Masalah

145 28 8
                                    

Berada dalam lingkaran yang dipenuhi pertanyaan, bagaimana caraku keluar untuk mendapatkan jawaban?

[]

"Jangan-jangan dia marah gegara waktu itu?" Tebak Tamara.

Zeline mengernyit bingung, "kapan?" Tanya Zeline.

"Waktu Zeline bilang 'bisa gak sih kalem sehari aja?' " kali ini Galuh yang menyahut.

"Tapi gak mungkin Luh, dia orangnya gak baperan," balas Zeline.

"Lagian juga kita udah sering bilang gitu tapi dia tetep aja gangguin kita kan?" Lanjut Tamara.

"Au ah gue mau keluar," belum sempat Tamara merespon Zeline sudah pergi duluan.

Hanya tinggal Galuh dan Tamara lagi di dalam kelas, bukan mereka berdua saja tapi ada juga yang lainnya.

"Lo jujur deh," Tamara membuka pembicaraan.

"Jujur apa lagi Tam?," Galuh menghela nafas.

"Kenapa Davin kalem banget hari ini? Bukan masalah kalem sih. Tapi dia tuh cuek, biasanya dia negur gue tapi ini enggak," Tamara berbicara dengan Galuh namun pandangannya tak lepas dari seorang Davin.

"Udah gue bilang, gue yang nyuruh," ucap Galuh.

Galuh langsung berdiri dan ingin pergi namun pergelangannya ditahan oleh Tamara.

"Apalagi sih?" Galuh berdecak sebal.

"Apa maksud lo?" Tampak dari raut wajah Tamara sekarang sedang serius.

"Dia tahu gue selalu chattan sama Zeline, video call sama Zeline, dan juga dia tahu gue sering mabar sama Zeline."

"Terus, masalahnya dimana?" Tanya Tamara.

"Dengerin dulu makanya," Tamara langsung diam dan fokus mendengarkan Galuh bercerita.

"Waktu itu dia tahu semuanya, awalnya sih dia cuma tau kalo gue sering mabar doang. Tapi lama-lama dia tahu kalo gue sering chattingan sama Zeline, dan akhirnya dia bilang."

•FlashbackOn•

"Fokus banget sama HP," kata Ravey melihat Galuh tak melepaskan pandangannya dari ponselnya.

"Luh, lo chattan sama siapa sih?" Tanya Vito penasaran dan memanjangkan leher untuk mengintip.

"Zeline?" Tanya Davin mengernyit.

Galuh langsung mengalihkan whatsapp ke gamenya saat tau Davin berubah ekspresi.

"Iya tuh, si Galuh kayaknya gebet si Zeline,kiw kiw," goda Vito.

Galuh diam tak merespon dan fokus ke gamenya.

"Bukan Galuh aja yang bisa chattan sama gebetan," Ravey melirik Farrel, "Farrel sama mantannya juga tuh," lanjutnya.

Sementara Farrel tidak menggubris.

Davin diam tak bergeming, berpura-pura tak dengar dan melanjutkan gamenya.

17.48

"Udah sore gue pulang dulu," pamit Farrel langsung pulang.

"Gue juga ah, pulang kuy Vin!" Galuh mengajak Davin dan langsung beranjak dari tongkrongan.

Satu persatu dari mereka perlahan hilang karena hari sudah sore.

"Luh," lirih Davin diperjalanan pulang.

"Oi?" Sahut Galuh.

Davin menghela nafas lalu tersenyum, tersadar bahwa mereka samai di depan rumah Davin, mereka menghentikan langkahnya.

"Gue bakal jauhin mereka," setelah melontarkan kalimatnya Davin langsung pergi begitu saja tanpa menghiraukan Galuh yang diselimuti pertanyaan.

Davin hanya meninggalkan empat kata untuk dicerna Galuh baik-baik.

•FlashbackOf•

"Jadi? Gegara chattan sama Zeline?" Tanya Tamara.

Galuh mengangguk, "kemungkinan besar memang karena itu."

"Trus, salah di gue apa?" Tamara mengernyit heran.

"Mungkin karena lo juga sering chattan sama Farrel," ucap Galuh.

"Kan gue emang dari dulu chattan sama Farrel," balas Tamara.

Galuh hanya diam tak merespon dan pergi begitu saja meninggalkan Tamara yang dipenuhi tanda tanya.

"Masa iya? Kalo sama Zeline sih jelas aja, kan Galuh sekolah disini. Tapi kalo sama Farrel gak mungkin dong, Farrel aja gak satu sekolah sama gue," batin Tamara.

"Arghh! Masalah Zeline kenapa gue terlibat juga?" Kesal Tamara.

Terlihat dari jendela Zeline berjalan menuju kelas. Raut wajah Tamara berusaha santai kembali.

"Uy!" Sapa Zeline.

"Yoo."

"Tam, kata Galuh apa?" Tanya Zeline.

Tanara menghela nafas, dan mulai menceritakan semua dari awal yang tadi Galuh ceritakan padanya.

Tampak dari raut wajah Zeline bahwa dia tidak terima dengan masalah ini, "Kok gitu sih!"

Tamara hanya menggidikkan bahu tak tahu.

"Terus, kalo itu masalah gue, kenapa lo juga dicuekin?" Tanya Zeline.

"Mana gue tau lah, nih ya Zel. Davin itu jelas-jelas cemburu sama Galuh, dan gue yakin mereka berdua suka sama lo," terang Tamara.

"Gak! Pokoknya Davin itu suka sama lo," bantah Zeline.

"Serah lo deh," balas Tamara acuh tak acuh. Langsung meninggalkan Zeline. Dia masih bingung dengan Davin yang tiba-tiba berubah.

ClassmatesTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang