20. Di Tepi Danau

75 10 2
                                    

Matahari bersinar dengan lancar, Angin pagi berhembus tanpa hambatan.
Drasya bersiap siap untuk berangkat sekolah.

Tok tok tok

Elina  masuk kekamar  drasya, dan meminta drasya untuk duduk bersamanya sebelum berangkat sekolah.

"kak, sini dulu kak" pinta elin, drasya menurutinya dia duduk di samping elina.

"kenapa mah? "

" hari hari ini kamu lagi sedih yah? " tanya elina. Drasya melotot, dia ragu untuk menceritakan semuanya.

" gak kok mah" elak drasya

"jangan bohong sayang, kamu lagi ada masalah apa? " tanya elina lembut sambil menyisipkan sehelai rambut yang menghalangi wajah anaknya itu.

" gak kok—" ucapan drasya di potong oleh elina

"alan? " tanya elina. Tak kuasa air mata drasya turun lagi.

" hiks, aku cinta sama alan, tapi alan gak cinta mah sama aku" drasya memeluk elina erat, di balik peluknya dia menangis.

"sayang, cinta itu gak bisa dipaksain. Kalo kamu cinta sama alan perjuangin pada saat nya alan bakal mengerti"
Drasya hanya terus Menangis sambil menyimak perkataan sang mama.

"hari ini gak osah sekolah yah, darren juga gak sekolah kita sekeluarga jalan jalan, ngabisin waktu bersama udah lama kita gak punya quality time bersama"
Drasya mendongak dan mengangguk setuju.

Obat yang di berikan alen kemarin masih belum mampu mengobati luka yang di berikan alan.
Dia butuh alan sepenuhnya untuk pulih.

Mereka sekeluarga pun bersiap siap. Drasya kembali menggantungkan seragam sekolah nya ke lemari baju. Dan mengganti dengan pakaian santai.

Celena pendek dipadukan dengan baju sabrina dengan lengan panjang, tak lupa di kepala terpasang rapih bando kelinci berwarna putih.

Sekali lagi elina masuk kekamar drasya, untuk memastikan putrinya itu

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Sekali lagi elina masuk kekamar drasya, untuk memastikan putrinya itu. "udah siap kak?" tanya elina, drasya mengangguk sebagai jawabannya.

Mereka berempat pun pergi menuju garasi.

"kaka nya siapa nih, cakep bener" puji darren, drasya hanya terkekeh.

"kamu dek, ganggu drasya aja yang lagi patah hati" ledek ervan ayah drasya.

"ihhh papa" rengek drasya.

Setelah menempuh perjalanan lumayan jauh. Akhirnya mereka sekeluarga sampai di taman rekreasi.

Dapat Dilihat disana tampak banyak bunga berwarna warni, kincir angin, ayunan berhiaskan bunga juga ada danau yang tenang.

Elina menggelar tikar di dekat taman bunga itu. Mereka berempat langsung berpencar mencari spot foto yang bagus. Tertawa dan bahagia, keluarga yang harmonis.

Tentang Kita[HIATUS]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang