Pagi ini Bu Gendis datang dengan raut wajah tampak lelah, anak IPS 2 sudah pasti tahu Bu Gendis kenapa. Apalagi kalau bukan masalah siswa yang pindah kelas? Mereka sudah bisa menebak.XII IPS 2, kelas ternama di SMAN Cendrawasih. Kalau kata Bu Gendis guru Sejarah, kelas ini terkena kutukan. Sebab sudah lima tahun dia menjadi wali kelas di kelas ini, selalu saja ada kejadian-kejadian yang tidak diinginkan, bahkan siswa-siswinya yang tadi anak pintar dan pendiam jadi lebih bar-bar ketika sudah resmi menjadi anak XII IPS 2. Bahkan guru lain pun juga mengeluhkan hal yang sama setiap mengajar di kelas itu.
"Pagi anak-anak!" Sapa bu Gendis wali kelas mereka.
"Pagi buk!"
"Hari ini ibu membawa kabar yang sudah seringkali kalian dengar," ucap bu Gendis.
"Hah?" Tamara mengernyit.
"Pasti ada yang pindah lagi, gue tebak kalo gak Stevani itu Reva, karena cuma mereka berdua yang kemarin diganggu habis-habisan," tebak Zeline.
"Bukan salah satu diantara mereka Zeline," balas bu Gendis yang mendengar ucapan Zeline, "tapi mereka berdua yang pindah, ibu yakin kalian sudah pasti tau alasannya," lanjut bu Gendis.
"Yah, ulah siapa lagi kalo bukan ulah DiGem -Dika,Gema-!" Zeline menyindir mereka dengan penekanan.
Sedangkan yang disindir hanya bodoamat, dan melanjutkan bermain catur di meja belakang pojok kanan.
Bu Gendis yang melihat itu hanya geleng-geleng kepala, mau diapakan juga tidak akan mempan.
***
"GAK MAU TAU POKOKNYA LO HARUS CARI BUKU GUE!" Teriak Tamara kesal dengan Davin.
Selalu dan selalu Tamara menjadi korban Davin, entah apa pun itu barangnya. Yang bertuliskan milik Tamara pasti selalu ada di Davin. Kalau Tamara selalu diganggu Davin, maka Korban Galuh adalah Zeline.
Mereka yang selalu jadi korban utama Davin dan Galuh selalu bosan bahkan baru saja memasuki gerbang sekolah, Davin sudah berhasil membuat Tamara kesal. Begitu juga dengan Galuh yang selalu hadir membuat Zeline jadi sengsara. Bahkan keduanya tidak tanggung-tanggung mengerjakan Zeline dan Tamara.
"LO BISA GAK SIH KALEM SATU HARI AJA!?," kesal Zeline.
"Ck! Gue tuh males banget ya kalo udah gini. Apa aja barang milik gue pasti hilang di tangan lo!" Tunjuk Tamara ke arah Davin.
Davin dan Galuh yang tampak tidak berdosa itu hanya cengar-cengir santuy.
"Kapan sih gak gangguin gue?" Tanya Tamara kesal.
"KAPAN-KAPAN. HAHAHA," teriak Davin dan Galuh kompak.
"Ah sial!" Batin Tamara mendengus.
"Gue laper Davin. Please deh, itu duit gue di dalem tas. Balikin gak tas gue!" berapa kali pun Zeline memohon untuk tas nya kembali, Galuh tidak akan mengembalikannya kecuali sudah benar-benar lelah.
"Nih!" dirogohnya bagian tas Zeline yang berisi uang jajannya, dan dilempar uang itu tepat di depan wajah Zeline.
"ANJING!" teriak Zeline kencang dan langsung menutup mulutnya.