👉Part Spesial (Bagian 1)👈

374 27 19
                                    

Aku sudah sangat mempercayai mu sampai ku tutup segala celah agar tidak meragukan mu.

Pada akhirnya ku rasakan kau berubah atau aku yang telah berubah?

**

Setahun kemudian

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Setahun kemudian...

Langit malam ini terbilang cerah, sehingga bulan sabit yang melengkung indah dapat dilihat dengan jelas meskipun sesekali tertutup awan. Suasana malam di pinggiran kota kecil ini sudah sepi, hanya sesekali terdengar gerombolan burung mencicit terbang kembali ke sarangnya , sementara para burung malam sudah berterbangan mencari makan ke sana-kemari. Di teras yang menjuntai ke bibir danau mungil yang teduh, tampak seorang gadis berambut panjang duduk sambil menatap layar PC tidak berkedip. Outer tipis berwarna mustard yang membalut tubuhnya terlihat berubah keemasan terpantul oleh cahaya lampu temaram yang menggantung di langit-langit atap bangunan yang membentuk kubah mungil.

"Kenapa pakaian mu sangat tipis begini, Shin?" Tegur sebuah suara dari arah belakang, gadis itu sepertinya tidak mendengar teguran itu, dia masih sangat fokus hingga pemilik suara menepuk pundaknya lembut membuatnya terkesiap.

"Kata mu mau tidur lebih awal?" Ujar shin sembari mendongakan wajahnya menatap wajah teduh Trez. Pria itu menyunggingkan seulas senyuman tipis lalu menggeleng tegas.

"Aku tidak bisa tidur nyenyak tanpa mu di samping ku" Sahutnya tersenyum lebar sehingga membuat lubang di kedua pipinya tercetak jelas.Trez menggeser bangku kayu jati lalu duduk di sebelah kanan Shin, ada jeda tiga puluh detik dia menatap layar PC tanpa ekpresi. Terdengar hembusan nafas berat yang dilepasnya dengan kasar, mungkin dia sedang menahan diri untuk tidak bereaksi berlebihan.

"Aku tidak sengaja melihat sugesti berita online ini muncul" Ujar Shin menjelaskan tanpa menunggu pertanyaan dari Trez, Shin lalu menutup laman berita online tersebut, sementara Trez hanya diam tanpa ekspresi. Pria itu mengedarkan pandangannya ke tengah danau, hening beberapa saat tentu saja hal itu membuat Shin menjadi tidak nyaman.

"Maafkan aku." Ucap Shin lirih seolah itu mewakili rasa bersalahnya.

"Kau tidak perlu meminta maaf, pada kenyataannya Mr.H yang ditulis di berita online itu benar adanya belum mati. Dia masih menikmati udara malam ini di sini, bersama wanitanya." Komentar Trez dingin, bagi Shin kalimat yang diucapkan Trez berhasil membuat sekujur tubuhnya menggigil.

"Aku tidak meminta mu mengomentari berita online itu dengan kalimat sinis mu. Dari kalimat yang kau ucapkan seolah-olah kau menganggap ku diam-diam mencari-cari berita yang menulis tentang peristiwa itu." Balas Shin.

"Ayo kita kembali ke Seoul." Sahut Trez lalu bangkit dari duduknya.

"Kenapa tiba-tiba?" Tanya Shin. Trez tidak langsung menjawab, dia memfokuskan pandangannya ke gelas kopi yang bertengger di meja, lalu menoleh Shin yang masih betah duduk di posisinya.

"Ayo kita masuk, udara semakin dingin." Kata Trez akhirnya yang sengaja mengalihkan pembicaraan, pria itu menutup layar PC dan membawanya tanpa izin Shin yang hanya menatap dengan wajah ditekuk. Akhirnya gadis itu terpaksa menurut mengekori Trez yang hanya diam dengan langkah pelannya.

HUGO TREZ (Completed✔️)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang