two step

530 68 6
                                    


Kalau kalian bertanya apa tujuan Soobin terbang ke Seoul, jelas dia pengin ngelurusin apa yang selama ini gak jalan pada tempatnya

Lagipula jelas terlihat, kalau kakaknya itu, Jungkook tidak terlalu senang dengan perjodohan ini

Jadi ya, Soobin ingin membantu menyelesaikan masalah ini

Dengan memberikan suatu benda yang akan membantu kakaknya itu kembali mengingat seseorang yang sangat penting di dalam hidupnya itu

Namun ayahnya itu sangat terlihat sangat mengawasinya, dia bahkan tak boleh keluar rumah jika tidak dengan bodyguard bernama Taehyung itu

"hyung, sebenarnya kau digaji berapa oleh daddy?"

Taehyung tersenyum,"ya lebih dari saat aku bekerja sebagai instruktur di gym"

Soobin hanya manggut-manggut, tentu siapa yang mau menolak pekerjaaan yang lebih menjanjikan ketimbang dengan gaji yang banyak?

"hyung, apa hyung juga teman Jungkoook-hyung?" tanya Soobin memastikan, karena sebelumnya dia pernah sekali melihat Taehyung dengan kakaknya waktu dia masih smp dulu

Taehyung menghela nafas, "ya, aku temannya. Dia sering pergi ke tempatku bekerja dulu"

Sudah Soobin duga, sekarang yang Ia pikirkan bagaimana cara membujuk orang di depannya agar berbalik mendukungnya

"Sstt, apa hyung mau membantuku?" ujar Soobin setengah berbisik, dia tahu kalau ayahnya sedang mengawasi di belakang

Taehyung tersenyum, "dengan senang hati, asal ini juga untuk kebaikan Jungkook"

Soobin hampir terjungkal kebelakang, untung Taehyung dengan cepat menahan kursi itu agar Soobin tak jadi terjungkal

"wae? Kenapa kau langsung paham?"

"memang apalagi yang kau maksud? tentu hanya itu kan"








Kalau Soobin pikir semuanya akan menjadi lebih mudah ketika Taehyung berbalik mendukungnya, jawabannya sama saja

Karena ayahnya tak mudah untuk dibodohi, buktinya sekarang Soobin ditemenin sama ajudan ayahnya yang lain

"kak mingyu," Soobin memanggil ajudan ayahnya itu

"kenapa bin?" Soobin melirik-lirik waspada kali aja ayahnya sedang mengawasinya juga

"aku baru inget, kakak temennya kak Jungkook kan?" Mingyu mengangguk, ngomong-ngomong dia juga sedikit bingung kenapa waktu dia papasan sama Jungkook, sahabatnya itu sama sekali tak mengenalinya

Apa Mingyu telah bertambah kadar ketampanannya kah? Begitulah pikir Mingyu

"memang kenapa bin?"

"bantuin aku ya, please kak jungkook itu amnesia gara-gara Kecelakaan, dia lupa sama kak Tzuyu, dan masalahnya kak jungkook udah tunangan sama kak lisa"

Mingyu melongo mendengar penuturan dari adik sahabatnya itu, selain Jaehyun, Mingyu tau dan terlampau hapal bagaimana senangnya Jungkook waktu di deketin sama Tzuyu waktu itu,

"beneran? Kok dia mau sih tunangan sama cewe lain" ujar Mingyu sedikit kesal,

"nah itu, daddy yang maksa, dan kayanya kak lisa juga suka sama kak jungkook"

"oke, kakak bisa bantu apa? enak aja si kelinci sialan lupain sahabatnya ini dengan seenaknya"

Soobin nyengir sebagai jawabannya, dia baru akan menjelaskan rencananya, namun ayahnya sudah terlanjur mendekat yang membuatnya harus menunda dulu

"ngobrolin apa hayo, asik banget kayanya" Jackson duduk disamping anak bontot nya itu

"ini pak, soobin katanya pengin minta nomer telepon adek saya" Mulut usil Mingyu tak bisa diajak kompromi

Soobin yang mendapatkan tatapan menyelidik dari sang ayah, hanya bisa menunduk,

"enggak, dad soobin nggak minta nomer siapa-siapa kok"

Jackson tertawa melihar reaksi sang anak, "ya, kalau beneran sih ngga papa. Asal kamu tetep fokus sama sekolah kamu"







Soobin berhasil keluar dari rumah tanpa diawasi oleh sang ayah maupun ajudannya itu

Dia berjalan pelan sambil mengingat alamat rumah lamanya dulu, karena dia sudah sedikit lupa dengan jalan yang menuju rumah lamanya dulu

Merogoh kantung celananya, Soobin kembali melihat foto rumahnya dulu. Kira-kira masih sama atau sudah berubah tampilan rumah lamanya itu,

Kalaupun iya, pasti akan susah untuk menemukannya

Mata Soobin menyipit saat melihat orang yang dia kenal,

"Bukannya itu kak Tzuyu" gumam Soobin sambil berjalan mendekat untuk memastikan











Tzuyu menghela nafas, dia memikirkan perkataan dari ayahnya tempo hari yang lalu

Entah sejak kapan ayahnya peduli akan urusan asmara putrinya ini, padahal dulu ayahnya jarang sekali bertanya soal hubungan asmara Tzuyu,

'kamu itu cantik dan berpendidikan, ayah yakin pasti banyak pria yang mengantri untuk menjadi kekasihmu'

Memang selama ini dikantornya dulu, banyak pria yang mendekatinya. Namun, apa mau dikata, jikalau hatinya ini masih belum siap untuk ditempati

Atau lebih tepatnya hatinya ini masih terisi oleh orang yang sama, manusia menyebalkan yang membuatnya menangis sepanjang hari karena merindukannya

"apa aku terima aja perasaan Hyunjin?" Tzuyu bingung memikirkan pernyataan Hyunjin tempo hari yang lalu,

Apakah ini waktu yang tepat untuk mulai membuka hati kepada pria lain, dan melupakan manusia menyebalkan itu untuk selamanya?




PromiseTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang