Satu kelebihan yang kamu miliki, juga bisa dilihat orang lain tanpa kamu ketahui.
[]
2 bulan sejak rekaman itu Davin tampak menjaga jarak dengan Tamara dan mencoba menjauh, namun pandangan mereka sering bertabrakan.
Begitu juga dengan Tamara yang berusaha keras menjauh dari Davin namun ada saja yang membuat niatnya terhambat.
Zeline? Zeline tidak tahu bagaimana mereka, yang dia tahu hanya kedekatan mereka yang semakin indah dipandang mata. Namun, nyatanya mereka kini berjarak.
Galuh pun demikian, yang biasanya selalu ngebacot jika berbicara dengan Zeline. Kini tidak lagi, hanya bicara ketika perlu dan pergi ketika kepentingan berlalu.
Untuk kedekatan Zeline dan Galuh, mereka sama-sama tidak ada masalah. Satu pun diantara mereka tidak ada yang tahu, bahwa Davin dan Tamara membuat kesepakatan.
Tentang Tamara? Pernikahan abangnya, dia tidak datang sama sekali dari hari resepsi sampai pestanya, sempat ribut dengan kedua orangtuanya karena tidak ingin ikut ke Bandung, akhirnya permintaan Tamara ingin dirumah pun di turuti. Jika ditanya jawabannya selalu ingin santai dirumah tanpa gangguan bocah.
Dan yang jelas dia tidak ingin bertemu dengan Diyan lagi.
Masalah tegur-menegur, antara Davin dan Zeline kini masih belum teguran, sekali pun teguran, Zeline tetap saja Zeline.
Galuh yang semakin gencar mengejar Zeline membuat Zeline lama-lama risih kembali, hal itu membuat Zeline dan Galuh berjarak lagi.
Galuh dan Tamara kini sibuk dengan aktivitasnya masing-masing, tidak ada lagi kedekatan. Mereka tidak ada sapa menyapa. Entah karena apa namun Zeline tidak tahu tentang itu.
"Tamara yuhuuu!" Panggil Zeline.
"paansi," sahut Tamara malas.
"Dih biasa aja kali, PMS lo ya?"
"Ntah!" Ketus Tamara lalu pergi.
Saat berjalan Tamara tidak sengaja berpapasan dengan Davin.
'Gimana caranya ngindar kalo sering papasan gini?,' Tamara membatin.
Sempat terjadi eyes contact diantara mereka. Namun Tamara duluan yang pergi dari hadapan Davin.
Zeline yang tidak sengaja melihat itu pun beranjak dari tempatnya menyusul Tamara.
"TAM! TUNGGUIN WOI!" Teriak Zekine padahal jarak antara keduanya hanya 5 meter.
"Jangan teriak toa!" Sergah Tamara menutup telinga.
Zeline hanya cengar cengir, dan berjalan menyusul Tamara menyesuaikan langkahnya.
"Tumben lo gak ribut atau teguran gitu sama Davin? Ada masalah?" Tanya Zeline.
"Gue? Gak tuh B aja perasaan. Kayak biasa."
"Bohong."
Tamara menghela nafas, "Kalo lo gak teguran sama dia berarti gue juga gak boleh dong, iya kan?"
"Kok gitu?"
"Kita kan temen, harus jalanin suka duka bersama kan ya?" Alibi Tamara.
"Ooo iya, bener juga lo," Zeline mengerti.
'Gue gak mau bohong sebenarnya, tapi tadi emang gak bohong kok, itu kan emang bener kita harus susah senang sama-sama,' batin Tamara.
'Apa ada yang Tamara sembunyiin dari gue?' pikir Zeline membatin.
