Benteng perlawananku roboh

12.2K 159 2
                                    

Sesampainya dirumah, aku pun langsung turun tanpa memperdulikkan gabriel tapi lagi - lagi ia menarik ku kedalam dekapannya. kami berpelukan sangat lama, entah kenapa pelukan malam ini hangat.

"aku suka pelukan ini nyaman" lirihku dalam hati

15 menit berlangsung, gabriel pun melepaskannya lalu ia berkata.

kamu harus janji kepadaku ra, kamu gaboleh deket sama lelaki manapun dan tidak boleh percaya dengan omongan orang "ucap gabriel"

aku yang masih terbalut kenyamanan atas perilaku gabriel yang sangat hangat, entah perasaan macam apa ini. aku pun langsung menjawab tanpa pikir panjang.

"iya el, aku akan mulai mempercayaimu" ucapku tanpa sadar

gabriel menatap ku, entah tak percaya seorang laura yang sudah diambil perawannya dan membantah untuk nikah dengannya lalu seketika berubah menjadi perempuan manis. lalu gabriel mencium telapak tangan ku.

"terimakasih ra" ucap gabriel

"yaudah masuk ra, udah malam" ucap gabriel

"aku yang masih tak percaya, lelaki mesum ini ternayat bisa sehangat ini" lirihku dalam hati

aku pun masuk kedalam rumah dan gabriel pun sudah pergi meninggalkan halam rumah. perasaan ku mulai kacau, entah jantungku mulai berdetak tidak stabil. akupun berniat ingin pergi membersihkan badan lalu tidur, tapi dalam pikiran ku selalu terbayang wajah gabriel.

"arrrgggghhhh" ucapku teriak

"aku sudah gila, mana mungkin aku bisa luluh karena perlakuan manis ia hari ini" ucapku lagi

ah sudahlah lebih baik aku cepat membersihkan badanku, lalu pergi tidur. laura pun langsung buru-buru membersihkan badannya dan pergi tidur.

.
.
.

mentari sudah menyinari kamar ku, namun aku yang masih malas untuk membuka mata ini seakan rasanya hari ini cukup ku untuk bermalasan seharian tapi semua itu tidak sesuai rencanaku. handphone ku berdering  dengan kencang, tertulis dalam panggilan tersebut "donita". aku pun dengan mata yang masih tertututup mengangkat telfonnya dengan suara malasku.

percakapan telfon...

"lauraaaa bangun hei" ucap perempuan dari suara dalam telfon

"kamu tidak lupa kan kalo hari ini ada orang penting yang ingin mengambil desain bajunya" ucap donita lagi

sontak setengah sadar aku pun langsung terbangun.

"ya donita, aku tidak lupa 30 menit lagi aku sampai butik" ucapku dengan malas

"baiklah kalo begitu, jangan coba - coba mengelabuhi aku laura" ucap odnita dengan tegas

"yayaya kau in bawel sekali" ucapku yang langsung mematikan panggilannya

percakapan telfon end...

laura pun dengan malas akhirnya bangun dari tempat tidur lalu segera pergi mandi karena client kali ini itu sangat harus tepat waktu.

30 menit berlalu laura pun sudah selesai dengan ritual mandinya, lalu ia segera bersiap - siap karena jam sudah menunjukan pukul 08.30 wib. ia langsung turun kebawah karena ia tau mama nya lagi keluar kota urusan bisnis.

laura pun sudah sampai depan butik, lalu ia segera masuk karena jam sudah menunjukan pukul 09.15 wib.
.
.
.
jam sudah menunjukan pukul 12.00 wib, tiba - tiba handphone lalu berdering ada panggilan masuk dari nomor yang tidak dikenal. laura pun mengangkatnya.

pembicaraan telfon ...

"halo sayang" ucap suara lelaki yang laura kenal

"stop jangan panggil sayang!!" ucapku membalas

"gemasnya, jadi pengen nyubit" ucap gabriel

"berisik" ucapku

"ada apa telfon" ucapku lagi

"mau mengajak mu makan siang, mau?" tanya gabriel

"hmmmm..... boleh" ucapku

"baiklah aku akan segera menjemputmu" ucap gabriel" lalu gabriel menutup panggilan telfon.

panggilan telfon end...

"STOPPPP jantungkuuuu, kenapa berdegup kencang" lirihku dalam hati

"gamungkin aku jatuh hati sama dia" lirihku lagi

"arggggghhh tapi dia mengajak ku makan siang, gimaaanaaa dong" lirihku dalam hati

"please please tuhan gamungkin aku jatuh hati, gamungkiiiinnn cuman perlakuan dia aja yang manis aku bisa roboh gini" lirih ku lagi dalam hati

karena laura masih berdebat dengan hati dan pikirannya selama 30 menit, ternyata gabriel sudah sampai di depan butik dan ingin segera masuk ke dalam ruangan laura.

"Selamat siang tuan" ucap donita

"siang ta, laura ada diatas kan" ucap gabriel

"ada tuan, silahkan naik saja" ucap donita

donita tau karena gabriel ini merupakan tunangan laura maka dari itu kenapa donita mengijinkan gabriel naik ke dalam ruangan laura.

laura yang masih berdebat dengan pikiran dan hatinya .

gabriel langsung menatap laura.

"hai sayang" ucap gabriel

"ngapain kau keruangan ku" ucap laura dengan ketus

"ya menjemput" ucap gabriel

lalu gabriel mendekatkan dirinya ke laura, gabriel langsung memeluk laura tanpa basa basi dan tanpa penolakan dari laura.

"pelukan ternyaman setelah mama, mungkin memang benar ucapan daniel kalo aku sudah jatuh cinta dengan perempuan ini" lirih gabriel dalam hati

"nyaman, sehangat pelukan papa" lirih laura

Hiks
hiks
hiks

gabriel yang mendengar isak tangis tersebut pun, langsung melihat ke arah laura.

"kamu kenapa sayangku" ucap gabriel

"HHH" laura membuat nafasnya

"kangen papa, pelukan mu seperti pelukan papa" ucap laura yang masih dalam keadaan menangis

gabriel yang tidak tega melihat laura, langsung mencium bibir laura dan laura tiba-tiba membalas ciuman bibir gabriel. mereka saling berciuman dengan sangat hangat dan mesra seperti seorang kekasih yang saling cinta

"landak kecil sudah mulai menunjukan sisinya perlahan" lirih gabriel dalam hati

"ra, aku janji tidak akan menyakitimu. tapi ku mohon percayalah padaku jika suatu saat ada penghancur dihubungan kita" lirih gabriel dalam hati

gabriel melepaskan ciumannya dan langsung mencium pucuk kepala laura...

This pervert is my husband!! (Revisi)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang