Part 13 My Tutor 📝❤️

366 40 10
                                    

Klik 🌟 ya readers

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Klik 🌟 ya readers


Shin menggerutu dalam hati, bagaimana bisa dia mengajar dengan baik jika muridnya ini menggodanya dengan kalimat-kalimat aneh yang mampu membuat bulu kuduknya merinding. Harusnya tetangganya sudah menyadari guru cantiknya ini sudah gelisah dan cemberut. Harusnya Shin juga tidak boleh terganggu oleh kalimat yang dilontarkan tetangganya.

Nyatanya? Setiap kalimat pria ini mampu mempengaruhi sekujur tubuhnya, mengacaukan otaknya yang sudah sembrawut memikirkan Dexter yang belum juga ada kabar.

"Apakah kekasih mu belum ada kabar?" Tanya Trez tiba-tiba setelah bosan membolak-balik halaman buku TK di tangannya. Pria ini seperti sedang membaca pikiran Shin, dia seolah tahu gadis cantik di hadapannya sedang memikirkan korelasi kalimat yang dilontarkannya dengan kekasihnya yang menghilang.

"Hyun Bin, cobalah sekali saja kau tidak menggoda ku dengan pertanyaan bersifat pribadi" Kata Shin pelan namun terdengar tegas.

"Aku hanya penasaran saja. Menurut ku kau tidak usah memikirkan nya lagi. Melihat situasi dan kondisi yang kau alami ini, Semua orang berpikir kau sedang dicampakkan" Trez mulai mengeluarkan argumen kejamnya.

"Ini buku pelajaran ku ketika masih TK. Judulnya: Belajar membaca dan menulis Hangul" Kata Shin mengalihkan topik pembicaraan.

"Kau bisa mencari penggantinya, memacari pria lain. Menurut ku hanya itu cara cepat untuk move on" kata Trez sembari meletakkan kembali buku tersebut, tangannya memutar-mutar pensil, sesekali diketuk-ketukan ke meja.

"Kamu belajar saja sendiri" Dengus Shin sambil bangkit berdiri, kalimat nya juga diucapkan dengan bahasa formal. Sudah pasti tujuan nya adalah ingin memberikan batasan antara dirinya dan tetangganya ini. Shin tidak ingin pria yang baru dikenalnya ini terlalu jauh turut campur dalam masalah pribadinya.

"Don't go, please" Trez mencekal lengan Shin lembut. Ada penyesalan yang tersirat dari tatapan matanya.

"I am sorry. I need you.." Trez tidak melanjutkan kalimatnya, ada jeda sekitar enam puluh detik dia berdiam diri. Tangannya masih betah mencekal lengan Shin erat, lalu bergerak turun ke jemari Shin, memberikan genggaman hangat yang entah apa maksudnya namun sukses mengirimkan sinyal aneh sehingga membuat dada Shin bergemuruh.

"I mean ... You're my teacher." Sambung Trez gagap.

"Fine. Aku janji tidak akan mengganggu pikiran mu lagi. Aku akan belajar serius hingga pandai" kata Trez lagi.

Cukup lama Shin mematung, menatap pria yang juga menatapnya dengan tatapan memohon. Sebuah tatapan yang mampu meruntuhkan pertahanan hati Shin.

Shin menepis tangan pria itu, lalu kembali duduk dengan memasang wajah datar. Dia memberikan buku TK yang versi lain pada Trez. Pria itu membolak-balik halaman demi halaman dengan wajah berkerut.

"Hapalkan dulu huruf vokal dan konsonan itu. Nanti baru belajar menuliskannya" perintah Shin.

"Yes, I do my teacher" Sahut Trez sambil tersenyum simpul.
Padahal otak Trez masih saja dipenuhi pikiran-pikiran jahil untuk menggoda Shin. Namun dia harus menahan diri, dia tidak mau kehilangan tutor dalam hitungan menit.

HUGO TREZ (Completed✔️)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang