Menghentak kakinya dengan kesal, Ia memasuki ruangan bos-nya itu
Apa faedahnya Pak Yuta nyuruh dia nganterin laporan keuangan tahun lalu ke ruangan lelaki bermarga Jeon itu
"ada apa? tumben" komentar laki-laki itu dengan singkat tanpa menatap perempuan di depannya itu
Tzuyu meletakan berkas itu dengan keras, "kau bisakah berhenti mengangguku?"
"ck" laki-laki itu berdecih, lalu tertawa. Entah apa yang sedang Ia tertawakan
"lain kali, suruh orang lain saja"
Bagaimana perempuan itu tak kesal, sudah dua hari. Manusia bermarga Jeon itu selalu menyuruhnya,
'buatkan aku teh' 'tolong ambilkan itu'
Tzuyu sudah menahan emosinya dari kemarin, dia benar-benar ingin mencekik lelaki bergigi kelinci itu
June, yang notabene-nya adalah sekertaris dari Jeon Jungkook bahkan terheran-heran. Mengapa Jungkook lebih sering meminta bantuan Tzuyu daripada bantuannya, yang jelas-jelas sudah menjadi tugasnya
"aku juga tidak tahu"
Rentetan kalimat itu berhasil membuat Tzuyu memelotot penuh amarah, apa maksudnya
"rasanya percuma berbicara denganmu, hanya buang-buang waktu, permisi sajangnim"
Jungkook menatap punggung itu yang mulai menjauh, entah mengapa dia merasa sedih
"sebenarnya apa yang terjadi pada diriku?" gumamnya
Jungkook berpikir kenapa dia harus repot-repot berusaha mendapatkan perhatian perempuan itu, sedangkan dia sebentar lagi akan bertunangan dengan Lisa
Hari Minggu nanti, apakah Ia harus mengundang seluruh orang kantor?
"sayang, kamu kenapa?"
"kau datang," Lelaki itu tersenyum mendapati sang calon tunangan yang ada di depannya itu
"sudah makan siang?, aku membawa masakan eomma kemari" Lisa menunjukan kotak bekal yang Ia bawa
"terimakasih, bisakah kau menyuapiku?"
Dengan senang hati, Lisa akan menyuapi Jungkook
'ada apa dengannya, baguslah aku tak perlu memaksanya lagi'
"bagaimana?" tanya Pak Yuta dengan tidak sabarnya
"apa?!" jangan salahkan dia, Tzuyu sedang sensi karena amarahnya tak tersalurkan dengan benar
"wow, santai nona. kau galak sekali, pantas saja tak ada yang mau jadi pacarmu"
Tzuyu menatap jengkel atasannya itu, "sejak kapan bapak jadi lambe turah?"
"ya sejak aku tak pernah melihatmu dekat dengan laki-laki lagi"
"yak, bukan urusanmu"
Pak Yuta tertawa, menurutnya Tzuyu yang marah tak ubahnya seperti kucing yang sedang mempertahankan wilayahnya
"ya terserah saja, Jeonghan menitipkanmu padaku, jadi aku berhak mengomentarimu"
Tzuyu menghela nafas, lagipula kenapa kakaknya itu repot-repot menyuruh orang lain untuk mengawasinya
"dengarkan aku, lucas dia menyukaimu, apakah kau tak menyadarinya?"
Tzuyu terdiam, bukannya dia tak menyadarinya, tapi dia hanya berpura-pura tak mengetahuinya setiap laki-laki itu memberinya perhatian
"kau bingungkan, aku heran kenapa bos baru itu tiba-tiba menunjukan ketertarikannya padamu"
"jangan mengada-ngada," ujar Tzuyu dengan cepat
Pak Yuta tertawa, jujur Ia hanya mengkhawatirkan adik dari temannya itu, dia bahkan telah menganggap Tzuyu sebagai adiknya sendiri, mengingat dirinya ini yang anak
tunggal"oke, kembali bekerjalah aku tak akan membahas ini lagi"
"bagaimana penampilanku?" Lisa memutarkan tubuhnya guna menunjukan setiap sisi gaun yang akan Ia gunakan hari minggu nanti, hari yang paling dia tunggu
"cantik," Pujian singkat itu berhasil membuat pipi Lisa memerah padam karena malu
"benarkah? kau tak mau mencoba pakaianmu?"
Jungkook menggeleng, "tanpa mencobanya, aku yakin hasilnya akan sama. Karena aku memang tampan"
Tawa keduanya langsung pecah, Lisa menetertawakan cadaan dari lelaki itu yang sialnya memang kenyataan, Jungkook akan selalu tampan dimatanya
Sedangkan lelaki itu tertawa, kenapa dirinya jadi tak jelas begini
"sudahlah, aku yakin kau lapar sekarang"

KAMU SEDANG MEMBACA
Promise
Fanfiction"tapi janji ya, kakak bakal sering kabarin aku kan" Tzuyu ngajuin jari kelingkingnya, Jungkook tersenyum, lalu nautin jari kelingkingnya "janji," sequel dari: Really, started: 11 Agustus 2019 Ended: 21 November 2020