Part 15 💔

376 43 2
                                    

Klik 🌟 ya reader

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Klik 🌟 ya reader

Ssaem. Don't be late. Or I won't pay you 🤑

Shin memonyongkan bibirnya membaca text dari tetangganya, menurut nya tetangganya semakin kekanakan.

"Bukankah dia bilang akan berpergian?" Gumam Shin lalu bangkit dari kursinya, dia menatap wajahnya di cermin.

Shin sedang menunggu text maupun panggilan telepon dari Dexter, tapi mengapa tetangga resek yang justru menghubungi terlebih dahulu.

"Oh no. Mengapa mata ku berkantung seperti mata panda begini? " Dengus Shin panik, gadis itu membuka laci lemari rias dan tangannya merogoh-rogoh kasar mencari sesuatu yang bisa digunakannya untuk menyamarkan kantung matanya.

"Aiish kemana benda itu" Gerutu Shin jengkel. Dia tidak punya pilihan selain mengakali dengan cara darurat untuk menyamarkan kantung matanya. Shin menggunakan eye corrector pada area mata pandanya. Dia mematutkan warna eye corrector dengan warna kulitnya sesaat, lalu pilihannya jatuh pada warna jingga karena kulitnya yang putih membutuhkan warna terang, juga tidak sulit menemukan warna yang cocok. Shin mengaplikasikannya dengan consealer berwarna senada dengan kulitnya, jemarinya mulai memoleskan ke area mata pandanya secara merata. Shin juga merias wajahnya dengan riasan minimalis, dia tidak mau tetangganya menganggap dirinya sengaja berpenampilan cantik untuk dirinya, yang ada tetangganya itu semakin kegirangan lalu semakin besar kepala.

Shin tersenyum puas dengan hasil kreasinya dalam keadaan terjepit seperti saat ini, selanjutnya dia mulai disibukan memilih outfit yang cocok untuknya agar tidak terlihat kucel dan norak seperti yang sering nyonya park dengungkan untuk menggoda putrinya. Nyonya park selalu berlebihan membully penampilan putri jelitanya, padahal jika ada konstes kecantikan tingkat kompleks sudah dipastikan Shin akan menempati posisi the winner berturut-turut selama sepuluh tahun.

"Aku suka ini" Shin akhirnya menentukan outfit pilihannya pada sebuah t-shirt longgar berwarna hitam. T-shirt itu masih ada tag harganya yang artinya belum pernah dipakainya, Shin memadukannya dengan denim short, sementara rambutnya dikuncir ekor kuda. Sentuhan terakhir penampilan casualnya sebuah handbag navy dan flat shoes membuatnya semakin terlihat cantik dan trendy.

Shin bergegas keluar rumah sebelum ibu maupun ayanya kembali.

"Mau kemana?" Tegur nyonya park tahu-tahu muncul entah dari mana.

"Cari uang tambahan bu, tuh ke rumah tetangga ibu yang menyebalkan." Jawab Shin menunjuk ke arah rumah tetangganya dengan ujung bibirnya.

"Tidak biasanya kau rapi begini, biasanya juga iler di mulut pun masih lengket ketika berkunjung ke rumah dia." Komentar nyonya Park. Shin mengecerutkan bibirnya, lalu memberikan ciuman pada pipi kanan ibunya seperti seseorang yang sedang pamit ingin berkencan diakhir pekan.

"Ngajarin orang itu yang benar, jangan bikin malu menteri pendidikan Negara kita" nasehat nyonya Park disahut anggukan shin.

"Apa hubungannya dengan menteri pendidikan" Gerutu Shin. Beruntung ocehannya tidak terdengar oleh ibunya.

HUGO TREZ (Completed✔️)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang