27. tanpa judul

76 8 4
                                    

"iya,perkenalkan saya Gilang, pengacara Ervan. Disini ayah kalian sudah mempersiapkan segala nya dengan baik. Bla BLA BLA"

Bla bla bla bla

Mereka tidak butuh harta warisan yang banyak atau apapun itu. Yang mereka butuhkan adalah kembalikan kedua orang tua mereka.

Itu saja, apa ada yang bisa?

"Ka, habis ini kita harus apa?"

"Lo tenang aja, belajar yang giat. Semua urusan gue" ujar drasya datar.

Dia masuk ke kamarnya, depresi lagi, nangis lagi, jerit lagi dan tertawa. Tawanya untuk menghina apa yang sudah takdir perbuat padanya.

Dia ambil selembar kertas, mulai menulis pengeluaran.

Uang sekolah, listrik, makan sehari-hari, pengeluaran bulanan, belum lagi air. Apa apa lagi?

Hahahaha, ada apa Tuhan?
Kenapa Tuhan begitu marah pada drasya? Drasya salah apa?

Gadis itu mendamaikan hatinya dengan menatapi jendela kamarnya, menatapi matahari yang sedikit lagi gelap.

Sudah lah, pelupuk sudah menjerit kesakitan. Tak mampu jika harus menangis terus.
Lebih baik di tertawakan.

HAHAHAHA

mari ikuti drasya tertawa,

"Hahahaha"

*

Bab baru dalam hidup drasya dimulai. Setelah pulang sekolah tadi,drasya mencari cari pekerjaan. Toko demi toko dia lewati. Jawaban sama terus yang berkumandang "maaf,sedang tidak membuka lamaran"

Hari sudah mulai gelap, ditambah sedikit gerimis kecil menemani drasya menemukan tujuannya.

"Kamu masih sekolah?"

"Iya"

"Gakpapa pulang malam?"
Drasya mengangguk mantap.

"Okeh, mulai besok kamu kerja, jam kerja kamu mulai dari pukul 6 sore sampai jam 11 malam, bisa?"

"Bisa,terima kasih banyak"

Drasya pulang dari situ,setelah hampir menyerah akhirnya dia dapat pekerjaan di sebuah restoran yang tidak terlalu besar.

Mendengar kabar gembira itu membuat Darren meloncat kegirangan.

Mulai besok drasya akan memulai penderitaan nya.

~~~

"Hai, anak baru yah,siapa namanya?" Sapa seorang wanita teman kerja drasya.

"Kenalin, nama saya drasya"

"Ohh, kenalin gue fani, Lo kelas berapa?"

"Kelas 12, kalo Kaka umur berapa?"

"Gue umur 21" seusai perkenalan singkat tersebut, akhirnya drasya memulai kerjanya. Pesanan demi pesanan dia antarkan ke meja yang di tuju.

Semalaman hingga pukul 11 malam.
Drasya melepas celemek yang khas sebagai seragamnya itu. Celemek dia taruh di dalam tas nya.

Dia berjalan menyusuri malam yang cukup sepi, sedikit takut tapi apa boleh buat.

Di sebrang sana. Jauh di tempat yang drasya tidak tahu.

Tentang Kita[HIATUS]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang