tidur, tapi sekarang Yuri harus bangun dan pergi ke kampus.

Salahkan tugas yang baru diberi kemarin dan pagi ini harus dikumpulkan. Bukan salahkan tugasnya, salahkan dosen yang seenak jidat ngasih tugas dengan rentan waktu mengumpulkan yang sangat singkat.

Kami manusia, bukan robot --curahan hatinya yang terdalam.

Sesudah mengumpulkan nyawa, dengan langkah lunglai Yuri pergi ke kamar mandi dan mulai membersihkan dirinya. Tidak butuh lama, Yuri keluar dari kamar mandi sudah berpakaian sedikit rapi.

Iya sedikit. Hanya bermodal celana jeans biru tua dengan sweater kebesaran warna putih. Jangan lupakan rambut yang sengaja diikat kuda agar terkesan rapi, serta polesan liptint dan bedak yang tipis.

"Mau ke kampus, neng?" tanya Seungyoun dari ambang pintu kamar Yuri.

Yuri dengan lemas mengangguk. Benar-benar tidak berminat mengeluarkan suara sedikitpun. Bahkan saat melewati Seungyoun, dirinya hanya melirik lalu jalan keluar AsramA tanpa berpamitan.

Seungyoun dalam hati be like, "Adik gua tuh? Kerasukan apaan, njir."

"BANG UYON!!! ANTERIN TOMI!!!"

Seungyoun yang sedang berusaha menyesap kopi hitam panasnya, tersontak kaget dan dirinya tidak bisa mengelak dari serangan melepuh pada bibir atasnya. Sontak dirinya menyesap bibir atasnya agar sakit mereda.

Hitomi yang sudah siap untuk berangkat kuliah, muncul di hadapan Seungyoun dengan wajah tanpa dosa, "abang? Kenapa?" tanyanya setelah melihat keadaan bibir atas Seungyoun yang memerah.

"Digigit koko," jawab Seungyoun.

"Hah? Koko?" Hitomi beralih ke Koko, kucing anggora peliharaan anak asrama yang lagi menjilati badannya di dekat kolam ikan, "harusnya berdarah dong, bang."

Seungyoun terdiam mendengar perkataan Hitomi barusan, "kena kopi, Mi. Airnya panas, gara-gara kamu teriak bikin abang kaget," tuturnya dengan wajah memelas.

Wajah Hitomi berubah menjadi khawatir, "masih sakit, bang? Ke dokter mau?" kini dirinya merasa bersalah.

Tapi disisi lain, Seungyoun juga ikut merasa bersalah melihat wajah khawatir Hitomi. Seungyoun menggeleng, "gak usah, cuma bengkak dikit paling nanti."

"Ke klinik deh ya? Nanti kenapa-kenapa bibirnya, Tomi jadi merasa bersalah," bujuk Hitomi.

Seungyoun bangkit, mengulas senyum walaupun sedikit sakit, lalu mengusap pucuk kepala gadis itu, "abang gapapa, Tomi."

"Serius?"

"Iya," balas Seungyoun dengan anggukan yakin, "berangkat sekarang? Abang manasin mobil dulu."

Kemudian Seungyoun jalan ke mobilnya yang memang sudah dikeluarkan dari dalam bagasi karena habis dipakai untuk mengantarkan tiga manusia ke sekolah.

Hitomi yang hendak menghampiri Seungyoun,  menghentikan langkahnya saat sesuatu jatuh dari lantai dua ke rumput halaman AsramA.

Amplop kecil berwarna merah muda.

SHELTER | X1 & IZ*NETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang