Kelas Gila

215 32 3
                                    

"Zelineeeeee!" Panggil Davin yang berniat ingin mengganggu.

"Zeline fokus amat elah," ucap Galuh yang melihat Zeline yang sedang membaca novel.

Zeline yang sadar sedari tadi bahwa ada Davin dan Galuh menghampirinya dia hanya pura-pura tidak tau seakan-akan sudah masuk kedunia buku.

Brakk

Buku-buku hasil penilaian dilempar Dika ke meja Zeline dengan kasar hal itu membuat Zeline terpancing amarah.

"LO BISA GAK SIH SOPAN?" Bentak Zeline yang emosinya sudah berkuadrat.

"ENGGAK HAHAHAH," tawa jahat dari mulut Dika diikuti dengan kekehan Gema kini membuat Zeline tidak bisa lagi menahan amarahnya.

Brakkkk

Brakkk

Tas juga meja Dika dan Gema berhamburan dimana-mana ulah Zeline yang sedang diselimuti amarah.

"WAH WAH WAH!" Dika bertepuk tangan melihat kejadian langka dimatanya.

"KEREN DIK, KALO DIBALAS SERU NIH!" timbal Gema mengompori.

Dika yang mudah terpancing emosi kini berjalan menuju meja Zeline dan membanting meja milik Zelin sampai tas dan seisinya juga dihambur-hamburkan.

"Kenapa gue bisa masuk kelas gila ini astagaaa" batin Tamara frustrasi.

Ingin membantu tapi dirinya tidak ingin terlibat dalam permainan setan setan licik itu.

"TAMARAAAAAAA BANTUIN!" Teriak Zeline dari luar kelas yang terlihat sedang mengambil buku-buku miliknya yang berserakan ulah Dika.

"Hiks,, lo pada emang gak ada hati! Gak punya otak!!!" Teriak Zeline merengek marah kepada Gema dan Dika.

Dika langsung keluar kelas melihat Zeline yang kesusahan mengambil buku-bukunya yang bertebaran dimana-mana.

Dika hanya diam menatap sendu seorang Zeline. Antara kasihan dan rasa ingin membullynya yang semakin meningkat.

Gema berdecak dan terkekeh, "hah, makanya gausah sok-sokan!" Ketus Gema dan langsung menginjak-injak salah satu buku milik Zeline.

Dika hanya diam melihat itu sedangkan Zeline sudah berubah menjadi hulk.

"ARGHH!!! LO TUH YA SAMA AJA KAYAK DIKA YANG GAK PUNYA HATI! GAK PUNYA OTAK! GAK BISA BANGET BIKIN ORANG GAK SUSAH! SAMPAI KAPAN PUN LO GAK BAKAL GUE MAAFIN!" Teriak Zeline yang matanya sudah berkaca-kaca.

"Gema lo bis-"

"Alah bacot lo diem!" Sebelum Tamara selesai berbicara Gema langsung menyelanya.

"Gue cuma ngasih tau doang Gem, lo sepupu gue setidaknya jaga sikap lah," ujar Tamara.

"Kalo gue gak mau lo bisa apa? Marah? Lo bukan emak gue! Gak perlu ngatur-ngatur gue!" Bantah Gema dengan wajah datarnya.

"Sumpah ya lo tuh kenapa sih su-."

BRAKK

Buku paket Matematika melayang ke wajah Tamara sebelum Tamara selesai berbicara.

Siapa pelakunya? Dika manusia tak berhati.

"Astagfirullah, untung gue bisa nahan emosi," batin Tamara sambil ngelus dada. Mungkin kalau dia adalah Zeline, tidak akan ada akhirnya keributan ini.

***

"Tam pinjem pena dong," Zeline yang sedari tadi mengorek-ngorek tasnya namun tidak menemukan pena satupun.

"Bukannya tadi lo baru beli?" Tanya Tamara keheranan.

"Udah hilang, tadi gue taruh dimeja sini," Zeline kembali mengecek mejanya. Wajar saja kalau banyak pena yang selalu hilang karena di kelas ini manusianya haus pena.

"Ada?" Tanya Tamara.

"Ish gak ada, kemana sih tu pena? Gue baru beli tadi dan baru gue pake beberapa ja-" ucapan Zeline terhenti ketika matanya tertuju pada Davin yang sedang menulis dengan pena yang sama persis seperti pena Zeline.

Zeline langsung berdiri dan berjalan menuju meja Davin. Lalu langsung merebut pena itu dari Davin.

"PENA GUE!" mata Zeline melotot kearah Davin.

"Sembarangan aja, itu pena gue!" Bantah Davin tidak mengaku.

Galuh yang melihat itu hanya geleng-geleng kepala. Sudah jelas pena itu memang punya Zeline, pasalnya dia dan Davinlah yang mengambil pena itu di atas meja Zeline.

"Ish, nih ya ada namanya!" Zeline membuka pena tersebut dan betul di dalamnya ada nama 'Zeline Sekar Azkia'.

Davin hanya cengar-cengir tanpa dosa, sedangkan Tamara menghela nafas. Heran dengan hidupnya sendiri kenapa bisa satu kelas dengan makhluk astral.

"Astaga kalian bisa gak sih sehari gak ribut?" Tamara memijat pelipisnya. Pusing melihat keributan yang tiada hentinya.

"Dia duluan," tuding Zeline.

"Gue lagi?" Ulang Davin.

"Iya!" Kesal Zeline langsung duduk kembali ke bangkunya.

***

"Tam lo harus tau sesuatu!" Zeline masih dengan nafasnya yang ngos-ngosan karena baru datang sekolah.

"Apaansih? Baru datang juga," balas Tamara berdecak sebal.

"Eh pokoknya ini tuh beda lah, lo harus tau ini tentang Galuh!" Ucap Zeline langsung duduk ditempat duduk.

"Kenapa lagi dia?" Tanya Tamara menghela nafas.

"Hiks, bantuin gue,,," rengek Zeline dengan wajah memelas.

Tamara memutar bola mata malas, "tadi lo bilang mau cerita nyet!"

"Iya lo harus bantuin gue pokoknya!" Tegas Zeline.

"Bantuin apa?"

"Bantuin biar Galuh itu gak neror gue lagi"

###

Huft':

Jadi author harus sabar ya:')

ClassmatesTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang