18. Menyakiti Untuk Melindungi

97 12 2
                                    

Lima hari berlanjut alan belum juga pulang dari rumah sakit

Selama itu juga tiap sepulang sekolah drasya pergi kerumah sakit untuk merawat alan.

"dra, mulai besok gak usah kesini lagi"ujar alan,drasya yang sedang sibuk merapikan selimut pun beralih menatap alan heran.

"kenapa lan? " tanya drasya

" gak osah terlalu mikirin gue, gue udah baikan. lagi juga ada tante riani kok disini" sahut alan dengan dingin dan acuh.

Drasya heran kenapa alan kayak gitu. Apa drasya ada salah?

"emang salah yah gue bantuin lo? "

" salah! " bentak alan.

" lan, lo kenapa? " tanya drasya lembut.
Shit! Alan gak bisa ngelawan kelembutan drasya!!

" gue rasa lo terlalu peduli sama gue"

"emang gue Peduli " tegas drasya

" udah gue bilang pergi! " perintah alan.

" maaf dra, maaf banget gue ngelakuin ini terpaksa. Gue juga gak tega ngebentak lo gue minta maaf dra, tapi ini jalan yang terbaik" batin alan.

"alan! Lo kenapa sih tiba tiba jadi gini, gue cuman mau bantuin lo emang kenapa kalo gue peduli sama lo?! "

" gue gak butuh kepedulian lo!" tukas alan, itu sangat menyayat hati drasya.

"tapi gue bukan cuman Peduli ama lo, gue sayang sama lo! " ujar drasya mata alan pun membelo sempurna, tak percaya bahwa sebenarnya dirinya juga sangat menyayangi drasya.

" gue gak butuh! "

" bagaimana kalo gue mulai mencintai lo?!! " pertegas drasya, berat sekali mengatakan itu sangat berat

"PERGI!!! gue gak cinta sama lo!!" ucap alan, padahal didalam hati nya meringis kesakitan, dia tidak tega melukai drasya, tapi apa boleh buat

"gue cinta alan yang tidak mencintai gue!! " setelah mengatakan itu drasya pergi dengan air mata yang terus turun . Hati nya terluka, bagaimana bisa baru saja hari hari bahagia dia bersama alan tapi sekarang alan malah mencampakkan drasya.

" maaf dra, hiks.., gue juga gak mau seperti ini. Gue cuman mau buat lo ngerti, gue mau buat lo bisa memilih. Gue mau lo milih alen dan bukan gue!, gue mau lo nyaman sama alen dan bukan gue, gue mau mendengar suatu saat nanti, bahwa lo mencintai alan yang selalu lu temui dimalam hari, dengan sikap ramahnya. Bukan alan yang satu sekolahan dengan lo. Bukan alan yang berandalan. Dan bukan alan yang sekarang terbaring dirumah sakit,hiks"

"bagaimana pun juga gue harus bisa membuat lo mengerti perbedaan antara diriku di bawah matahari dan diriku di bawah bulan"

Badan Alan meringkuk di kasur rumah sakit itu, bantalnya basah karena air mata. Tak seorang pun dapat melihat itu.

Maksud alan itu gak lebih untuk kebaikan alen. Alan mau drasya itu lebih memilih sikap nya yang ramah, yang ternyata sosok ramah itu adalah alen.
Alan gak mau buat drasya nyaman sama dia.

Diseberang sana.
Drasya berlari dengan air mata, dia cepat cepat menaiki taksi. Dan menuju rumah natalie.

Taksi berhenti didepan pagar rumah natalie, sebelumnya drasya sudah memberitahu natalie tentang kedatangannya. Setelah membayar taksi drasya Langsung di sambut oleh natalie. Mereka berdua pun menuju kamar. Dan disitulah, drasya Menangis sederas mungkin.

Natalie mengelus punggung drasya, "sabar dra, lo ada apa sih, cerita yah pelan pelan"

"nat, alan jahat.." lirih drasya.

Tentang Kita[HIATUS]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang