12. Nothing Special

119 18 1
                                    


Happy reading 😊

"BAJINGAN LO!! " alan menonjok alvin dengan keras, kejadiannya setelah pulang sekolah, karena Alan tau jika dia berantem dengan alvin dihadapan drasya, drasya pasti melarangnya,

" DIA YANG NYOLOT!! "

" BANYAK BACOT LO!! " melemparkan satu pukulan lagi di pipi kiri alvin, alvin tak kuat melawannya. Tenaga alan sangat kuat tak sebanding dengan alvin.
Alan yang emosi tak berhenti berhenti memukul alvin.

" GUE UDAH PERINGATIN KE ELO, LO SAKITIN DIA NYAWA LO TARUHANNYA!!! "

Alvin tersenyum jahat," lo mau bunuh gue?" alan emosi melihat raut alvin yang menantang dia pun mamukul alvin lagi dan lagi, "bunuh gue!!, SEPERTI LO BUNUH KELUARGA LO!!"

alan melepaskan genggaman tangannya dari kerah baju alvin
~
Tiba tiba ada suara terdengar,

"BUNUH DIA LAN" teriak drasya berjalan dari belakang alan dan menyerahkan sebuah pisau berukuran sedang, drasya sebenernya sudah curiga dan ternyata kecurigaannya itu benar, bahwa alan akan menghajar alvin. Alan menengok ke drasya,
"kenapa berhenti?, bunuh dia!! "

Kaki alan bergetar, sedangkan alvin dibelakangnya sempoyongan akibat hajaran alan.

" kenapa ragu?!, buktiin ke dia klo yang di bilang itu bener!! " alan terdiam paku menunduk matanya berkaca.

" alan yang gue ke kenal gak mungkin tega ngebunuh orang " mendekati alan, ternyata  tujuan langkah drasya bukan ke alan melainkan ke alvin, alvin yang sudah terbaring kesakitan.drasya berjongkok untuk menyetarakan dirinya dengan alvin yang terbaring
" sekali lagi bibir lo ngomong kayak gitu ke alan, ga akan gue biarin lo bebas seperti sekarang. PERGI!!" dengan tertatih tatih alvin bangkit pergi dari gudang itu.

Drasya bangun dari posisi jongkoknya yang membelakangi alan. Tapi tiba tiba ada kehangatan yang menyerang,
"gue benci alvin" alan melingkari sekeliling pundak drasya dengan tangannya.

"gue benci siapa pun yang menyakiti lo, dra. Sekalipun nanti diri gue sendiri yang membuat lo terluka. Maka gue akan membenci diriku sendiri. " batin alan tangannya masih berada di posisi yang sama, ditambah pala nya yang menempel dipundak drasya, tangan drasya membelai lembut rambut alan.

DRASYA POV

Deg..

Rasa apa ini?, hati ku sesak sekali, sesak bahagia ini rasanya ingin aku luapkan. Kenapa tiba tiba saja alan memperlakukan ku seperti ini?,

"pliss lan, jangan merubah rasa suka gue pada tahap yang ekstrim yaitu cinta" batinku berteriak,

"kenapa lo benci alvin? "

" dia musuh gue" .
sedekat ini saja dengannya adalah mimpi seratus juta jiwa umat cewek.
Bagaimana jika alan tau tentang rasa yang ku sisipkan ini. Pastinya dia akan menjauh.

AUTHOR POV

"sabar ya lan, gue tau lo sedih atas perkataan alvin barusan. " drasya melepaskan pelukan dari tangan alan.

" tapi satu hal, sampai sekarang pun gue masih percaya bahwa bukan lo yang bunuh keluarga lo"

"sampai sekarang"  alan mengulangi kalimat drasya, matanya terlihat sendu

"gue akan percaya sama lo hari ini besok bahkan seterusnya sampai kita temukan jawaban yang tepat dan menunjukan nya pada dunia. "
Alan tersenyum lega, dia sekali lagi memeluk drasya.

******

Sinar sang surya mulai terlihat. Bahkan hingga sinarnya berada di tengah dan terik  matahari pun drasya belum juga terbangun. Karena apa? Karena ini tanggal merah. Waktunya drasya berhibernasi.

Tentang Kita[HIATUS]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang