"langiiittt! anak bunda apa kabar, hm?" bunda lintang meluk kangen anaknya yang paling lucu ini.
setelah tadi nungguin dengan suasana tegang banget karna jujur, ayah sama bunda sama sama gatau mau bilang apa didepan langit yang udah tiga tahun gak pernah ke ina.
"baik kok, bun. elang mana?"
"sekolah dong! kamu ngasih taunya telat sih"
"ehehehe ya maaf"
bunda senyum keibuan, "mau bunda masakin apa?"
"maaf, bun. kayaknya langit mau keluar dulu, gak langsung pulang"
"loh kemana?" tanya ayah.
langit bingung mau jawab apa, tapi bunda yang peka langsung nyubit kecil pinggang ayah pake melotot.
"udah sih biarin aja. jangan malem malem, sayang. hati hati juga, kamu kan masih belom hafal jalanan jakarta"
pengertian banget emang bundanya. ngomong sinis ke arah ayah minta kunci mobil buat dikasih langit padahal langitnya udah bilang gausah, naik taksi aja. tapi bunda tetep maksa.
"pulang dari sini naik apaa??" tanya ayah, kesel juga.
"gocar, ayah! jangan kayak anak kecil gini ah!" bunda merebut kunci mobil yang digenggam ayah lalu dikasih ke langit.
"sekali lagi, hati hati. jaga diri, jangan pulang malem malem. satu lagi buat langit, jangan minum!" bentak bunda diakhir kalimat.
langit hanya mengangguk mengerti, menerima kunci mobil dari tangan bunda dan pamitan ke mereka berdua dan pergi entah kemana.
===
"pulang sekolah, rumah gue yok!" bisik elang ditengah pelajaran.
raga yang lagi asik tidur, ngangkat kepalanya. ngeliat wajah elang yang udah naik turunin alis.
"ngapain??"
"kelon sama gue"
"najis, bangsat!"
beberapa saat, elang diem lagi mikir.
"numpang makan? ya intinya lo ke rumah gue aja dulu, elah!" gregetnya.
"elang! denger yang saya jelasin tadi??" bu kimia di depan kelas udah liat elang sama tatapannya yang horor.
"denger, bu"
"apa?"
akhirnya ya melongo. untung raga gak kena juga, congor sih gabisa dijaga.
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
