28. euforia-nya Alan.

67 13 4
                                    

Ayoo, pastikan sudah mem-vote sebelum membaca atau setelah. Tapi biasanya lupa mulu nih...
Makanya ini diingetin:).

----------------------------------------------
"

Hati ini pernah terluka. Ku pastikan hati ini takkan terluka lagi"
--------------------------------------------------

Hari ini pengumuman tentang hasil ujian nasional anak kelas 12.

Ya. Waktu berjalan sangat cepat. Kenangan yang di usir belum juga hempas sedikit pun.

Drasya berdiri di depan Mading sekolah. Menatapi beberapa lembar yang di tempel, mulai dari nilai try out l, try out ll , dan masih banyak lagi. Semua nilai nya memuaskan. Setelah lulus dia harus apa?

"Hei,dra" sapa natalie

"Hai" balas drasya.

"Habis lulus Lo mau kemana?" Tanya natalie dengan nada pertemanan tapi drasya menjawabnya dengan dingin.

"Kuliah"

"Dimana?"

"Gak tau, oh ya gue harus pergi dulu" drasya cepat cepat ingin pergi tapi tangannya keburu di tangkap natalie.

"Lo ngehindar mulu sih, gue tau sekarang beban Lo berat. Gue turut berduka atas semua yang menimpa Lo"

"Iya"

"Lo gak mau berteman sama gue lagi?"

"Bukan gitu"

"Lo jangan ngehindar kaya gini dra. Lo kan sahabat gue"

"Maaf. Gue mau pergi sekarang" ujar drasya tanpa menatap natalie. Dia tak berani menatap natalie karena tatapannya akan berkata jujur. Mungkin bibir nya bisa berbohong tapi tatapan nya tidak bisa.

"Gue tau ada yang Lo sembunyiin, mungkin Lo gak bisa cerita gue terima, tapi plis jangan ngejauh gini"

"Iya gue ngejauh. Gue takut Nat. Gue takut semua orang yang berada di dekat gue pergi. "

"Ditinggal emang gak enak, tapi kenapa Lo juga ngelakuin hal itu sama gue. Lo ninggalin gue!!"

"Bukan gitu, gue pengen sendiri"

"Hidup Lo masih panjang dra, jangan stuck dengan kesendirian Lo sekarang" natalie menghela nafas "plis, biar kita jadi sahabat kayak dulu lagi ya" mohon natalie.

Perlahan drasya mengangguk, membuat natalie jingkrak kesenangan.

Kini mereka bersahabat lagi. Tapi kenapa hal itu tetap saja tidak dapat mengembalikan sosok drasya yang periang.
Sosok euforia nya Alan?

Di sore hari ini, drasya dan Darren menyisikan waktu mereka untuk berkunjung ke peristirahatan kedua orangtua mereka.

Drasya jongkok di sebelah batu yang mengukir nama papa nya, wajah drasya sendu begitu juga Darren.
Darren tak kuasa dia akhirnya menangis sekencang mungkin. Percayalah dia masih belum bisa menerima fakta bahwa kini kedua orangtuanya sudah tidak ada disisinya.

Tentang Kita[HIATUS]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang