Klik 🌟
biar author semangat"Aku ingin jujur, pada kenyataannya aku takut kehilangannya. Semakin aku ingin jujur semakin aku menggigil ketakutan.
Rasa ini membelenggu ku, rasa menginginkannya yang teramat kuat"**
"Hyun Bin?" Ulang Shin ketika jendela terbuka semakin lebar. Namun dia tidak melihat siapapun, di sana hanya gelap karena langit sedang ditutup mendung tebal. Shin merapatkan diri ke dinding, tubuhnya semakin gemetar.
"Sumpah tidak lucu. Aku tidak akan memaafkan mu." Ujar Shin semakin ketakutan.
Ada sekitar tujuh puluh detik dia tidak melakukan apa-apa selain memandangi jendelanya dengan perasaan takut, tangan kirinya berpegang kuat pada gagang pintu kamar, dia sudah memasang kuda-kuda jika saja hal tidak diinginkan terjadi. Sementara tangan kanannya masih memegang erat vas bunga keramik.
Bruk
Tiba-tiba sekelebat bayangan hitam melompat, membuat Shin terpekik namun secepat kilat bayangan itu membekap mulutnya. Shin meronta-ronta berusaha membebaskan diri.
"Sssst, ini aku" bisik pria itu, shin membuka mata perlahan dan matanya sudah berembun hampir menangis demi melihat tetangga menyebalkannya tersenyum menggoda.
"Kau tidak waras." Dengus Shin lalu duduk menyandar di tepi kaki tempat tidurnya. Dia menatap tetangganya yang berkeliling di kamarnya bagaikan pencuri yang sedang berpatroli sebelum menjarah isi kamar korbannya.
KLIK
Dia menekan tombol pintu kamar Shin membuat gadis itu bergidik ngeri, sepasang matanya tetap waspada. Jika saja tetangganya berani kurang ajar, Shin sudah mempersiapkan diri pada rencananya.
Trez berjongkok di depan Shin, meneliti wajah gadis yang masih ketakutan. Lalu pria itu berdiri dan melangkah menuju jendela, hanya sekitar tiga puluh detik dia kembali menenteng sebuah box persegi dan membukanya di hadapan Shin yang hanya mengerutkan kening.
"Ngapain bawa cake kemari?" Tanya shin heran setelah tetangganya mengeluarkan cake yang bertaburan bunga-bunga yang didominasi warna pink.
"Selera mu memang payah" ujar Trez seolah sedang mengkritik cake nya sendiri. Rupanya dia sendiri tahu cake yang dibelinya cocok untuk ulang tahun seorang nenek yang berusia 85 tahun.
Tik tik tik
"Happy birthday " ucap Trez tulus dan lembut.
Tidak ada ritual tiup lilin maupun potong kue, mereka memotong secara asal lalu memakannya bersama-sama."Tidak ada air minum?" Tanya Trez, Shin bangkit mengambil botol yang hanya berisi setengah.
Mereka berbagi air minum dengan santai. Trez juga duduk berselonjor menirukan Shin, bersandar di kaki ranjang.Shin mendengus kesal demi melihat outfit pria di sebelahnya, hanya mengenakan denim selutut dan kaos navy tipis. Bagaimana bisa tetangganya sangat santai berpenampilan seperti itu, padahal di luar cukup dingin.
KAMU SEDANG MEMBACA
HUGO TREZ (Completed✔️)
FanfictionHugo Trez (Hyun Bin) seorang pembunuh bayaran berkebangsaan Amerika Serikat. Dia salah satu prajurit terbaik yang pernah tergabung dalam pasukan khusus The Night Stalkers atau yang lebih dikenal dengan sebutan 160th Special Operations Aviation Regim...