Part 3 It's me

439 42 0
                                    

Jangan lupa klik 🌟ya readers 👇

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Jangan lupa klik 🌟
ya readers 👇

Shin mengangguk kecil, tentu saja disambut dengan suka cita oleh Dexter, dia sudah lama menunggu moment langka ini, momen merasakan manisnya bibir Shin. Tanpa peringatan apapun dia bersiap menyatukan bibirnya dengan bibir Shin yang masih tertutup rapat.

Dexter tersenyum kecil, netranya meneliti wajah memerah yang berjarak setengah inchi dari wajahnya. Dia menutup kedua mata dan mulutnya sangat rapat. Seolah sedang tidak mengizinkan Dexter menciumnya.

"Sayang." Bisik Dekter.

"Ya" Jawab Shin lalu membuka matanya, disaat menyebut kata "Ya" mulutnya terbuka dan kesempatan itu digunakan Dexter untuk menyatukan kembali bibirnya, Shin tidak bisa berkutik lagi selain menerima lumatan lembut menggairahkan untuk pertama kalinya setelah kencan resminya sejak tiga bulan yang lalu.
Sebuah asa menjalar, membuat darahnya terasa panas.

Mimpi baik apa semalam sehingga Shin mengizinkan Dexter melumat bibirnya seperti saat ini?, jika saja Shin menolak Dexter juga tidak akan pernah memaksa.

"Terima kasih" Bisik Dexter setelah mengakhiri lumatan penutupnya, dia menyeka bibir Shin yang basah dengan jemarinya, gadis itu masih mematung, pemandangan itu membuat Dexter semakin gemas ingin melakukan kembali, hanya saja tidak saat ini karena bisa saja Shin akan terlambat bekerja.

"Ntar ku jemput lagi." Kata Dexter lalu mobilnya bergerak keluar dari parkiran, Shin bergegas masuk karena sepuluh menit lagi sudah pasti dia akan mendapat teguran karena dinyatakan terlambat.

"Ah.." Shin menghela nafas sambil menepuk-nepuk kedua pipinya untuk menghilangkan rasa panas, sengatan bibir Dexter sangat kuat hingga kini masih terasa menempel di bibirnya.

"Aku melihat mu dari kaca spion" Tegur suara dari belakang Shin, seorang pria dengan style casual santai menyunggingkan senyum menggoda.

"Kyaa, kalau kau mengatakan pada ibu maupun ayahku. Aku akan membunuh mu." Ancam Shin sambil berbisik pada Jisung, pria tu tersenyum lalu menggeleng.

"Please Jisung, kau tidak akan mengatakan apapun pada ibuku." Shin memohon sambil menggamit lengan Jisung dengan wajah memelas, keduanya memasuki lift yang terbuka.

Shin maupun Jisung tidak melanjutkan pembicaraan karena kondisi lift yang ramai bahkan sudah melebihi kapasitas, terpaksa salah satu harus mengalah.

"Aku tidak suka pacar mu." Kata Jisung setelah mereka sampai di ruangan.

"Kenapa?" Selidik Shin

"Feeling ku negative saja, aku kuatir teman ku ..." Jisung tidak melanjutkan kalimatnya, dia menatap Shin dengan tatapan curiga.

"Kuatir kenapa?" desak Shin.

"Dia menduakan mu." Ujar Jisung lalu duduk di kursinya, menyiapkan berkas dan menyalakan PC di depannya.

HUGO TREZ (Completed✔️)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang