Bicara teka-teki, aku sama sekali bukan ahli.
[]
"Vin, udah ini lo mau kuliah dimana?" Tanya Tamara membuka suara.
"Yang deket-deket lah, lo mau kemana?" Tanya Davin kembali.
"Milan."
***
"Tam, ke perpus kuy!" Ajak Zeline.
Tamara bingung plus heran, selama ini belum pernah sekali pun Zeline mengajaknya ke perpustakaan. Setau Tamara Zeline sangat anti dengan bacaan.
"Tumben?" Tanya Tamara.
"Emm, gue mau cari buku Sejarah," ujar Zeline.
"Sejak kapan lo jadi suka ke perpus?" Tanya Tamara mengernyit heran.
"Someone yang harus gue lihat, my future tepatnya," Zeline ngomong tidak jelas entah apa yang disembunyikannya.
Tamara geleng kepala dan menyetujui ajakan Zeline. Mereka berdua pun berjalan beriringan kearah perpustakaan.
Saat sampai di perpustakaan, jauh diluar dugaan Tamara rupanya Zeline hanya ingin modus melihat Galuh mengerjakan tugas di perpustakaan.
Tamara lihat mata Zeline berbinar-binar saat menatap Galuh yang konsentrasi.
"Jadi lo mau modus?" Tamara memutar bole matanya malas.
Zeline yang tidak merespon hanya cengar-cengir sendiri.
Setelah mengambil buku sejarah Zeline mendekat kearah Galuh.
"Buat tugas?" Tanya Zeline yang sudah ada dihadapan Galuh.
Galuh mendongakkan kepalanya, melihat ada Zeline disana, "iya, lo ngapain disini?" Tanya Galuh kembali.
"Gue nyari buku sejarah," jawab Zeline.
"Tumben? Biasanya lo pinjem buku Tamara?" Tanya Galuh penasaran.
"Gak mungkinlah gue mau minjem terus, sesekali ke perpus," alibi Zeline.
"Ekhem!"
"Eh, ada lo Tamara. Duduk aja kalian ngapain berdiri disitu? Gue gak punya hutang," Galuh mempersilakan Tamara dan Zeline duduk.
"Gue duluan aja deh, catatan gue belum kelar. Luh gue titip Zeline yak!" Tolak Tamara dengan alasan dan langsung pergi begitu saja.
Galuh mengangguk mengacungkan jempolnya mantap, sedangkan Zeline diam seribu bahasa.
"Zeline lo ngapain masih berdiri? Bangku di sebelah gue masih kosong," ujar Galuh menawarkan Zeline duduk.
"I-iya gue duduk kok."
"Tamara gila! Masa dia ninggalin gue sih aish! Eh tapi gapapa lah," Zeline terus merutuki Tamara namun ada baiknya juga yang dia dapat.
"Lo disini aja temenin gue," pinta Galuh sambil menulis.
"Iya," 'jangankan disini, di pelaminan aja mau gue,' lanjutnya dalam hati sambil senyum-senyum kearah Galuh.
KAMU SEDANG MEMBACA
Classmates
Подростковая литератураTeman kelas jadi cinta. •Prolog : 6 Oktober 2019